TAHAP REVISI
[ Semoga terhibur dengan kekocakan Bang Keanu, Alan dan Mouza ☺️ ]
Mouza yang ingin memberikan kejutan untuk kekasihnya justru malah mendapatkan kejutan tak terduga dari Alan, kekasihnya.
Dengan mata telanjang, Mouza melihat dengan jelas saat Alan sedang bercumbu dengan wanita lain di siang hari, terlebih wanita itu adalah calon kakak iparnya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon teh ijo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 | Sekedar Ingin Tahu
Dalam dekapan Keanu, Mouza mendongak menatap wajah pria yang berstatus sebagai suaminya itu.
"Bang, sekarang bisa Bang Ke jelaskan siapa Jini dan siapa perempuan yang Bang Ke ajak ke cafe tadi?" tanya Mouza yang sangat ingin tahu.
Mata Keanu menatap bola mata yang sedang menatapnya. "Kamu tahu Jini? Apakah Alan yang memberitahumu?"
Mouza menggeleng pelan dan menceritakan jika dia sempat melihat nama Jini mengambang di layar ponselnya. Bahkan Dengan polosnya Mouza juga mengatakan jika siang tadi dia juga melihatnya sedang bersama dengan dua orang wanita. Namun, saat ditelepon Keanu mengatakan jika dia sedang bekerja.
"Apakah Bang Ke memiliki wanita lain untuk memuaskan Abang?" tanya Mouza dengan dada yang sesak. Meskipun pernikahan mereka hanya berawal keisengan Mouza saja, tetapi saat ini Mouza sudah merasa nyaman dengan Keanu. Rasanya tidak rela jika Keanu masih mencari yang lainnya.
Garis bibir Keanu terangkat sambil mengelus rambut Mouza dan detik kemudian dike.cupnya.
"Kamu ngomong apa sih? Maaf jika sudah membuatmu mengkhawatirkanku. Tapi percayalah, aku tidak seperti itu. Mereka hanya partner kerja saja. Bukankah sudah aku katakan jika kamu bisa memegang kata-kataku?"
"Tapi Bang Ke sok misterius!"
"Bukan sok misterius, tapi pekerjaanku memang harus disembunyikan, Za. Kamu mau jika suamimu ini ditangkap polisi dan kamu jadi janda muda?"
"Kalau itu pekerjaan yang tidak baik, biar aja Bang Ke ditangkap polisi. Paling-paling kalau Bang Ke ditangkap polisi, Alan yang akan menggantikan posisi Bang Ke jadi suami aku." Mouza terkekeh pelan.
Seketika Keanu terdiam dengan sorot mata tajamnya. Bahkan Mouza yang menatapnya tiba-tiba menjadi takut. Apakah ada sebuah kesalahan yang dilakukan?
"Bang Ke natapnya jangan seram-seram napa? Buat aku takut aja!" protes Mouza dengan.
"Jangan berharap kamu bisa kembali pada bocah sialan lagi! Sekalipun aku mati, aku tidak akan mengizinkanmu dimiliki oleh siapapun. Karena apa yang telah dimiliki oleh Keanu, tidak akan pernah bisa dimiliki oleh orang lain," kata Keanu datar.
"Tapi buktinya Mili bisa—"
"Cukup! Jangan sebut nama dia lagi!" Nada Keanu sedikit meninggi membuat Mouza jantungan.
Melihat mood suaminya buruk, Mouza memutuskan langsung membersihkan diri, karena sepertinya malam ini tidak akan ronde kedua dalam permainan panasnya.
Selama di dalam kamar mandi, Mouza harus berpikir mengapa tiba-tiba Keanu menjadi sensitif seperti perempuan yang sedang datang bulan. Padahal dia hanya melontarkan candaannya saja dan itu sudah biasa, tetapi malam ini Keanu malah memasukkan ke dalam hati. Tentang ucapannya Alan akan menggantikan dirinya, itu hanyalah sebuah candaan. Mana mungkin Mouza sudi untuk kembali kepada Alan yang sudah mengkhianati ketulusan cintanya.
"Tuh Bang Ke kenapa sih? Apa lagi datang bulan, ya?" gumam Mouza sambil membuang napas panjangnya.
Tak ingin berlama-lama di dalam kamar mandi, akhirnya Mouza keluar sambil membungkus rambutnya dengan handuk. Berharap cepat kering agar tidak masuk angin.
Matanya pun langsung menangkap pria yang sudah terlelap. Hanya ada dua kemungkinan, bisa jadi dia terlelap kelelahan setelah berguling-guling di atas tempat tidur bersama dengan wanita lain atau memang kelelahan karena pekerjaannya.
Mouza mede.sah pelan. Kali ini dia belum bisa mencari tahu apa pekerjaan suami saat ini, tetapi cepat atau lambat dia pasti akan segera tahu.
