Kesempatan Kedua

Edna terkejut melihat banyaknya mobil sudah ada di dalam gerbang rumah Sandra begitu mobil mereka memasukinya.

"Ada pesta ya, mami?" tanya Shaka heran. Sementara Shakti sudah tertidur.

Edna saling pandang dengan Sandra. Dia menggendong Shakti saat sudah keluar dari dalam mobil.

Karena ngga mendapat jawaban maminya, dengan ngga sabar Shaka berlarian masuk ke dalam rumah. Sandra dan Edna agak bergegas menyusul.

Firasat Edna agak buruk. Hampir sepuluh mobil mewah berjejer di halaman luas rumah Sandra. Dadanya berdebar ngga menentu.

Orang orang yang berada di dalam rumah saling melihat ke arah langkah langkah kaki yang terdengar mendekat.

Mereka sama berseru ketika melihat wajah bocil yang memasuki rumah.

"Opa! Oma! Apa ada pesta?" tanya Shaka dengan suara keras.

Eriel mendekat dengan perasaan berkecamuk hebat.

Anaknya!

Dia.pun berjongkok sambil mengussp kepela bocil itu dengan perasaan melow yang amat sangat.

"Kamu suka.pesta?"

"Suka."

"Oke. Demi kamu, kita akan berpesta setiap hari." Dengan tak terduga Eriel menggendong Shaka bersamaan dengan kemunculan Edna yang menggendong Shakti. Sandra menyusul di belakangnya.

"Gila Qil, nyalib kembar," kekeh Kalil pelan. Aqil pun tergelak. Rakha yang berada di dekatnya bersama Kendra pun tertawa tertahan.

"Aku seperti melihat Rakha waktu kecil. Persis banget," komen Aqil sambil menggelengkan kepala dengan sisa tawanya.

"Pantas Khanza langsung curiga," kekeh Kenan.

Rakha ngga berkomentar, tapi deraian tawanya sudah seperti jawaban.

"Eriel kecil juga seperti itu. Cuma dulu Eriel lebih gendut," sambung Zayra.

"Iya," sahut Khanza setuju.

Mami Rakha menghampiri Edna yang tertegun.

"Biar mami yang gendong," ucap Zia sambil meraih Shakti dalam pelukannya.

Kasiannya kamu, sakit jantung bawaan. Maafkan oma, ya, batin mami Eriel dengan air mata yang mulai mengalir.

Zayra dan Khanza juga ikut menghampiri.

"Hai," sapa Khanza ramah pada Edna, kemudian memeluk Edna yang masih bengong, bingung harus bereaksi seperti.apa.

"Terimakasih sudah jadi ibu yang hebat."

Dada Edna terasa sesak mendengarnya. Matanya memanas.

"Anak yang tampan dan ibu yang kuat," puji Adeeva-istri Kenan yang juga ikut menghampiri, sambil mengusap.lembut puncak kepala bocah yang tertidur itu.

Cyra-istri Aqil mengangguk setuju. Ngga bisa membayangkan penderitaan Edna selama tujuh tahun ini.

Sementara Eriel yang ngga tau sudah punya anak, selalu bersikap single forever dan berpacaran dengan banyak perempuan.

Mereka secara khusus diundang Reno untuk jadi saksi acara lamaran Eriel.

Apalagi setelah Fazza meunjukkan bukti kegilaan Eriel pada Kendra-papinya. Merekq semua shock. Kelakuan Eriel sama sekali di luar predksi dan kejam.

Nathan dan Jef mengcancel semua acara demi menjadi saksi acara super penting ini.

"Aku yang nikah duluan, tapi kamu yang udah punya anak. Mana kembar lagi," kekeh Nathan sambil tersenyum gemas melihat Shaka. Zoya yang berada di sampingnya juga ikut tersenyum senang.

Apa akhirnya si playboy tobat? batinnya geli.

"Si Eriel memang ngga terduga," kekeh Kaysar.

Eriel tertawa sambil mengacak gemas rambut putranya. Sudah banyak rencana di kepalanya untuk membahagiakan Edna dan putra kembarnya.

Sementara Ronnie dan Sintha menatap.Edna dengan perasaan lega juga bingung.

Mereka ngga bisa menolak keinginan sekumpulan keluarga yang selalu bersatu dan kompak dalam memperjuangkan bagian dari mereka.

Yang ngga disangka, Rakha tau tentang kecelakaan yang mengakibatkan mama Edna meninggal. Itu juga satu hal penting yang membuat mereka ngga bisa berkutik.

Itu semua karena Fazza. Dengan bantuan Devin, mereka mencari info kenapa Edna bisa bersama keluarga Sandra.

Alasan itu yang membuat Rakha berhasil memaksa Ronnie mau menerima Eriel jadi suami Edna.

Soal ancam mengancam memang hobi mereka. Dengan bukti sevalid itu, jika Ronnie berkeras menolak, dia dan istrinya bisa berurusan panjang dengan pengacara mereka.

