"Aku tak peduli dengan masa lalu. Yang aku tahu adalah masa kini dan masa depan. Masa lalu hanya hadir untuk memberi luka, dan aku tak ingin mengingatnya!!" (Rayyan)
"Aku sadar bukan gadis baik baik bahkan kehadiranku pun hanya sebagai alat. Hidupku tak pernah benar benar berarti sebelum aku bertemu denganmu." (Jennie)
"Aku mencintaimu dengan hati, meski ku akui tak pernah mampu untuk melawan takdir."( Rani)
Kisah perjuangan anak manusia yang hadir dari sebuah kesalahan masa lalu kedua orang tua mereka. Menanggung beban yang tak semestinya mereka pikul.
Mampukah mereka menaklukkan dunia dan mendirikan istana masa depan yang indah dengan kedua tangan dan kakinya sendiri?
Atau kejadian masa kelam orang tua mereka akan kembali terulang dalam kehidupan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serra R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23.23. Ternyata aku tak sendiri
Rayyan, Vino dan juga Ronald masuk kedalam villa. Ya, Ronald memutuskan untuk mengikuti Rayyan hari ini. Selain ingin tahu apa saja yang tuan muda nya itu lakukan juga ingin secara langsung menyelidiki keadaan.
"Silakan masuk, Om. Ini adalah villa milik Kak Raka. Saya di minta untuk menempatinya selama berada disini."
Villa milik Raka bukan satu satunya didaerah itu. Namun, hanya villa Raka yang menunjukkan aktifitas dalam beberapa tahun ini. Sedangkan villa lainnya nampak sudah mulai usang karena jarangnya di tempati.
"Villa yang bagus, dari tempat ini kita bisa menatap pegunungan yang terhampar nun jauh disana. Dari sini juga kita bisa melihat cahaya lampu ibukota di malam hari. Dan yang lebih bagus lagi, tanah tempat villa ini berdiri merupakan tanah subur berbeda dengan sekelilingnya." Ronald mengedarkan pandangannya.
Jendela villa yang memang selalu dibuka setiap pagi oleh Bu Tyo. Sirkulasi udara di villa tersebut memang sangat bagus.
Rayyan melirik ke arah pintu kamar ruang tamu yang sudah terbuka. Matanya memicing karena tak mendapati bayangan Jennie disana.
"Selamat pagi Den." Bu Tyo datang dengan nampan berisi minuman untuk ke tiga lelaki yang kini sedang duduk di ruang tamu.
"Terimakasih, Bu."
"Sama sama, Den."
"Bi, bagaimana keadaan Jennie?" Kali ini Vino menyela sebelum wanita paru baya tersebut berlalu kembali ke dapur.
"Sudah semakin baik, sudah bisa berjalan normal meski harus benyak berhenti. Kemarin dokter bilang jika tulang tungkai bawah kaki non Jen sedikit tergeser dan itu yang membuatnya merasakan sakit bila berjalan."
"Dimana dia sekarang?" Rayyan langsung pada intinya. Dan Vino yang melihat itu hanya mampu menggelengkan kepalanya dan mengulum senyum. Sahabatnya ini sangat berbeda dalam menyampaikan perhatiannya. Sifat ketus dan muka datarnya seolah olah membuat orang lain tak nyaman. Akan tetapi kepeduliannya patut diacungi jempol.
"Di dapur Den, sedang belajar bikin combro." Bu Tyo menjawab dengan takut takut.
Ha
Rayyan menaikkan sebelah alisnya. Mengetahui jika Jennie menyambangi dapur saja dia mulai bergidik ngeri. Lalu bagaimana dengan hasil combro nya nanti?
"Baiklah bi, terimakasih untuk minumannya." Vino tersenyum sementara Ronald hanya diam menyimak tentu saja.
"Oh ya bu. Perkenalkan ini Om saya, namanya Om Ronald. Mulai malam ini mungkin Om Ronald akan sering tinggal bersama kita."
"Baik Den, nanti biar disiapkan kamar untuk tuan Ronald."
"Sekali lagi terimakasih ya, bu."
Sepeninggal Bu Tyo, ketiganya kembali terlibat pembicaraan ringan sebelum pada akhirnya Rayyan pamit karena rasa kantuk telah menyerangnya. Demikian pula dengan Vino yang menyusul kemudian.
Ronald mengayunkan langkahnya menuju halaman samping villa. Dari sana akan dapat terlihat bukit kecil yang menjadi markas anak jalanan dulunya.
.
.
"Mereka bertemu? syukurlah. Terus pantau dan jaga dia dari jauh. Aku tak ingin ada hal buruk menimpa putraku."
"Baik, tuan."
"Lalu bagaimana dengan gadis itu?"
"Sejak malam tuan muda menolongnya, nona itu belum terlihat keluar dari sana. Hanya saja, seorang dokter beberapa kali terlihat datang ke villa tersebut."
"Lukanya parah?"
"Untuk itu kami belum mengetahuinya secara pasti tuan."
"Baiklah.Lanjutkan tugas kalian dengan baik dan ingat jangan pernah lengah sedikitpun. Atur anak buahmu untuk tetap berada dijarak aman dari putraku dan orang orangnya."
