Dendy Saputra, seorang reporter yang menyewa rumah tua jauh dari kota. Bermula muncul hal gaib dan misterius dari rumah itu. Hingga ia menyadari jika dirinya adalah seorang Indigo.
Mata batinnya pernah ditutup lantaran pernah memiliki musibah yang hampir merenggut nyawanya akibat kelebihannya itu.
Lama-kelamaan dia pun terbiasa berkomunikasi dengan makhluk tak kasat mata.
Dapatkah Dendy menguak tabir misteri kematian orang-orang yang meninggal secara misterius?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Virus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sedikit Titik Terang
"Kak Sekar....," gumam Ibu kos yang bernama Ningrum
Key menghentikan tangannya yang terus menyisir ujung rambutnya. Dia melirik ke arah Ibu Kos.
"Ningrum....," gumam Key kemudian dia mulai tertawa
"Hahahaha..." Key tertawa terbahak kemudian mengulurkan tangannya dan mencengkeram leher Ningrum sembari mendorongnya keras hingga tubuhnya terbentur dinding.
Dendy segera melepaskan Key yang sedang dirasuki. Tubuh Key yang kaku terus mencekik Ningrum dengan kekuatannya sembari berteriak-teriak dengan bahasa Jawa
"Kabeh amarga sampeyan, yen mung sampeyan mbukak lawang kamarku, uripku isih bakal slamet," Sekar membelalakkan matanya dan semakin menekan cekikannya sembari mengantuk-antukkan kepala Ningrum
(Semua karenamu, andai saja kau membuka pintu kamarku, nyawaku akan tetap terselamatkan,)
"Mbak Sekar tolong lepasin Ibu Ningrum," ucap Dendy yang tahu siapa nama ibu kos saat arwah itu memanggilnya.
Sekar mengayunkan lengannya ke belakang untuk menepis Dendy yang berusaha memisahkan cengkeramannya di leher Ningrum.
Dendy terpental kebelakang dan kepalanya terantuk kusen pintu. Pria itu pingsan tetapi justru membuat Dendy bisa melepaskan raganya sejenak dan pergi ke dimensi lain untuk menghentikan perbuatan Sekar yang mengancam jiwa Ibu Kos
Pria itu mengarahkan lengannya dengan jari terbuka mengeluarkan ilmu saktinya.
"Hiiiyaaat," Kekuatan Dendy keluar membuat Sekar kesakitan.
Tubuh Sekar seperti di rantai, kaku dan tak dapat bergerak. Ia terus meminta pertolongan.
Apa yang terjadi, apakah Ibu kos memiliki niat jahat.
"Kenapa kau menyerang adikmu sendiri,"
Sekar berteriak, tak menjawab.
"Lepaskan!" Teriaknya sambil merintih kesakitan
"Jawab!!" hardik Dendy
"Lepaskaaann!" Sekar berteriak tetapi dia terlihat melemah
Dendy melepaskan ikatan dari ilmu yang dia miliki. Sekar terjatuh. Tubuh Key yang asli juga terjatuh.
Kemudian Sekar mulai bercerita
"Karena pagi itu, dia tahu aku sedang kesakitan, tetapi dia malah mengurung ku di kamar,"
Memang benar saat Sekar mengerang kesakitan, seperti ada hewan yang menggerogoti tubuh dan janinnya hingga wanita itu mengalami pendarahan hebat.
Ningrum saat itu masih kecil dan dia takut dengan kakaknya sendiri yang memiliki penyakit. Orang tuanya bahkan menyuruh Ningrum untuk tidak mendekati Sekar.
Saat itu kedua orang tuanya sudah berangkat kerja. Sedangkan Ningrum sebenarnya berangkat agak siang. Tetapi saat Sekar meronta kesakitan. Gadis kecil itu langsung mengunci dirinya dikamar dan dia berangkat sekolah. Ningrum ketakutan karena tingkah Kakaknya seperti orang gila, padahal dia sedang kesakitan.
Ningrum Bukannya berteriak meminta tolong malah pergi ke sekolah dan ketakutan. Ia juga takut di bully teman-temannya karena memiliki kakak yang gila. Namanya juga anak kecil apalagi Sang ibu pernah berpesan jika Kakaknya berteriak-teriak kunci saja pintunya lalu pergi ke toko menemui ibunya.
Langkah pertama telah dilakukan Ningrum yaitu mengunci kakaknya tetapi dia lupa mengatakan pada Ibunya kalau Sekar tengah berteriak-teriak. Gadis itu malah bertemu temannya dijalan lalu mereka pergi ke sekolah bersama. Dan akhirnya ia melupakan sang kakak.
"Jadi menurutmu Ningrum bersalah? Sebenarnya Ningrum meminta tolong atau tidak, tetap saja kamu akan mengalami kesakitan Karena Teluh itu telah menyerang seluruh organ dalam. Apakah Dukun itu adalah Dukun yang sama yang telah mengirimi Teluh pada ketiga perempuan di tempat kos ini?"
