Kisah Seorang Dokter Muda dengan segudang prestasi dan kesempurnaan dalam hidupnya, ternyata mempunyai masa lalu dari seorang laki-laki yang menyakitkan, semua itu membuatnya harus pergi meninggalkan kota kelahiran dan keluarganya
Dokter ALENA berasal dari Keluarga Milyarder yang hidup sederhana dengan menutupi identitasnya
Disaat Seseorang yang pernah menorehkan luka di hatinya tiba-tiba muncul kembali di kehidupannya, apa yang akan terjadi ?
Penasaran, yuk ikuti ceritanya ya
cerita ini adalah seri ke 2 dari kisah sebelumnya "POWER OF WOMAN"
Salam kenal dan jumpa dari Author
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 21
"Hallo, ada apa Al ?"
"Maaf Ed, aku meninggalkan tas ku di meja kamarmu, apa kau melihatnya ?"
"Iya, aku simpan, tadi pagi mau aku kasihkan, keburu ada kejadian di lif tadi, jadi aku lupa"
"Sekarang ada dimana? "
"Ini aku bawa ke kantor, emang kenapa ?"
"Maaf Ed, aku sangat membutuhkan buku catatan yang ada di dalam tas ku, bisa kau antarkan ke sini?"
Edward tersenyum licik, berniat mengerjai Alena, sementara Daniel yang dari tadi memperhatikan Edward penasaran dengan wanita yang membuat sahabatnya itu bisa tersenyum aneh
"Gak bisa, aku sibuk"
TUT TUT
Sambungan telepon diputus oleh Edward
"Siapa ? Seneng banget kayaknya kamu Ed, senyum-senyum gitu, Cewek ?"
"Hem, kamu pasti kaget siapa siapa yang menelepon ku barusan Niel "
"Emang siapa ?"
"Alena"
Tiba-tiba terdengar Handphone Edward berdering kembali, kali ini Edward me load speaker sambil tersenyum melirik Daniel
"Apa lagi Al ?"
"Jangan berani tutup lagi Ed, atau aku hajar kau nanti"
"Kamu ini dokter apa preman, bar bar banget"
"Bodo, aku mau ke tempatmu ngambil tas ku, kirim alamat kantormu, cepet!"
TUT TUT
Kali ini Alena yang memutuskan sambungan teleponnya, Edward tersenyum puas dan melihat ke arah Daniel
"Tungu, jangan bilang itu Alena Bilqis Nugraha"
"Sayang sekali kali ini kamu benar Niel" kata Edward sambil mengirimkan alamat kantornya ke Alena
"What, gila, beneran Ed, Alena adik Alex ?"
"Iya, dia sudah jadi Dokter Spesialis Bedah Sekarang"
"Hah, masak sih Ed, gak salah lu, bukannya dia masih bocil ya ?"
"Iya, aku juga heran, ternyata otaknya encer banget tu bocah, tapi sekarang dah beda, sikapnya jauh lebih dewasa dari sebelumnya, mungkin karena umurnya juga sudah 22 tahun sekarang"
"Tau banyak kayaknya kamu Ed"
"Begitulah" jawab Edward
Setelah itu Edward bercerita panjang lebar mulai dari pertemuan awal dengan Alena hingga sekarang
"Oh, jadi Alena gak tau kalau malam itu kamu cuma mengerjainya ?" tanya Daniel
"Hem, sepertinya begitu"
"Sebenarnya gimana sih kejadian malam itu Ed, dulu kamu cerita gak begitu jelas"
"Yang jelas aku tidak merusak kehormatannya, aku jamin waktu itu dia masih Suci, yang melepaskan semua pakaiannya juga seorang wanita pegawai hotel yang aku bayar"
"Gila kamu Ed, apa gak ada niatan kamu untuk menceritakan semuanya ke Alena ?"
