Anaya Karenina terusir dari rumahnya sendiri karena tak bisa membayar hutang orangtuanya.Gadis berusia 20 tahun itu tak tau harus kemana karena tak memiliki sanak keluarga.Sampai ia bertemu dengan orang yang menyelamatkannya dan merubah hidupnya.Ia harus menikah dengan sang pria karena permintaan sang ibu dari pria itu yang sudah menyukainya saat awal bertemu.
Bagaimana pernikahan mereka?apakah Anaya akan bisa melanjutkan pernikahannya tanpa adanya cinta?
Simak cerita selanjutnya ya!.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kelinci kecilku
"Tidak akan",balas Anaya.
"Kita lihat saja nanti",ucap Sean tersenyum penuh arti.
"Huh dalam mimpimu",kesal Anaya.
"Jangan terlalu yakin gadis kecil kita tidak tau apa yang akan terjadi ke depannya",ucap Sean tersenyum penuh arti.
"Saya akan pergi dari sini,jadi tidak akan ada pernikahan",ucap Anaya melangkahkan kakinya meninggalkan Sean.
"Lalu kau akan jadi gembel diluaran sana,huh?",teriak Sean membuat Anaya mengehentikan langkahnya.
"Itu lebih baik dari pada aku menikah denganmu Tuan arogan",ucap Anaya lalu pergi meninggalkan Sean yang tersenyum tipis.
"Gadis yang menarik",gumam Sean.
***
"Dasar pria aneh...tadi menolak untuk menikah tapi sekarang malah setuju.Dasar pria arogan plin plan.Aku harus cepat cepat pergi dari sini", gerutu Anaya berjalan menaiki tangga.
"Ini lagi untuk apa tidur dilantai atas kalau lantai bawah saja memilki banyak kamar.Bikin capek kaki buat menaikinya saja",gerutu Anaya yang ikut menyalahkan tangga saking kesalnya pada Sean.
"Maaf Nona Anaya",ucap salah satu pelayan membuat Anaya mengehentikan langkahnya.
"Ya...ada apa Bi?",tanya Anaya menghentikan gerutuannya.
"Disebelah sana ada lift agar Nona lebih cepat sampai keatas",ucap pelayan itu menunjuk sisi sebelah kiri tangga.
"Huh...kenapa tidak mengatakannya padaku Bi?,ucap Anaya yang kemudian kembali turun menuju lift yang dimaksud pelayan itu.
"Maaf Nona saya pikir Nona sudah mengetahuinya",jawab pelayan itu ramah.
"Kalau aku tau aku takkan turun naik tangga ini dari kemarin Bi",ucap Anaya kemudian memencet tombol lift yang akan membawanya kelantai 3.
Pelayan itu hanya menggeleng kecil melihat tingkah Anaya yang menurutnya sangat lucu.
"Hmmm",Sean berdehem pelan saat melihat seorang pelayan yang berdiri didepan lift.
"Maaf Tuan",ucap pelayan itu dengan kepala menunduk dan mundur beberapa langkah.
Sean kemudian memasuki lift untuk mengejar Anaya.Ia tau gadis itu tidak main-main dengan ucapanya.Sean tidak ingin Anaya pergi dari mansion ini karena ada sesuatu hal yang ia tahu tentang keluarga Anaya yang membuatnya harus melindungi gadis itu.
Anaya mencari koper miliknya namun tak ia temukan.Entah dimana Sean menyembunyikannya.Ia tak ingin berlama-lama tinggal di mansion ini apalagi harus menikah dengan pria arogan seperti Sean.
Anaya mendudukan dirinya diatas kasur karena kelelahan mencari koper miliknya.Gadis itu memijit pangkal hidungnya pusing dengan masalah yang ia hadapi.
"Ma...Pa...kenapa kalian ninggalin Naya sendirian di dunia ini,Naya harus kemana lagi?.Naya gak mau nikah muda Ma",isak Anaya yang teringat dengan kedua orangtuanya.
Sepasang mata dari tadi memperhatikan gadis itu yang sedang menangis.Ada rasa tak tega dengan nasib gadis itu.Tapi untuk melindunginya dia harus mengabulkan keinginan Mamanya untuk menikahi gadis itu.
Sean membiarkan Anaya sendiri dikamar itu dan kembali melangkah pergi menuju kamar lain.Ia sudah memerintahkan para penjaga agar Anaya tidak bisa kabur.
Sean tak mau menggangu gadis itu.Biarlah dia berpikir lebih dahulu tentang syarat yang ia berikan tadi.