Rakha terpaksa melakukannya. Selain Eriel harus bertanggung jawab secepatnya, cucu kembarnya itu bukan bayi lagi yang ngga tau apa yang sudah terjadi. Tapi sudah menjadi bocii yang sudah sekolah TK. Akan makin sulit untuk dibohongi. Mereka terlihat pintar dan kritis.

Eriel melangkah menghampiri Edna yang masih dikerubungi tante tantenya.

"Ayo kita menikah. Dulu waktu SMA kamu bisa menolakku jadi pacar kamu. Tapi sekarang sudah ngga bisa lagi."

Kata kata Eriel begitu jelas dan lantang. Semuanya bisa mendengar dan tentu saja kaget. Ternyata Eriel pernah ditolak cewe waktu SMA.

Reno tersenyum miring. Dia jadi tau alasan Eriel melakukan kejahatannya itu. Pasti karena harga dirinya yang terluka.

Edna terpaku mendengarnya. Sementara para wanita cantik paruh baya di dekatnya seakan memberinya support untuk menerima lamaran Eriel.

"Om mau menikahi mami?" ceplos Shaka sambil.menatap Eriel lekat.

"Bukan Om, tapi daddy."

"Daddy?" Shaka menatap Eriel bingung dengan istilah yang baru dia dengar.

"Bukannya papi kamu lagi bantu bantu malaikat di di surga? Nah, kalo daddy akan bantu bantu kamu, mami kamu dan Shakti di sini," kekeh Eriel. Otaknya agak sulit harus menjelas secara detil tentang hubungan darah mereka.

Nathan rasanya ingin mengetok kepala Eriel, ternyata gampang sekali Eriel merangkai kata untuk membohongi anak kecil. Atau itu memang keahliannya?

"Iya, sih, Om. Eh, Daddy."

Mereka yang ada di situ terkekeh mendengar ucapan polos Shaka. Dalam hati sama mengumpati Eriel yang berhasil mengibuli bocilnya yang masih sangat polos ini.

"Kita makin tertunda nikahnya," bisik Jef pada Cleora. Wajahnya terlihat gemas melihat anak Eriel sambil membayanhkan seperti apa nanti wajah anaknya dengan Cleora.

"Ya, terpaksa," sahut Cleora santai. Dia mendukung pernikahan Eriel. Ngga apa apa dilangkahi. Cleora tau apa yang sudah Eriel lakukan agar Eleanor ngga mengganggu Jef dan Nathan lagi. Juga Fazza.

"Eriel memang kloning lo, Ren. Pintar banget ngomomgnya," ejek Alva.

"Kloning sejati," kekeh Reno membuat Kiano dan Regan tergelak. Arga hanya berdehem saja.

Sementara Edna masih terdiam. Dia sangat terkejut dengan apa yang sudah terjadi di sini. Semuanya sangat mendadak dan terkesan memaksa. Eriel selalu tau apa yang harus dia lakukan untuk mendapatkan keinginanya, dan itu membuat Edna kesal.

Padahal dia belum mendapat kata maaf darinya, tapi malah membawa seluruh keluarga besarnya untuk melamarnya. Orang tua Sandra ngga berkata apa apa sejak tadi. Ngga mungkin Eriel menekannya, kan.

Mami Eriel.yang menyadari kekalutan Edna, memberikan Shakti yang masih tertidur pada Zayra yang berada di dekatnya. Diamengusap lembut rambutnya, membuat hati Edna berdesir. Dia jadi ingat mamanya.

"Edna, anggap mami jadi mami kamu, ya. Mami beruntung karena kamulah yang dicintai Eriel. Kamu gadis yang baik. Juga ibu yang hebat. Percaya sama mami, kalo Eriel.nyakitin kamu lagi, mami yang akan turun tangan."

Edna menoleh, menatap Eriel Dia merasa tamparamnya hanya sedikit membuat luka di sudut bibirnya. Tapi saat ini luka di sudut bibir laki laki itu cukup melebar.

Apa.Maminya yang melakukannya.

"Percayalah, kalo mami tau dari dulu perbuatan Eriel, pasti ngga akan selama ini kamu.menderita sendiri," sambung Mami Eriel dengan suara bergetar, menahan perasaannya.

Mata Edna langsung basah mendengarnya. Emosinya bergejolak. Memang semua salah Eriel yang ngga mau mengaku secara gentle.

Mungkin kalo Eriel cepat mengaku, Edna ngga akan kehilangan mamanya.

Melihat bahu Edna terguncang. Mami Eriel langsung merengkuhnya dalam pelukan hangatnya.

Mereka.yang melihat seolah dapat merasakan beban derita kesakitan yang ditanggung Edna. Eriel pun merasa sesak. Dia janji akan sabar menghadapi kemarahan Edna nantinya. Asalkan Edna mau menikah dengannya, jadi babu Edna pun akan dia lakoni. Apapun asal bisa mengusir kesedihan gadis itu.