BRAK
Tiba-tiba pintu ruangan Edward terbuka dengan kasar
"Mana tasku ?" Suara dingin Alena yang tanpa permisi membuka pintu dan langsung masuk berdiri di depan Edward
"Al, Alena" ucap Edward sangat terkejut
"Berikan Tas ku" ucap Alena sekali lagi
"Sial*n, apa dia mendengar semua nya ?" Batin Edward khawatir
Edward memberikan Tas Alena , detik berikutnya Alena langsung menyahut Tas nya dengan kasar
"Berjumpa lagi tuan Daniel" kata Alena menyapa Daniel dengan tatapan dingin
"Pertanyaan anda ke Edward akan aku jawab, dia tidak perlu mengatakan apa yang kalian ceritakan tadi kepada ku, karena aku sudah mendengar semuanya tadi"
DEG
Edward sangat kaget, begitu juga dengan Daniel yang tidak menyangka Alena sudah mendengar semuanya
"Aku hanya bertanya satu kali Ed, apa yang kalian omongkan tadi semuanya benar ?" Tanya Alena
"Iya Al, Aku_"
PLAK
Tamparan keras tangan Alena mendarat di pipi Edward, Daniel yang melihatnya juga sangat terkejut
"Ingat baik-baik Edward Runcel Eagle, jangan pernah muncul lagi di hadapanku, aku selalu berharap tidak pernah kenal dengan Bajing*n seperti mu, laki-laki Biad*b !" Ucap Alena dingin dan menusuk, kemudian Alena langsung melesat pergi
"Al, tunggu Al, Alena !" teriak Edward, namun Alena tidak menggubrisnya, dan berlari keluar gedung perusahaan Edward
"Sial, aku kehilangan Alena, cepet banget larinya" batin Edward dan berjalan masuk balik lagi ke ruang kerjanya
"Gimana Ed, kau sudah menjelaskannya ?" Tanya Daniel
"Aku kehilangan jejak Alena Niel, cepet banget itu bocah larinya"
"Sabar Ed, sepertinya kalian berjodoh"
"Kau itu ngomong apa, ngaco "
"Aku lihat tadi Alena sangat terluka Ed, kemungkinan besar dia juga punya rasa terhadapmu, jangan sia-siakan, dia juga gadis yang spesial"
"Hem, entahlah, dia juga masih bocah"
"Usia 22 tahun itu bukan bocah lagi, lihatlah tadi penampilannya, aku bahkan sampai tak berkedip melihatnya"
"Kau memang seperti itu Niel, paling tidak bisa lihat wanita Cantik"
"Hei, jangan menghina kelebihanku Ed, ingat, Alena wanita yang luar biasa, jangan sampai kau menyesal"
"Iya, cerewet banget sih lu "
"Kalau kamu gak mau, aku siap maju menggantikanmu Ed, Alena cantik, cerdas, mandiri dan satu lagi yang membuat semua laki-laki pasti mengejarnya, masih muda hehehe"
"Dasar otakmu Niel "
"Eh, ini hasil survei bro"
"Iya, survey laki-laki mesum kayak kamu" jawab Edward
Setelah lama berbincang akhirnya Daniel segera pamit untuk terbang kembali ke Jakarta
Sementara itu Alena melajukan mobilnya dengan sangat cepat melampiaskan kemarahan yang di rasakan karena perbuatan Edward, sampai di area Parkir Rumah Sakit, Alena tidak turun dari mobilnya, dia terdiam dan sesaat kemudian menangis sejadi-jadinya, setelah puas dengan tangisannya Alena segera keluar karena akan ada jadwal operasi dan harus segera bersiap
Kali ini Alena tidak pulang ke kontrakan maupun ke Apartemen Delia, melainkan menjalankan mobilnya tanpa arah, hingga berhenti di sebuah taman yang banyak sekali anak-anak sedang bermain, Alena duduk di kursi taman dan menikmati pemandangan indah itu
Tak lama panggilan masuk berdering dari handphone Alena
"Al, kamu dimana sih, kita pada bingung nyari kamu ni !" Teriak Delia cemas
"Aku keluar, lagi jalan-jalan, hik hik" Alena tak kuasa menahan tangis saat mendengar suara sahabatnya
"Al, kamu kenapa, kamu nangis, Al, Halo, kamu di mana, jawab Al, halo Al!" Suara Amaya panik
"Halo, aku di taman Mawar Asri, bisakah kalian ke sini ?"
"Oke, jangan kemana-mana "
TUT TUT
Sambungan telepon diputus oleh Delia
Setengah jam kemudian Amaya dan Delia berlarian ke arah Alena, dengan wajah cemas dan nafas yang masih ngos-ngosan keduanya langsung duduk di samping Alena
"Al, kamu kenapa sih ?" Ucap Amaya
"Ya Alloh Al, aku Sampek nyesek gak bisa nafas denger kamu nangis kayak tadi, cerita Al, ada apa ?" Sahut Delia
"Maaf, aku tadi masih emosi, jadi gak bisa nahan, pengen nangis aja denger suara kalian"
"Iya gak apa-apa, sabar Al, tenang, kita selalu ada buat kamu oke" ucap Amaya
Selanjutnya Alena langsung menceritakan semuanya, baik Amaya dan Alena sangat terkejut dengan kenyataan yang diceritakan oleh Alena, antara senang mendengar kenyataan bahwa Alena masih suci dan sedih karena Edward tega mempermainkan hidup Alena dengan berbohong selama 6 tahun, setelah semuanya tenang, ketiganya langsung pulang ke Apartemen Adelia karena tempat yang paling dekat dengan posisinya sekarang
*
Sudah 2 Minggu Edward berusaha menghubungi dan mengirim pesan ke handphone Alena, namun hasilnya tetap sama, tidak ada jawaban dan balasan, Edward semakin merasa bingung dan bersalah dengan apa yang sudah dia lakukan ke Alena
Bersambung
Terimakasih, jangan lupa jejak dukunganya (like komen, vote dll)