Lin Mei seorang bodyguard di abad 21, meninggal karena kecelakaan tunggal, Jiwanya berpindah ke tubuh seorang Nona di dinasti Qing .
Feng Yie gadis yang cantik, lembut dan penurut. Ia hidup dengan Ayahnya yang tidak peduli padanya, Ibunya sudah meninggal saat Feng Yie berumur empat tahun.
Feng Yie tinggal bersama Ibu dan saudara tirinya yang kejam, akan kah Lin Mei mampu bertahan? tanpa adanya dukungan dari sang ayah.
Sekedar hiburan aja, yang suka silahkan baca, yang gak suka tidak perlu baca!
yang mau kasih bintang limanya, Author ucapkan Terimakasih, selain bintang lima tidak perlu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queen Fitria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 23 kecewa lagi
'' Ya, ini cincin ajaib pemberian seseorang.''
Feng Yun tercengang, bagai mana mungkin ada seseorang yang mau memberikan cincin sehebat itu.
''Kakak tidak perlu memikirkannya, ayo kita makan.''
Ji Yu pun ikut makan malam dengan Tuan dan Nona mudanya, ia sedikit canggung karna belum mengenal Tuan mudanya.
Makan malam pun selesai.
''nona Ji Yu akan membereskannya dulu.''
Feng Yie hanya mengangguk.
''Kakak istirahat lah disini! besok baru kita pikirkan rencana kita karna kalau ada Ayah, gundik tak akan datang ke sini.''
''Baiklah Yie'er," Feng Yun pergi beristirahat.
Di mansion utama Jendral Feng
Nyonya Wang sedang makan malam dengan Feng Hai dan jendral Feng.
''Hai'er umur mu sudah tujuh belas tahun kamu harus segera menikah.''
''Suamiku, bukankah Kaisar sedang mencari calon istri?''
''Ya itu benar apa kah Hai'er menyukai Kaisar ?''
Feng Hai tertunduk dan tersenyum malu malu.
''Putri Ayah sudah dewasa, '' Jendral Feng tersenyum bahagia melihat Putri tersayangnya tumbuh menjadi wanita yang cantik dan berbakti serta pandai.
''Ayah akan membicarakannya dengan Tetua.''
''Hai'er jika menikah dengan Kaisar, akan Ayah berikan toko obat itu untuk mahar nya.''
Mata Nyonya Wang berbinar itu adalah toko obat milik Ibunya Feng Yie, dari dulu Nyonya Wang menginginkan toko obat itu untuk Putrinya ternyata tanpa di minta, Jendral Feng Luo memberikan untuk Putrinya.
''Suami ku, bagai mana dengan Feng Yie jika ia mengetahui jika toko milik Ibunya di berikan pada Hai'er?''
''Feng Yie tidak perlu di pikirkan, lagi pula entah kapan ia akan menikah, dan dengan siapa, jika hanya dengan orang biasa tak perlu memberikannya mahar yang banyak, tapi jika Hai'er yang menikah dengan Kaisar kita harus memberikan mahar yang banyak agar mereka tak memandang rendah hai'er.''
Nyonya Wang tersenyum lebar, '' terima kasih telah menyayangi Hai'er.''
''Kamu bicara apa Hai'er adalah Putri kita, dua hari ini aku bertemu dengan tetua di Istana mereka bicara ramah padaku sepertinya mereka akan melamar Putri kita .''
Mata Feng Hai berbinar akhirnya keinginannya untuk menjadi Permaisuri, sebentar lagi tercapai .
''wow, ini berita sangat menggembirakan. Hai'er selamat sayang kau harus mengurus tubuh mu, Menjadi seorang Permaisuri tidak boleh memiliki bekas luka sedikitpun itu sangat tidak bagus.''
''Baik Ibu ,'' jawab Feng Hai dengan lembut dan pelan.
Membuat sang Ayah begitu kagum dan semakin sayang pada Feng Hai.
Berbeda jika berbicara dengan Feng Yie, Feng Yie selalu protes dan tidak menurut pada Nyonya Wang, membuat jendral Feng membencinya.
''Aku akan istirahat sekarang .''
''Baiklah ayo kita istirahat.''
Mereka pergi ke kamar.
Nyonya Wang yang umurnya baru tiga puluh enam tahun, masih sanggup memuaskan Jendral Feng. Itulah sebabnya Jendral Feng sangat menyayanginya.
Setelah Jendral Feng dan Nyonya Wang masuk ke kamar. Nyonya Wang menutup pintu dan menguncinya. Jendral Feng yang sudah paham tersenyum, Jendral Feng masuk ke kamar mandi. Setelah beberapa saat Jendral Feng keluar di sambut dengan senyum manis Nyonya Wang .
Jendral Feng mendekati Istrinya, Nyonya Wang membuka pakaian jendral Feng dan pakaiannya sendiri, Nyonya Wang langsung menerkam jendral Feng dengan liar, Jendral Feng menikmati setiap sentuhan dan gerakan Nyonya Wang.
Setelah Nyonya Wang kelelahan barulah Jendral Feng beraksi menggempur Istrinya, hingga Nyonya Wang terkapar barulah Jendral Feng melepaskan istrinya.
''Istriku memang hebat kau masih sama seperti dulu.'' Nyonya Wang tersenyum mendengar pujian dari Suaminya. Nyonya Wang langsung terlalap Karena kelelahan.
Inilah yang di sukai dari selirnya tanpa di minta, selirnya selalu melayaninya , berbeda dengan Istri sahnya dulu yang terkadang menolak saat Jendral Feng menginginkannya. Tapi karena Jendral Feng sangat mencintai Istri sahnya yang sangat cantik di mata jendral Feng, jadi Jendral Feng menjadikan Nyonya Wang hanya sebagi selirnya saja.
Jendral Feng pun terlelap dengan tenang .
Tapi ada yang terluka mendengar pembicaraan Jendral Feng, saat di ruang makan tadi, Feng Yie yang menyusup berniat ingin melihat ke adaan malah mendengar yang tak ingin dia dengar tentang Ayah dan Xiao Zhang.
hatinya menjadi sakit lagi, Feng Yie telah kembali ke kamarnya dengan sedih, ''apa yang terjadi pada ku? Apa aku menyukai Xiao Zhang ?'' gumam Feng Yie sebelum terlelap.
...***********...
Pagi hari di Istana
Pagi-pagi Lang Zi akan keluar dari halaman Kaisar, Lang Zi melihat Tetua akan mendatanginya.
''Waduh, bahaya aku harus segera kabur,'' Lang Zi bergumam.
''Hei bocah nakal, kemari dasar kau dan Tuan mu sama saja.''
''Maaf tetua Yang Mulia Kaisar tidak ada.''
''Kemana bocah bendel itu ?''