NovelToon NovelToon
Ketika Istriku Berbeda

Ketika Istriku Berbeda

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Berbaikan / Cinta pada Pandangan Pertama / Tamat
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Muhammad Yunus

"Mas kamu sudah pulang?" tanya itu sudah menjadi hal wajib ketika lelaki itu pulang dari mengajar.

Senyum wanita itu tak tersambut. Lelaki yang disambutnya dengan senyum manis justru pergi melewatinya begitu saja.

"Mas, tadi..."

Ucapan wanita itu terhenti mendapati tatapan mata tajam suaminya.

"Demi Allah aku lelah dengan semua ini. Bisakah barang sejenak kamu dan Ilyas pulang kerumah Abah."

Dinar tertegun mendengar ucapan suaminya.

Bukankah selama ini pernikahan mereka baik-baik saja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Yunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dinar pergi.

"Sama Abi..." Irham berusaha menjangkau tangan Ilyas tapi buru-buru Dinar menghalanginya.

"Apa sih? Kamu nggak bisa ajarin anakku dengan baik dan benar." sentak Irham ketika berhasil memegang tangan kecil Ilyas untuk di tarik kearahnya.

Sedikit kasar dan membuat Dinar khawatir.

"Mas benar, aku memang tidak becus melakukan apa-apa." perkataan Dinar membuat Irham tercubit, nampaknya ucapannya tempo hari benar-benar menyakiti perasaan perempuan itu. Tapi memang benar Dinar tidak bisa melakukan hal apapun dengan benar.

Irham pergi membawa Ilyas meninggalkan Dinar dengan perasaan kesal.

Tanpa Irham tau bagaimana lelahnya Dinar menemani perkembangan putranya. Jangankan berbenah rumah, untuk mandi saja Dinar jarang ada waktu karena Ilyas selalu mengajaknya main tiada henti. Jika saja Dinar tidak menuruti maka sifat tentrum sang anak akan kambuh, membanting dan berteriak.

Bisa saja ia kena lemparan barang seperti tadi jika tak sempat menghindar, tapi Irham tak pernah tahu sejauh itu.

Jika terlalu lelah yang dilakukan Dinar hanya bersalawat sambil berusaha menidurkan anaknya. Kadang Dinar menangis di kamar mandi, meluapkan air matanya agar hatinya tenang.

Dinar sadar jika Irham berharap ia bisa membantu banyak hal di rumah, suaminya dikenal sangat disiplin. Pernah Irham seolah menyindirnya beberapa kali, Irham ingin juga seperti temannya yang lain. Begitu sampai di rumah melihat istrinya yang menyambutnya dengan gembira, sedikit bersolek untuk suami tidak ada salahnya, rumah bersih, anak terjaga.

Dinar bukanya tidak peka atau kurang pengertian. Ia seperti ini juga karena menghargai Irham.

Menolak ketika orang tuanya menawarkan ingin menyewakan seorang asisten rumah tangga untuk membantunya mengurus rumah.

Kala itu Irham bilang, membantu pekerjaan istri juga Rasulullah lakukan, suami istri harus saling membantu, hakikat rumah tangga saling menyenangkan pasangannya.

Tapi, kini laki-laki itu berkata lelah hidup dengannya.

******

Hampir jam tujuh pagi. Irham baru kembali dengan Ilyas yang terlelap di gendongannya.

Hari ini sebenarnya dia sangat ingin menceramahi istrinya banyak hal, sayangnya dia harus berangkat ke pondok sebab akan ada pemberangkatan santriwati yang akan mengikuti perlombaan Tartil Al Qur'an mewakili pesantren.

Irham merasa rumahnya jauh lebih rapi ketimbang biasanya, saat dia selesai mandi dan berpakaian, di meja makan sudah terhidang makanan, ada secangkir teh yang masih mengepulkan asap. Di dapur ada Dinar yang terlihat jauh lebih enak dipandang tampilannya.

Tumben.

