BERMALAM DENGAN CEO

Kembalinya Alfano dan Jaka dihotel , mereka langsung menuju kamar dengan membawa laptop dari mobil. Ya namanya CEO dan Asisten perusahaan besar, kemana mana harus membawa laptop karena memang bisa ada meeting kapanpun dan dimanapun, mereka harus siap.

Kali ini, meeting Alfano bersama direksi membahas rencana produksi batu bara yang harus lebih memperhatikan lingkungan dan bagaimana caranya agar batu bara yang dihasilkan untuk bahan bakar tidak cepat habis jika digunakan, mengingat batu bara adalah sumber daya alam yang tidak dapat diperbaruhi. Kemampuan CEO Alfano pun ditunjukkan disini dalam berbisnis. Meskipun dia juga cari untung namun memang pembahasan kali ini sangat penting bagi kelangsungan perusahaan dan keselamatan lingkungan.

Alfano memberikan inovasi untuk membuat bahan bakar seperti batu bara tapi buatan. Entah bagaimana nanti diimplementasikannya, namun ide itu disetujui oleh sebagian besar direksi dan peserta meeting lainnya yg masih belum setuju tetap berusaha mendukung inovasi dari bos perusahaan Batu Bara.

Sistem manajemen karyawan maupun direksi di perusahaan Batu Bara sangat baik hingga tidak ada yg meragukan kemampuan Alfano dan ingin menjatuhkan dia. Alfano memberikan peraturan yg jelas serta penghargaan untuk menghargai dan memberikan apresiasi bagi karyawan yg memenuhi kriteria darinya. Alfano memang angkuh dan terkadang sombong, tp kepemimpinannya menghasilkan perusahaan yg sehat secara internal meskipun memang masih ada karyawan saling sikut seperti Amar dan Viola yg sengaja menjebak Asmara beberapa bulan yg lalu . Itupun sudah ditindak oleh Alfano melalui Jaka.

Meeting dilakukan dari pukul 2 siang hingga 5 sore. Alfano dan Jaka benar benar sangat memperhatikan rapat kali ini. Setelah selesai, Alfano mengajak Jaka untuk keluar hotel menuju Restauran Enak Kabeh. Mungkin alasan kali ini untuk makan malam, padahal selain itu Alfano juga ingin bertemu dengan Asmara.

"Hey Jak, habis kita mandi yuk makan malam ke tempat Asmara. Mungkin dia sekarang udah selesai istirahatnya dan bisa ditemui" kata Alfano setelah melepas setelan kemeja kerjanya yg telah ia laundry kan di hotel sebelum tadi pagi mencari Asmara dan ia ambil ketika akan meeting.

"Hmmm, apakah kamu serius ingin bertemu dengannya? Aku lihat ekspresinya tadi ketika bertemu denganmu, Asmara sangat tidak suka dan memang sudah selayaknya membencimu sih" cibik Jaka dengan senyuman smirk.

Alfano menaikkan alisnya , merasa tidak suka jika ia dibilang layak dibenci. Menurut lelaki itu ia juga sudah membayar mahal untuk kesalahannya, seharusnya ya wanita yg telah dibayarnya itu tidak terlalu membencinya. Lagi lagi, Alfano bersikap angkuh dengan kekayaan yg ia miliki.

"Tidak seharusnya dia membenciku dan mengabaikan ku terus. Aku udah kasih dia kompensasi uang sebesar itu, mana ada sih cewek yg gak mau uang. Apalagi kayaknya tuh cewek hamil anakku, terus kenapa dia gak nyerah aja maafin aku terus minta aku tanggung jawabin. Bikin repot aja" sahut Alfano dengan nada kesal karena ia menganggap sikap wanita itu rumit.

"Yakin banget kalau itu anakmu! Hei sadar! Dia cewek cantik kali, mungkin aja habis kamu ambil perawannya , dia dinikahi pacar atau cowok yg lebih tanggung jawab daripada kamu" balasan sengit Jaka yg tetap memihak Asmara.

"Dih! Mana ada lelaki yg suka wanita bekas orang!" cibik Alfano.

"Terus, kalau kamu udah cinta mati cewek yg buat kamu klepek klepek ternyata cewek itu diperkosa orang lain, apakah kamu udah menganggap dia hina, padahal dia gak salah?" tanya Jaka menohok.

"Terus kalau cewekmu ternyata hamil dari hasil pemerkosaan apakah kamu semena mena membuangnya, padahal lelaki yg memperkosanya itu tidak menunjukkan batang hidung untuk tanggung jawab?" lanjut Jaka menyerang Alfano karena merasa kesal juga, kenapa temennya itu tidak bisa tulus merasa bersalah dengan kesalahannya pada Asmara. Padahal baginya , lelaki sejati adalah lelaki yg mengakui jika dia salah dan meminta maaf.

"Cukup cukup! Kamu kok bela dia terus sih! Sana mandi!" kata Alfano makin kesal dengan pertanyaan Jaka yang seperti menusuk dadanya.