"Baik tuan, kami akan melakukan yang terbaik."
"Terimakasih."
Sanjaya mengulas senyum tipisnya. Rasa bahagia itu hadir dalam hatinya. Meski sesak dia rasakan karena tak bisa memeluk putranya saat ini.
"Maafkan ayah. Ayah tahu kamu pasti membenci ayah seumur hidupmu. Tak apa, ayah rela menerimanya asal kau bisa hidup dengan baik. Ayah menyayangimu Kevlin."
.
.
"Jadi namamu Jennie?"
"Benar, tuan."
"Jangan panggil aku tuan, panggil saja aku dengan sebutan Om Ronald. Sama seperti tuan muda Ray memanggilku." Ronald tersenyum, menoleh serjenak pada sosok cantik disampingnya tersebut.
"Baik, tu..eh Om." Ronald kembali mengulas senyum.
"Maaf om, kenapa memanggil asisten Ray dengan sebutan tuan muda?" Jennie yang memang tak pernah bisa menahan rasa penasarannya akhirnya bertanya.
"Karena memang dia adalah tuan muda, dulu aku bekerja untuk keluarganya bahkan bisa dibilang hingga saat ini dan nanti."
"Tuan muda memiliki hidup yang sulit sejak dirinya tumbuh dewasa. Banyak hal yang membuatnya tumbuh menjadi pribadi yang keras seperti saat ini."
Ronald bercerita sedikit tentang masa lalu seorang Rayyan. Jennie yang baru mengetahui sedikit kisah kelam yang dialami lelaki muka tembok tersebut merasa terrenyuh. Ternyata bukan dia satu satunya yang mengalami hal buruk dalam hidupnya.
Dia yang selama ini mengira kehidupan seorang Rayyan lebih sempurna dari dirinya ternyata salah. Lelaki yang selalu menatapnya tajam dan berkata ketus tersebut juga memiliki kisahnya sendiri.
"Apa kamu kekasih tuan muda?"
Ha
Jennie mengedipkan kedua matanya berkali-kali. Mencoba menelaah maksud dari ucapan Ronald padanya.
Ronald sendiri tergelak mendapati tingkah Jennie. Wajah gadis itu nampak lucu dengan mata bulat dan bibir yang sedikit mengaga.
"Kalian disini?"
Suara itu membuat Jennie segera menormalkan ekpresi nya. Sementara Ronald semakin mengulum senyum.
"Om sedang menikmati udara pagi. Sudah lama rasanya om tak merasakannya."
Rayyan memilih duduk disamping Jennie, satu satunya tempat yang tersisa meski masih berjarak.
"Mau di bikinin kopi sekalian, Den?"
"Boleh, bu. Tapi jangan kopi ya, saya sedang ingin minum coklat panas."
"Sebentar ya den." Bu Tyo meletakkan piring diatas meja kecil yang berada didepan ketiganya sebelum kembali masuk ke arah dapur.
"Tuan muda masih suka menikmati coklat panas rupanya."
"Rasanya lebih nikmat dibandingkan kopi, om. Meski terkadang juga aku minum kopi kalau sedang ingin."
Tangan Rayyan bergerak mengambil Combro dalam piring yang baru saja dihidangkan oleh Bu Tyo. Di bolak baliknya kudapan tersebut sambil meneliti bentuknya yang nampak aneh.
"Ehm, itu aku masih belajar membuatnya. Tapi tadi hanya bantuin bibi sedikit saja. Jangan dimakan kalau.." Jennie melongo sebelum ucapannya selesai ketika melihat Rayyan langsung memasukkan combro yang bentuknya tak bulat ataupun tak lonjong ke dalam mulutnya sekaligus.
Tanpa bicara, Rayyan mengunyah dan menelannya dengan pelan sambil mulai memainkan ponselnya. Jennie kembali mengatupkan bibirnya dan menunduk. Gadis itu menjadi salah tingkah dan semua itu tak lepas dari pengamatan Ronald yang diam diam mengamati keduanya sambil menikmati kopi nya.
"Bagaimana kakimu? apa masih sakit?"
"Su.. sudah tidak begitu. Hanya saja kalau berdiri lama masih terasa ngilu. Kau tenang saja, aku rasa tak lama lagi aku akan sembuh dan segera pergi dari sini."
"Hem."
"Silakan den, coklatnya."
"Makasih ya bu."
"Sama-sama, den. Sekalian saya mau ijin ke pasar den."
"Silakan bu."
"Jennie boleh ikut bi?" Jennie menatap kearah Bu Tyo yang balik menatap Rayyan.
"Nggak!! kamu dilarang keluar dari villa." Selah Rayyan yang langsung membuat Jennie menatapnya nyalang.
karena mereka berdua sama-sama menempati posisi istimewa di hati Rayyan
yang penting Daddymu selalu bersikap baik padamu toooh
koneksinya gak main-main seeeh
aaahh aku telat bacanya ya, harusnya pas maljum kemaren 😅😅😅
pasti rayyan bahagia dpet.jackpot yg masih tersegel.
wkwkw bisa langsung hamil itu kan thor, kasian para orang tua pingin punya cucu, bakal jadi rebutan pasti.
ok lah makasih ry udah buat rayyan dan jenie bahagia disini