Kematian tragis ketua gangster Kota M membuat kemarahan anggota gengster. Mereka melakukan sweeping untuk mencari keberadaan si pembunuh. Kondisi Kota tidak dapat dikendalikan.
Kini gangster diambil alih oleh wakil ketua yang lebih bengis. Dia memerintahkan mencari pembunuh bosnya.
Sementara, raja gembolan bawah tanah yang menjadi musuh bebuyutan gangster sangat senang atas kematian ketua gangster. Mereka juga sedang mencari si pembunuh untuk mengucapkan terimakasih.
Bahkan polisi dan pihak militer kewalahan.
"Cucu! Apakah kamu yang melakukannya?" Tanya seorang Kakek berumur depan puluhan tahun. Walaupun tua, badan orang tua itu terlihat tegap dan kuat.
Gadis itu tidak menjawab, dia langsung mematikan ponselnya dan memasuki asrama.
Polisi sendiri kesulitan mencari pelaku karena tidak ada alat bukti yang kuat. Polisi hanya menemukan, tulang di bagian dada patang akibat pukulan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BagusBLTR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membantu Dara
Kedatangan Firza ke asrama putri menjadi perhatian penghuni asrama. Apalagi yang datang adalah Firza yang mereka tahu sebagai putri mafia yang sangat ditakuti. Tentu saja bukan itu saja, Firza datang kengikuti Dara yang selama ini diremehkan.
Dara memang miskin dan bekerja sebagai tukang sapu dan pelayan restoran. banyak penghuni asrama yang memandang remeh Dara. Sisanya tidak peduli. Baru kali ini Dara ikut menjadi perhatian. Karena Firza yang terus mengikutinya.
Di asrama, rata-rata mereka adalah pendatang dari kota lain yang kuliah di sini. Mengenai latar belakang mereka, tentu saja setidaknya orang tua mereka mampu. Apalagi kuliah di sini sangat mahal, jadi mustahil jika mereka bukan dari kalangan yang mampu.
Sedangkan Dara sendiri harus kerja siang dan malam demi membiayai kuliahnya. Dara tidak peduli dengan orang-orang yang memperhatikannya. Dia terus saja berjalan melewati lorong dan akhirnya sampai di depan pintu asrama. Dara mengeluarkan kunci dan membuka pintu. Dua gadis yang tinggal bersamanya ternyata masih tidur.
"Nona, bolehkah aku masuk?" Bisik Firza dari belakang.
"Masuklah!" Jawab Dara.
"Nona, Anda tinggal di sini? Bukankah ini terlalu kecil?" Firza melihat ada tiga ranjang tidur. Di samping masing-masung ranjang ada meja belajar. Meja Dara benar-benar tidak ada benda lain selain buku. Buku-buku tebal memenuhi mejanya. Entah buku apa itu, Firza sama sekali tidak ingin membacanya.
"Duduklah, aku mau mandi." Ucap Dara dan dia langsung menuju kamar mandi. Sementara Firza mulai melihat-lihat buku-buku yang dia lihat di meja. Tidak ada sekalipun dia tertarik untuk membacanya. Dia hanya melihat-lihat saja. Hampir semua buku berbahasa Inggris dan beberapa lainnya berbahasa Mandarin.
Firza menghitung buku-buku di meja. Ada lebih dari seratus buku.
"Bagaimana membacanya?" Gumam Firza.
Tidak ada benda lain, misalnya bedak, lipstik atau apapun yang berkaitan dengan wanita. Setelah beberapa lama, Dara keluar dari kamar mandi, saat itu Firza masih duduk di tempat tidur Dara.
"Nona, apakah Anda suka membaca buku-buku itu?" Tanya Firza.
Dara menoleh ke arah Firza, "Tentu saja. Aku sudah membaca buku-buku itu berulang-ulang. Kalau aku punya uang, aku mungkin akan membeli lebih banyak buku." Jawabnya.
"Buku apa yang ingin Anda beli?" Tanya Firza lagi.
Dara menyebut beberapa buku yang ingin dia beli. Diam-diam Firza merekam percakapan mereka. Buku-buku yang disebut oleh Dara benar-benar membuat Firza pusing tentu saja dia sama sekali tidak ingin memiliki buku-buku semacam itu. Itu sangat tidak enak dibaca.
Diam-diam Firza mengirimkan hasil percakapannya dengan Dara kepada ayahnya. Tidak menunggu lama, Bing langsung ke toko buku untuk membeli buku-buku yang disebutkan dan menginformasikannya pada Firza.
"Nona, kenapa teman-temanmu masih tidur? Apa mereka tidak kuliah?" Tanya Firza.
"Kuliah atau tidak, bukan urusanmu. Urus saja dirimu! Dara! Aku peringatkan kamu, jika membawa orang lagi, maka aku akan membuat garis hitam di wajahmu makin lebar." Sahut seorang gadis yang masih terbaring di tempat tidurnya. Dia memgatakan itu dengan mata terpejam.
"Oh! Kamu sangat berani, ya? Apa kamu tidak tahu siapa aku?" Firza marah.
Gadis yang baru saja bicara langsung bangun. Ketika melihat Firza, dia terkejut. "Nona Firza?"
"Iya aku! Kamu berani mengancam Nona Dara? Apa kamu tidak takut mati?" Sahut Firza.
"Aku, aku, kenapa Anda di sini?" Gafis itu gugup karena tidak menyangka gadis yang ada di kamar itu adalah Firza, putri Bing yang terkenal itu.
"Memangnya kenapa kalau aku di sini? Apa kamu keberatan?" Firza mendatangi gadis itu.
"Kamu berani mengancam Nona Dara, maka aku yang akan bertindak! Kali ini aku tidak akan bertindak, tetapi, jika kamu berani mengancam Nona Dara, lagi maka aku akan merusak mulutmu!" Tangan Firza mendorong kepala gadis itu dan dia kembali terbaring. Gadis itu tidak berani bangun.
Dara sebenarnya tidak terlalu senang dengan tindakan Firza. Hanya saja dia tidak melarangnya. Dara tahu, gadis satu kamarnya sudah pasti tidak akan berani lagi bertindak kasar atau meremehkannya.
"Cepat minta maaf pada Nona Dara!" Teriak Firza. Gadis bernama Siska itu buru-buru bangun dan langsung meminta maaf, "Dara, aku minta maaf!"
good job
goodluck🙏💪 👍❤
mg samai habis ttp bikin girang 🙏😃
goodjob🙏💪👍❤