Sementara itu Anaya meringkuk tidur diatas kasur.Ia tak mungkin pergi dari sini tanpa membawa koper miliknya.Ada beberapa surat penting disana yang ia bawa.Sedangkan koper itu entah dimana Sean letakkan sedangkan sang tersangka tak kunjung memasuki kamar.
Tanpa Anaya sadari ia tertidur lelap dengan sisa air mata masih membasahi pipinya.Begitu berat beban hidup yang ia tanggung sendirian di dunia ini.Hidup sebatang kara tidaklah mudah baginya.Dunia ini sangatlah kejam untuk gadis polos sepertinya.Akan banyak para predator yang akan memanfaatkan keluguan dan kecantikannya.
Sean Kembali menuju kamarnya yang ditempati Anaya karena ada berkas yang harus ia ambil di dalam ruang kerjanya yang ada dikamar itu.
Saat memasuki kamar Sean dihadapannya dengan pemandangan Anaya yang meringkuk tidur diatas kasur pribadi miliknya.
Sean melangkah kearah Anaya tidur lalu membenarkan tidur Anaya dan menyelimutinya.
"Ku harap kau tidak keras kepala seperti tadi kelinci kecilku",gumam Sean menatap Anaya yang tertidur pulas.
Sean memasuki ruang kerjanya dan mengambil berkas yang ia cari karena Morgan sang sekretaris kepercayaannya sekaligus kaki tangannya di kantor yang merangkap dokter pribadinya membutuhkan berkas itu untuk kerja sama dengan perusahaan lain.
Sean meninggalkan Anaya dan menutup pintu kamarnya agar tak ada yang mengganggu tidur gadis itu.Namun saat ia balik badan ia dikejutkan dengan sang adik yang tersenyum lebar.
"Kak...Kak Anaya mana?",tanya Seena menatap pintu kamar yang baru saja Sean tutup.
"Tidur",jawab Sean singkat.
"Kak kau tidak macam macam kan sama dia?",tanya Seena denah tatapan menyelidik.
Tak
"Kondisikan otak mesummu itu.Ingat kamu tu masih kecil tau pas kamu dengan hal begituan",Sean menyentil kening sang adik hingga gadis itu meringis.
"Tau lah Kak.Aku kamu pernah-
"Pernah apa jangan bilang kamu udah gak perawan lagi",tuduh Sean menatap sang adik tajam seakan ingin membunuh.
"Ck...ya aku masih segelan dong Kak.Aku pernah lihat di drakor yang aku tonton",jawab Seena polos.
"Awas kau macam macam,Kakak gantung kau Seena",ancam Sean lalu melangkah pergi meninggalkan sang adik yang terlihat ketakutan.
"Jangan masuk ke kamar Kakak!.Anaya lagi tidur",teriak Sean saat akan memasuki lift.
"Ya....",jawab Seena kesal dengan sang Kakak yang tak pernah mengizinkannya memasuki kamar pribadinya.
"Kamu gadis beruntung Anaya dan kamu wanita pertama yang dibawa kakakku ke mansion ini dan diizinkan tidur dikamarnya.Aku curiga Kak Sean pasti sudah menaruh hati padamu",gumam Seena tersenyum tipis lalu melangkah pergi menuju dapur untuk menggangu Pak Man yang sedang sibuk memasak.
Gadis itu memang sedikit rusuh jika datang ke mansion ini dan Pak Man lah orang yang selalu ia kerjai.
***
Anaya membuka matanya pelan saat tidurnya terganggu oleh suara ponsel diatas nakas.Gadis itu menyadari kalau tadi dia tengah meringkuk di tepian tempat tidur.Tapi sekarang ia bangun dalam keadaan selimut menutupi tubuh kecilnya.
Gadis itu kembali fokus pada ponsel yang berdering diatas nakas.Dia tau itu bukan ponsel miliknya.Anaya menyambar ponsel itu dan melihat siapa yang memanggil..
Robi is calling...
Anaya kembali meletakkan ponsel itu ke tempat semula karena dia tak berhak menyentuh milik orang lain apalagi itu privasi.
" Pasti pria arogan itu yang masuk ke kamar ini tadi dan menyelimutiku",gumam Anaya.
"Kau sudah bangun?", Seseorang tiba tiba saja memasuki kamar dan menyadarkan Anaya dari lamunannya.
"Tuan...ponsel anda berdering makanya kau bangun",ucap Anaya menunjuk kearah ponsel yang sedang berdering dari tadi.
...****************...
Mampir thor🙋🙋🙋