Gadis cantik yang sangat periang itu tiba tiba harus mengalami nasib yang sangat tragis,dia hamil di luar nikah,dan ternyata ayah dari anaknya adalah tunangan dari sang kakak tiri.
Keinginan untuk bisa bersama dengan pria itu adalah hal yang mustahil.
Dia menggantungkan harapan agar hidupnya bisa bahagia seperti layaknya blue iris(bunga iris biru) yang melambangkan sebuah harapan, harapan bahagia dengan atau tanpa pria yang sudah merenggut sesuatu yang sangat berharga dalam dirinya yaitu.... kesucian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 : Ozkhan sakit
Pagi buta, Elna sudah berada di mansion Arka tepatnya di dapur besar pria tampan itu.Tangan cekatan nya mulai mengolah bahan makanan untuk di jadikan masakan yang enak.Tidak butuh waktu lama untuk menyelesaikan semua pekerjaannya.
Elna kembali meninggalkan mansion setelah menyiapkan makanan untuk Arka.Bunyi mesin kendaraan yang terdengar dari garasi membangunkan Arka yang nyatanya baru tertidur saat pagi menjelang."Sepagi ini dia sudah pergi?”Arka menatap jam di atas nakas,di sana baru menunjukkan pukul tujuh pagi.Arka bangkit dari tempat tidur, membersihkan tubuhnya,kemudian melangkah menuruni tangga menuju dapur.Arka tidak mencari keberadaan Elna,karena dia tau wanita itu pasti sudah pergi.
Arka menatap menu sarapan paginya yang sangat menggiurkan,namun sayang,makanan seenak itu tidak mampu menghilangkan kegundahan hatinya.Rindu? mungkin saja, mengingat dirinya yang sudah lebih dari sehari tidak melihat wajah cantik wanita yang selalu mengacaukan otaknya.Setelah menyelesaikan sarapan pagi yang tak berselera,tanpa sengaja Arka menemukan memo yang di letakkan di bawah gelas."Maaf tidak menemani tuan sarapan,saya harus ke rumah sakit dan sekalian saya meminta ijin,mungkin hari ini saya sedikit terlambat untuk tiba di hotel.Saya juga sudah menghubungi chef Rey." Itulah pesan yang tertulis di memo tersebut.Arka menghela napas."siapa yang sakit?atau jangan jangan akh..jangan berpikiran aneh Aneh Arka."Arka bermonolog,kemudian menyimpan memo itu dalam saku celananya.
Elna tiba di rumah sakit setelah lebih dulu menjemput Efrina dan Ozkhan di rumah."Anak saya sakit apa dok?"Elna bertanya pada dokter yang baru saja memeriksa Ozkhan."Anda ibunya,saya pikir tadi kalian bersaudara."Dokter anak yang memeriksa Ozkhan berkata dengan jujur sambil tersenyum.İtu wajar,apalagi melihat Elna yang masih terlihat sangat muda yang memang lebih cocok jika Ozkhan menjadi adiknya.Elna tersenyum simpul mendengar penuturan sang dokter."Dari hasil pemeriksaan laboratorium nya,besar kemungkinan anak ibu terkena demam berdarah,tapi ibu tidak usah khawatir, trombosit nya masih dalam batas wajar,dengan banyak minum air putih,itu akan membantunya segera pulih."Tutur dokter yang usianya sepantaran dengan Efrina."Apa cucu saya harus di rawat dokter?"Meskipun dokter sudah menjelaskan secara detil,masih tampak gurat kekhawatiran di wajah Efrina."Untuk jaga jaga,saya menyarankan untuk rawat inap saja Bu,takutnya si ade di rumah minumnya agak susah,dengan bantuan cairan melalui infus,kami bisa memantau asupan cairan yang masuk ke dalam tubuh nya."Jelas dokter Rahel panjang lebar."Sebaiknya ikut saran dokter saja Anne."Efrina pun mengangguk mengikuti keinginan Elna, pokoknya apapun yang terbaik,asal cucunya bisa segera sembuh.
Elna menatap wajah lemas Ozkhan,dari sore sejak pulang sekolah badannya mulai panas dan tidak turun turun hingga pagi ini dan mau tidak mau Elna harus bertindak cepat dengan membawanya ke rumah sakit."Ozkhan anak bunda,bobonya di sini dulu ya nak nanti di temani Anne sama bunda."Ozkhan mengangguk patuh.Setelah menyelesaikan administrasi,Ozkhan di bawa perawat untuk menjalani rawat inap di ruangan anak.
Saat Elna tadi keluar menyelesaikan administrasi untuk biaya konsultasi,diam diam Efrina menelpon Alara,dan benar saja kepanikan mendatangi wanita cantik itu, meskipun dia belum mengakrabkan diri dengan Ozkhan, namun yang namanya seorang nenek, tetap saja rasa khawatir itu ada.Kebetulan direktur rumah sakit tempat Ozkhan di rawat adalah teman baiknya,jadi dia bisa dengan cepat mengetahui keadaan sang cucu.
