gadis berusia 17 tahun yang bernama Kiara. yang kasar dan selalu berada dalam bayang-bayang keluarganya. Suatu hari, ia secara tak sengaja terjatuh dan mendapati dirinya terjebak dalam tubuh tokoh utama novel favoritnya, yang juga bernama Kiara.
sifat kiara dalam novel sangat bertolak belakang dengan kepribadian aslinya. Dengan nama yang sama dan kehidupan yang sama sekali berbeda, kiara harus berjuang untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan barunya dan mencari tahu bagaimana ia bisa bertahan dan tak kembali.
kehidupan barunya mungkin lebih baik dari yang ia miliki sebelumnya. Ia belajar untuk melihat dunia dari perspektif yang berbeda, merasakan cinta yang belum pernah ia rasakan sebelumnya, dan menemukan kekuatan dalam kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eji Lona, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23
" shit, gue gak denger mereka gomong in apa sialan "
Ke dua orang lain nya hanya saling berpandangan, cowok memakai koas olahraga itu membuka kembali layar laptop nya, terlihat kiara dan hans berjalan keluar untuk pulang
dia kemudian menutup kembali laptop itu, diva mengertak kan gigi nya menahan amarah
dia menarik nafas nya dalam, berusaha meredam emosi nya sendiri.
Ke dua orang tadi duduk bersender di sana
" div duduk , lo ngapain gitu"
diva kemudian duduk bersebelahan dengan nya, emosi nya sudah mereda
" eh iya, gomong gomong kok kita baru sadar satu sekolahan sama dia ya, apalagi kita hampir dekatan waktu ketemu nya, ya ngak "
tanya diva ke pada ke dua teman nya
" na gue juga gak sengaja, mungkin ini takdir, gue agak tertarik sama sikap pemberani dia, eh ternyata, gue jadi gali informasi sama adek nya dan bener dia hilang ingatan"
"hilang ingatan serius lo"
tanya cowok baju olahraga tadi
" iya serius"
Diva bernafas lega
"ya kalo gitu dia gak bakalan inget kita kan, dan dia pasti lupa sama kejadian itu, itu bagus sih kita bisa mulai dari awal kenal nya kan, lagian dari pada dia inget, malah takut nya mental nya terganggu"
" iya , gue udah kenalan sama dia dong, ya walaupun ngak resmi sih, tapi sempet gobrol lo gue"
"alah, lo cuma gitu dong, tuh dia kenalan sama gue resmi bahkan dia yang nyodorin tangan nya duluan, apalagi dia manggil gue ganteng, terus gue pangil dia sayang"
Ucap nya dengan sombong
Afan berdiri
" gue dong , udah gendong dia terus nemenin dia tidur lama banget"
Diva dan suga ikut berdiri " heh gendong, tidur di mana"
" uks " jawab afan singkat
Diva dan suga saling berpandangan lalu bernafas lega
Diva lalu berjalan mengelilingi ke dua teman nya
" gue dong udah ciuman dan pelukan sama dia, di pipi sama dahi dong"
" whatttt" jawab kaget ke dua nya
suga mendorong nya sampai terduduk di sofa
" lo ngak usah halu "
diva tertawa keras , afan menedang kaki nya
" lo jangan halu , ketingian"
" dih, siapa yang halu , pertama pas malem ke dua di belakang sekolah gerti lo pada "
Suga dan afan saling mengerut kan pandangan mereka.
" malem malem lo nyamperin dia lo masuk ke rumah nya, gimana sih maksud lo"
" ngak nyamperin, dia kayak nya habis dari supermarket, soalnya bawa kresek isi jajan nah dia gak sengaja di situ liat gue bunuh preman , pas dia kabur gue kejar kan, pas liat wajah nya cantik juga eh ternyata itu dia jadi gue ancem dia terus gu"
Bukkkk
Bukkkk
Belum selesai diva bercerita, suga dan afan lebih dulu memukuli nya, mereka begitu kesal mendengar cerita diva.