Saat ingin merebahkan tubuh ke tempat tidur, Mouza melihat ponsel Keanu hidup. Sudah pasti jika ponsel itu dalam mode silent. Karena penasaran tidak tenang, dia memberanikan diri untuk mengangkat panggilan teleponnya. Diseberang sana terdengar suara perempuan mengatakan jika transaksi gagal. Setelah itu panggilan terputus begitu saja
Mouza mengernyit untuk mengartikan kata transaksi gagal sambil melihat kearah suaminya yang sudah terlelap.
"Sebenarnya apa yang Bang Ke sembunyikan, sih?" batin Mouza.
***
Pagi ini Alan ingin tertawa ketika melihat Keanu menarik kursi di depannya. Bekas gigitan vampir betina itu terlihat sangat jelas dan sedikit besar. Sepertinya Mouza tidak bisa membuat mahakarya yang indah.
"Dimana kakek?" tanya Keanu saat tidak melihat kehadiran kakeknya.
"Kakek terbang lagi ke Bangkok. Makanya jangan kebanyakan ngetrip biar tahu keadaan sekitar," ujar Alan sambil mengambil nasinya.
Berhubung saat ini masih ada mereka berdua, Keanu memberi peringatan kepada adiknya agar dia tak mengatakan sesuatu kepada Mouza.
"Kalau lo sampai kasih tahu Mouza, gue pastiin akan sobek tuh mulut!" ancam Keanu dengan iris tajamnya.
Alan melirik sekilas kearah Keanu yang menyadarkan tubuh di kursi. "Gak jamin! Kalau lo terbukti menyakiti Mouza, gue akan kasih tahu kalau sebenarnya kalau itu adalah seorang—"
"Seorang apa?" tanya Mouza tiba-tiba.
Kini Mouza mengambil tempat duduk di samping Keanu. Suasana berubah dingin dan hening. Bahkan Alan tidak menjawab pertanyaannya.
"Lan?" Mouza menatap Alan dengan rasa penasaran.
"Ini kenapa pada kayak patung, sih?" Mouza terheran dengan dua orang yang tiba-tiba membisu tanpa kata. "Lan, tadi kamu bilang kalau sebenarnya Bang Ke itu seorang apa?"
Alan menelan kasar ludahnya. Jantungnya berdegup kencang, bibirnya terasa kelu, tak mampu menjawab pertanyaa Mouza.
"Bang, Bang Ke mau main petak umpet?" tanya Mouza pada suaminya, karena masih enggan untuk berterus terang tentang pekerjaann.
Keanu mengabaikan pertanyaan Mouza, tetapi tangannya aktif untuk mengambil nasi dan sayur ke piring Mouza.
"Makan yang banyak biar bertenaga. Hari ini aku akan memakanmu sampai puas," ujar Keanu, sambil melirik kearah Alan.
Pria yang berstatus mantan pacar Mouza memilih pergi dari hadapan dua orang yang hanya akan membakar hatinya. Dia tahu jika saat Keanu sedang menyen.til dirinya.
Saat ini hanya ada pasangan suami-istri yang sedang menikmati sarapannya. Meskipun hanya berdua, tetapi tak ada sepatah kata yang keluar dari bibir keduanya. Mereka sama-sama fokus pada makanannya.
"Bang Ke marah?" tanya Mouza yang sudah jengah dengan keadaan hening.
Keanu mende.sah pelan sambil menatap kearah Mouza. Dengan gelengan kepala dia berkata, "Aku gak marah."
"Bohong! Tuh hidung Bang Ke kembang kempis," timpal Mouza.
Keanu menahan tawanya. Sebenarnya dia tidak marah, hanya merasa kesal saat Mouza masih berharap untuk bersama dengan Alan.
"Bang."
"Hmm."
Mouza hanya bisa mendengkus pelan saat Keanu sudah berada dalam mode acuh.
"Bang Ke bandar narkotika, ya?" tanya Mouza dengan gugup. Seketika Keanu menoleh untuk menatap Mouza.
"Sembarang," ujar Keanu cepat.
"Jadi mengapa Jini mengatakan jika transaksi gagal?"
Keanu mengernyit saat mendengar pertanyaan Mouza. "Jini?" cicit Keanu.
Dengan memberanikan diri Mouza berkata jujur jika tadi malam dia telah lancang untuk mengangkat panggilan teleponnya. Semua itu dia lakukan karena sangat penasaran dengan siapa sosok Jini yang hampir setiap malam menghubungi suaminya. Saat ini pun Mouza sudah siap jika Keanu akan marah besar pada dirinya.
"Memangnya apa yang dikatakan oleh Jini?"
"Dia hanya mengatakan itu aja, Bang. Aku minta maaf, karena udah lancang untuk mengangkat telepon di ponsel Bang Ke. Aku janji enggak akan ulangi lagi, Bang." Mouza sudah pasrah jika Keanu akan marah dan memakinya seperti pada drama-drama yang pernah ditontonnya.
Saat ini Keanu hanya terdiam tanpa ekspresi. Berulang kali hanya helaan napas panjang yang keluar dari mulutnya.
...____...