"Kenapa di ruangan VIP Anne?tadi aku pesannya ruangan yang biasa saja."Elna protes karena melihat Ozkhan yang di bawa ke ruangan besar dengan perabotan yang lengkap."Jangan khawatirkan biayanya nak, yang penting Ozkhan segera sembuh."Efrina tidak memberitahu kalau semua ini atas permintaan Alara." Tapi Anne.. "
"Sudahlah, uang bisa di cari sayang, yang kita butuhkan sekarang adalah kesembuhan Ozkhan, dan untuk cepat sembuh dia butuh lingkungan yang tenang, betulkan kata Anne?" Elna mengangguk pasrah, karena apa yang di katakan Efrina ada benar nya.
Tidak lama kemudian, Alara dan Aslan datang membuat Elna heran.Kalau tentang Alara yang bersepupu dengan ibunya dia akan paham,tapi untuk menjenguk anaknya yang baru saja masuk ke kamar perawatan,dia rasa itu terlalu cepat,apalagi Elna tau, dari gaya berpakaian tantenya itu jelas menunjukkan style kelas atas,walaupun tidak bekerja tapi sebagai wanita yang memiliki banyak uang,pasti kesibukannya banyak.Ya,istilah anak jaman now,sosialita.Dan yang membuat nya bertambah heran adalah, teyze nya datang tidak sendiri melainkan bersama dengan seseorang yang Elna yakini kalau laki laki paruh baya itu adalah suami tantenya.
Melihat Aslan yang berjalan memasuki kamar VIP, Efrina pun menghampiri dan memeluk suami sepupunya itu."Lama tidak bertemu tuan Gaozhan."Ujarnya sambil berbisik di selingi senyum bahagia."Bagaimana kabarmu Efrina Mehr? "Baba Aslan menimpali dengan senyum renyah." Seperti yang kau lihat sekarang, kalau kata istrimu yang kurang ajar itu, aku terlihat jauh lebih tua dari usiaku, ha.. ha..ha.. "Efrina tertawa di ikuti Aslan dan Alara.
"Elna.. " Panggilnya pada Elna yang duduk di kursi di samping Ozkhan."Iya Anne."Elna menghampiri di mana Efrina dan sepasang suami istri itu berdiri."Kenalkan dia suami teyzemu."Efrina memperkenalkan Aslan pada Elna.Dan ini memang pertemuan pertama kalinya antara Aslan dan Elna.Tanpa menunggu komando,Aslan memeluk ponakannya."Kamu cantik sekali sayang."Hanya itu kata yang bisa di ucapkan Aslan saat dirinya memeluk wanita yang sudah hidup menderita karena ulah anaknya.Elna tersenyum kikuk mendengar pujian Aslan.
"Cucu Anne yang tampan,tangannya tidak sakitkan? "Alara duduk di samping Ozkhan sambil memegang tangannya yang terpasang infus." Tidak apa apa Anne,Ozkhan kan anak yang berani, ini tidak sakit sama sekali.Bagaimana Ozkhan bisa menjaga bunda dan Anne Efrina kalau hanya dengan jarum sekecil ini membuat Ozkhan menangis?"Semua yang berada di ruangan itu terdiam,hati Alara seakan tercubit mendengar penuturan anak kecil yang sedang terbaring lemah di atas tempat tidur.
Bisa bisa nya di usia yang harusnya di gunakan untuk bermain tanpa memikirkan permasalahan orang dewasa,Ozkhan sudah mampu berpikir jauh ke depan tentang kehidupannya kelak dengan bunda dan Anne nya.Elna sebagai ibunya saja pun terlihat kaget, anaknya kali ini sungguh sangat dewasa.Dia saja tidak pernah berpikir seperti itu, tapi Ozkhan, anak itu sungguh tidak tertebak.
"Oiya, tadi dokternya bilang apa?" Alara mencoba mengalihkan pembicaraan, karena tidak menutup kemungkinan matanya yang dari tadi sudah mulai menganak sungai akan meneteskan air nya keluar dan mengalir dengan sendiri nya."Tante dokternya tadi bilang, Ozkhan kalau mau cepat pulang, selain di infus, harus banyak minum, dan itu Anne liat, Ozkhan sudah menghabiskan banyak sekali air minum, sampai perut Ozkhan terasa kembung, he.. he.. itu karena Ozkhan ingin cepat pulang, kasian Bunda dan Anne, gara gara Ozkhan sakit, bunda tidak pergi bekerja dan Anne Efrina harus menutup tokonya, itu berarti,hari ini Anne tidak akan dapat uang dan bunda bisa saja kena marah karena tidak bekerja."Ujarnya dengan polos, namun kata katanya itu membuat Alara tidak bisa lagi menahan air matanya."Ternyata Ozkhan memang anak yang pintar."Alara mengusap kepala cucunya dengan sayang."Anne Alara keluar bentar ya,mau ketemu sama dokter nya Ozkhan dulu."Alara keluar dari kamar rawat Ozkhan,dia sedikit mempercepat langkahnya, mencari di mana tempat yang terlihat sepi,dan setelah menemukannya, Alara menumpahkan tangisnya di sana, bukan bertemu dengan dokter seperti yang dia katakan pada Ozkhan saat pamit tadi.
Setelah bisa menenangkan diri, Alara mengambil ponselnya yang tersimpan dalam tas kemudian menghubungi seseorang."Aku tunggu di rumah sakit Kasih Bunda, sekarang juga!!"
...****************...
kek gak ada yg lain aja
kek g ada orang lain aja gitu.