Emosinya sedikit mereda melihat hal itu.

Irham duduk untuk menikmati sarapannya. Masakan Dinar memang tidak seenak hidangan diluar sana, tapi Irham tidak pernah cerewet, asalkan Dinar masak dia selalu memakannya dengan lahab.

Dinar saja yang kurang bersyukur bersuamikan dirinya.

Usai sarapan dia pamit. Dinar mencium tangannya dengan lembut seperti biasa, bedanya Dinar tak lagi menyodorkan pipinya untuk di cium.

"Mas..." panggilnya. Dalam hati Irham mencibir, Dinar tetaplah Dinar, kecupan Irham tetaplah prioritas utama, dasar manja.

"Hmm..." ia berbalik melihat Dinar yang masih berdiri di tempatnya semula dengan tangan memilih ujung bajunya.

Kok nggak mendekat? Batinnya.

"Mau dimasakkan apa untuk makan malam?"

Hening!

"Apa sih? Aku udah telat kamu malah tanya hal nda penting." kesalnya sebab yang di harapkannya tak terwujud.

Yang Irham sadari sejak ucapannya hari itu sikap manja istrinya berubah. Jika biasanya Dinar akan merayunya kala marah, tapi sekarang wanita itu hanya terus diam dengan kepala yang di tundukkan.

"Aku ingin masak sesuatu yang mas inginkan sebelum pulang ke rumah Abah sore nanti."

Irham acuh, malah buru-buru menaiki mobilnya.

******

Di pondok Irham mengecek ponselnya, siapa tahu ada pesan dari sang istri. Tapi nihil, tak ada satupun pesan di sana. Ah, berarti perkataannya tadi hanya asal bicara. Irham memasukkan ponselnya lagi kedalam celana, dia akan mengantarkan Ibu mertuanya untuk mengantar para santriwati tampil.

"Assalamualaikum Gus," sapa salah seorang santri.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wa barakatuh, Bu yai ada?"

"Ada, njenengan sudah di tunggu."

Baru saja Irham hendak melangkah, Ibu mertuanya sudah keluar dari dalam.

"Maaf Ham, Umi jadi ngerepotin kamu, tadinya mau berangkat sama Abah, tapi dapat telepon dari istrimu ngakunya rindu rumah minta di jemput."

Deg!

Eh, seperti ada benda tajam yang menggores hatinya. Tapi, bukankah ini keinginannya untuk berjauhan dengan Dinar?

Irham termenung. Apakah ini ada hubungannya dengan kalimat yang diucapkan waktu itu? Apakah perpisahan adalah pilihannya?

Tapi, kok hatinya tak karuan hanya mendengar istrinya minta di jemput oleh orang tuanya.

*****

Irham pulang lebih awal, berharap masih bisa bertemu dengan Dinar. Dia benar-benar ingin bicara pada istrinya.

Namun, sesampainya di rumah mereka, sudah tidak ada siapa-siapa.

Rumahnya lenggang, sunyi sepi. Terasa aneh. Padahal ini yang ia inginkan bukan? Kesunyian.. Tanpa suara berisik Dinar yang memekakkan telinga.

Irham meraih ponselnya, tapi tidak ada satupun pesan yang dikirimkan Dinar. Padahal selama ini wanita itu tidak pernah berpergian tanpa dirinya.

Malam itu ia tak bisa tidur. Padahal selama ini meskipun Dinar berada di rumah ia tak pernah terlalu perduli pada sang istri.

Sudah ada setahun Irham memendam perasaannya. Rasa bosan beristrikan Dinar. Dia selama ini sudah sangat banyak mengalah untuk Dinar. Tapi perempuan itu tidak mau memperbaiki kesalahannya.

Dia seorang kepala keluarga. Tapi, sudah layaknya babu. Sekedar ganti gas LPG saja Dinar tidak bisa. Mentang-mentang orang tuanya orang berada dia jadi manja dan tidak tahu apa-apa. Dia wanita sudah menikah, sudah punya anak satu pula, mengapa masih begitu merepotkan Irham.