LO EMANG GILA LO BISA BISA NYA LO BIKIN DIA NGELIAT MODE PSIKOPAT ELO
LO UDA NODAIN MATA SUCI KESAYANGAN GUE EMANG OTAK LO UDAH MATI
Diva tersungkur di lantai, sudut bibir nya berdarah karna pukulan ke dua teman nya tadi, namun ya dia biasa saja lalu duduk sambil bersandar di sofa
Diva mengelap darah yang ada di sudut bibir nya
" gue mana tau bakal ketemu dia di waktu yang gak tepat kayak gitu, dia biasa aja kok, gue ngeliat dia besok nya dan dia baik baik aja, dan pas gomong sama gue dia juga biasa aja "
Afan dan suga bernafas dalam
mereka berdua mengulur kan tangan lalu membantu diva duduk di sofa kembali
"mungkin , karna dia uda pernah liat gue bunuh orang sebelum nya"
" kapan "
" waktu itu, kiara liat gue bunuh orang, terus dia malah meluk gue, dan bilang kalo dia bakalan lindungin gue, dan gak bilang siapa siapa"
Skip
Di lapangan outdoor
seluruh siswa kelas XI ipa memakai pakaian olahraga sedang melakukan pemanasan di sana
seorang guru laki laki dengan wajah galak nya tengah mondar mandir, sambil terus memeperhatikan setiap detail barisan mereka
wajah para murid penuh dengan keringat, karna matahari yang panas cukup menyengat mereka, apalagi mereka dari tadi terus berjemur di bawah nya.
" aduh, ini pemanasan udah lebih dari 20 menitan nih, pemanasan apa penyiksaan sih"
Kiara mengelap berkali kali keringat di dahi yang turun ke mata nya, sesekali dia memegang i pipinya yang terasa panas, kiara yakin wajah nya pasti memerah.
Hans mendekati kiara
" udah, istirahat aja ra"
kiara menggeleng
" ngak, tuh guru nanti marah marah "
" udah, biar gue yang ijinin"
" dah lah ngak usah, aku gak papa, dulu juga bisa lebih parah, cuma aku emang gak tahan panas matahari"
Hans sedikit terkekeh
" ya udah ra, kamu pindah belakang aku ya, nanti biar ketutupan sama badan aku"
kiara menganguk lalu pindah ke belakang hans, kiara sedikit merasa lega tidak terlalu kepanasan karna terhalang bayang bayang tubuh hans.
Kiara merasa lelah
" kayak nya besok aku sarapan yang agak bergizi aja deh, masak tiap hari roti mulu, lama lama lebar badan ku kebanyakan penggembang, ni pipi aja udah makin gede"
kiara mencubit pipinya sendiri.
KIARA
teriakan keras membuat kaget mereka semua
" hah , aku, saya eh iya pak"
pak guru menghampiri kiara di belakang hans
kiara menatap guru itu
" ada apa pak"
" ada apa,ada apa ngapain aja kamu yang lain pada gerak pemanasan kenapa kamu malah diem"
Kiara sedikit tertawa canggung.
" itu pak, kan katanya kita pemanasan, la saya udah kepanasan pak jadi saya ngadem dulu hehe"
Semua orang menatap kiara, terlihat wajah wajah teman sekelas kiara ikut mengganguki ucapan nya
" kamu ya"
Bentak pak guru
" iya pak, saya kiara"
Ucap nya spontan
Pak guru mengepal kan tangan nya, wajah nya kesal dan memerah.
" kamu kiara, berdiri hormat di depan tiang bendera merah putih , sampai pelajaran selesai"
Kiara melirik hans yang seperti ingin melabrak pak guru itu, kiara mengedip kan mata meng isyarat kan untuk tetap diam.
" pak tapi kenapa saya di suruh suruh pak, kan ngak upacara"
bantahan kiara semakin membuat guru itu naik darah.
' kamu tau apa kesalahan kamu"
Kiara mengeleng
" kamu gak tau kesalahan kamu sebenar nya"
" saya ngak ngapa ngapain pak, beneran, saya cuma diem, bapak kan tadi nyuruh kita olahraga di lapangan biar badan kita semua panas pak, jangan kan panas, udah hampir pingsan pak dehidrasi"
" kiara cepat lakukan "
" baik pak"
Kiara berjalan ke arah tiang bendera itu, tak di sangka hans mengikuti nya dari belakang
Pak guru menghela nafas nya dengan kesal.