"Ya kamu tuh ya. Please lah, sadar diri Alfano. Kamu salah, seharusnya kamu minta maaf dengan tulus padanya. Meskipun dia ternyata memang sudah nikah, setidaknya kamu mendapatkan maaf darinya karena itu berpengaruh di kehidupanmu selanjutnya, paham?" ucap Jaka mencoba menasehati temennya itu lalu berjalan menuju kamar mandi untuk menyegarkan tubuhya dan kekesalan pada Alfano.

"Iya iya , aku akan berusaha mendapatkan maafnya. Kan tadi di mobil aku terima tantanganmu untuk segera dapetin maaf darinya" sahut Alfano mencoba menerima saran Jaka itu.

Jaka tak menjawab lagi, ia segera masuk dan mandi.

Tidak lama kemudian, Jaka keluar lalu Alfano yang masuk untuk giliran mandi. Suasana antar keduanya masih penuh kekesalan. Biasalah kalau udah temen plek itu ya bertengkar itu wajar, baikannya juga cepet.

Setelah keduanya mandi dan memakai kaos yg mereka pake tidur tadi malam hingga keliling pagi tadi, mereka akhirnya tertawa bersama melihat pakaian yg mereka pakai tidak ganti dan kekesalan karena perdebatan tadi sirna. Mereka sana sama berfikir, apakah semiskin itu mereka sampek tidak bisa beli baju lagi hahaha 😂

"Jak, nanti kita mampir ke mall dulu ya. Kita beli baju lagi aja , masa pake kaos mulu apalagi kalau kita mampir ke Enak Kabeh, dikira gak punya duit buat ganti kan" kata Alfano ketika berjalan di lobby hotel.

"Oke" jawab singkat Jaka lalu mendahului Alfano untuk keluar hotel dan menuju basement parkiran mobilnya. Alfano menunggu di pintu masuk hotel sambil mengotak atik hp nya mencari informasi bagaimana meminta maaf pada wanita.

Beberapa saat kemudian, didepan Alfano berhenti mobil mewahnya lalu lelaki itu langsung masuk di kursi penumpang sebelah driver yg tidak lain adalah Jaka.

Jaka sudah menyetel map di layar monitor mobil menuju mall terbesar di Kota Bandung, sesuai rencana untuk membeli baju ganti mereka. Sesampainya di mall, mereka langsung menuju tempat departement store yang menjual berbagai macam pakaian termasuk pakaian casual ataupun resmi laki laki.

Tidak membutuhkan waktu lama kedua lelaki itu memilih pakaian sekaligus dalaman untuk mereka ganti besok pagi di hari Minggu dan untuk berangkat kerja Seninnya. Mereka juga membeli kaos baru untuk mereka pakai makan malam di restauran Enak Kabeh.

Setelah membeli pakaian yg dibutuhkan, Alfano dan Jaka menuju toilet terdekat dari posisi mereka di dalam mall untuk berganti kaos biar tidak dikira gak mandi sama orang yg ada di restauran yg akan mereka tuju. Udah ganti dengan kaos baru dan terlihat lebih segar, mereka pun keluar mall dan melanjutkan rencana makan malam.

Sekitar 30 menit perjalanan mall menuju restauran Enak Kabeh. Kedua lelaki itu turun dari mobil lalu langsung masuk ke restauran.

"Loh pak Alfano dan pak Jaka datang ke tempat kami lagi. Ingin makan malam ya?" sapa Bunga yang melihat kehadiran kolega bisnisnya yg baru sepakat tadi siang.

"Iya betul, Bu Bunga" sahut Jaka. Alfano tidak memperhatikan salah satu pemilik restauran itu malah melirik kesana kemari mencari keberadaan wanita yg telah ia nodai.

"Pak Alfano mencari Asmara ya? Maaf, kepala dapur kami sudah pulang karena merasa tidak enak badan" kata Bunga dengan ekspresi sedih agar Alfano percaya, padahal Bunga ingin tersenyum sinis pada salah satu lelaki yg dihadapannya itu karena ketika tadi siang Bunga menghampiri Asmara ketika selesai berbisnis dengan perusahaan Batu Bara, mau tidak mau Asmara menjelaskan kenyataannya. Karena melihat wajah Asmara yang memucat entah karena kecapekan atau syok bertemu lelaki yg ia tidak ingin temui, Bunga menyuruhnya untuk pulang saja.

Bunga sangat marah mendengar cerita partner kerjanya yg sungguh menyakitkan untuk wanita. Tapi karena terlanjur berbisnis dengan Alfano, maka wanita itu berusaha bersikap profesinal namun ingin membalas lelaki itu untuk rasa sakit temannya.

"Aku akan membuat kamu merasa menyesal karena sudah berbuat buruk kepada Asmara!" batin Bunga dengan kepalan tangan dibelakang punggungnya sehingga tidak terlihat oleh Jaka dan Alfano.