Dendy terlalu lama berada di dimensi lain, tubuhnya mengejang membutuhkan asupan oksigen. Jika dia tidak seger masuk ke dalam raga maka ia akan kehilangan raganya.
Belum sempat Sekar menjawab, Dendy mengakhiri pembicaraannya dengan sang makhluk astral.
Sreeetch.
Dendy telah dikelilingi oleh warga sekitar, sementara Key yang sudah sadar berada disampingnya. Akibat benturan keras itu pandangan Dendy sedikit buram. Ia mengerjabkan matanya untuk memulihkan penglihatannya.
"Kamu gak apa-apa Nak?" Tanya Ibu Kos.
"Saya tidak apa-apa,"
Kemudian matanya beralih ke warga sekitar yang saling berbisik-bisik dari kejauhan.
"Sepertinya tempat kos ini mengerikan, baru saja ada yang kena Teluh. Sekarang ada kejang-kejang," salah satunya berbisik tetapi masih terdengar.
"Hmm maaf dia sudah tidak apa-apa tolong tinggalkan tempat ini," usir ibu Kos yang sedikit terganggu dengan ucapan salah satu tetangganya.
Setelah beberapa tetangga itu pergi, ketiga teman Key duduk di depan.
"Saya sudah ingat. Saat itu ada seorang pengemis yang datang, trus kami bertiga yang sedang makan rujak didepan teras langsung menutup hidung. Ambar sampai memuntahkan makanannya dan menampungnya di tisu," jelas Nisa
"Iya benar seperti ini," ucap Asih hendak menirukan perkataan Ambar,"
"Huek eh Lo punya receh kan Nis, buruan kasih tu bauk banget. Kurang lebih seperti itu bilangnya," ujar Asih
"Eh gak gitu juga kali, tapi kan aku bisik-bisik. Tuh pengemis kan ada di pagar tapi tetep aja baiknya keciuman sampe teras," ujar Ambar.
"Hemm pantes aja bisa jadi tuh pengemis dendam. Berarti kalian tahu wajahnya?"
"Gak tahu, dia pake masker,"
"Tapi mirip banget sama mbak Sumanto,"
"Ah serius kalian?" tanya Ibu Kos
Dendy sedari tadi diam karena memulihkan tenaganya yang habis terserap saat berada di dimensi lain.
"Ya mungkin bisa jadi seperti itu. Kalian tidak sengaja menyinggung perasaannya. Tetapi dia terlanjur sakit hati dan mengirimkan Teluh itu ke dalam satu atap tempat kalian nongkrong," ujar Dendy
"Lalu bagaimana ini, luka ini semakin sakit. Gatal tapi tidak bisa digaruk. Padahal sudah memakai obat dari dokter,"
"Lebih baik sekarang kalian beribadah sesuai keyakinan kalian. Dan perbanyak membaca kitab suci," saran Ibu Kos.
Key berbisik pada Dendy
"Apa yang harus kita lakukan, aku yakin itu pasti mbah Sumanto,"
"Aku juga sepertinya itu dukun yang sama yang mengerjai Sekar, makhluk astral itu," balas Dendy berbisik.
Setelah semua penghuni kos lain masuk kedalam kamarnya masing-masing. Ibu kos mengajak Dendy untuk berbicara serius soal dirinya dan Sekar
"Saya sudah tahu Bu, semua hanya kesalahpahaman. Bu Ningrum saat masih kecil merasa sangat takut dan menuruti pesan Ibu, ya kan? Sementara Sekar menganggap jika Bu Ningrum sengaja menutup pintu dan ingin membunuhnya. Insyaallah Kakaknya Bu Ningrum bisa mengerti," ujar Dendy
"Dari mana kamu tahu?" tanya Bu Ningrum
"Karena saat ini dia sedang berada disamping ibu sambil tersenyum," jelas Dendy
Key merasa takut, dia tidak lihat apapun. Disebelah Ibu Ningrum itu berarti disebelah dirinya juga karena Ibu Ningrum duduk di pojok dengan lengan kursi. sementara Dendy Duduk di dekat lengan kursi yang satunya. Key berada disamping Dendy. Wanita itu langsung menggeser posisi duduknya dan duduk di kursi depannya.
Pantas saja sedari tadi, dirinya meremang, merinding tetapi sepertinya arwah itu sudah tidak begitu dendam karena Key tidak merasakan aura dendam yang sangat dalam.
"Kak benarkah yang dikatakan laki-laki itu? Maafkan aku kak? Sampai sekarang aku terus terbayang pada masa itu. Aku terus tidak tenang dan merasa bersalah. Aku tidak bermaksud menyakiti kamu kak, aku sayang kamu kak," Bu Ningrum sebagai pemilik kos terus menerus menangis.
Arwah gentayangan itu pun ikut menangis. Dan kemudian menghilang.
Kini langkah selanjutnya bagaimana Dendy menangkap pelaku pengirim teluh tersebut?