"Kalau sampai besok kamu tidak juga menghubungiku awas saja kamu Dinar." kesalnya sambil melempar ponsel nya ke kasur.

******

Pagi itu Irham bangun tanpa ada Dinar di sampingnya.

Sejak ucapannya kala itu Dinar memang seperti menghindarinya. Dan kini Dinar benar-benar pergi dari sisinya.

Hatinya tiba-tiba terasa kosong.

Di tatapnya sudut kamar yang tampak lenggang.

Dinar biasanya akan shalat begitu azan berkumandang.

Lucunya terlihat buru-buru bahkan tidak menyempatkan diri mandi padahal waktu masih sangat panjang.

Kadang ia dimasakkan, lebih sering masak sendiri. Harusnya Irham tidak usah resah, toh dia sendiri yang ingin menenangkan dirinya tanpa suara bising Dinar yang selalu banyak bicara ini dan itu yang sebenarnya tidak penting.

Tapi kenapa dia merasa kehilangan?

Pintu kamar Ilyas seolah memangilnya untuk di masuki, padahal tentu disana tidak ada anak dan istrinya.

Ya Allah, kenapa jadi sedih begini?

Ia jadi tak bersemangat mengajar, kenapa jadi begini perasaannya? Padahal baru semalam Dinar pergi, bukankah kemarin dengan lantang ia ingin agar Dinar pulang kerumah orang tuanya.

Mendadak wajah lelah istrinya ketika dia datang dari mengajar terbayang di pelupuk mata.

Benarkah dia se lelah itu? Padahal tidak ada yang wanita itu kerjakan dirumah.

Nyatanya tiap kali ia pulang. Rumah masih sama seperti saat ketika dia pergi, kadang yang bikin tercengang, Dinar pun masih mengenakan pakaian yang dipakainya sejak pagi.

Apa yang dikerjakan wanita itu sampai mandi saja tidak sempat?

.

1
Cinta Salsabila
saya suka ceritanya 👍👍👍👍
nietta harry
sholat berjamaah berdua?? bukankah Dinar dlm masa nifas setelah melahirkan...???
Lilan
pernah ada d posisi Dinar.. kuat Dinar kami bisaa
Lilan
sampai bab ini nyesek banget, ngebayangin ada diposisi Dinar mungkin aku gak sanggup.🙏🙏
Hera
wuuiih sad ending Dinarnya 😢😭
Hera
👍🏻👍🏻👍🏻
Tri Utari Agustina
Ceritanya bagus banget Thor semoga bermanfaat novel bagi pembaca
Sandisalbiah
𝚋𝚎𝚗𝚎𝚛𝚊𝚗 𝚜𝚊𝚍 𝚎𝚗𝚍𝚒𝚗𝚐...
Sandisalbiah
𝚍𝚞𝚕𝚞 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛 𝚢𝚐 𝚊𝚖𝚗𝚎𝚜𝚒𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚙𝚊𝚒 𝚕𝚞𝚙𝚊 𝚜𝚎𝚐𝚊𝚕𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚍𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚒𝚗𝚐𝚊𝚝𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚔𝚎𝚖𝚋𝚊𝚕𝚒 𝚍𝚐𝚗 𝚔𝚎𝚓𝚊𝚖 𝚍𝚒𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚑𝚞𝚓𝚊𝚝 𝚜𝚞𝚊𝚖𝚒𝚗𝚢𝚊.. 𝚔𝚒𝚗𝚒 𝚐𝚊𝚗𝚝𝚒𝚊𝚗 𝙷𝚊𝚜𝚊𝚗 𝚢𝚐 𝚑𝚒𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚗𝚐𝚊𝚝𝚊𝚗, 𝚊𝚙𝚊 𝚍𝚒𝚊 𝚋𝚊𝚔𝚊𝚕 𝚐𝚊𝚗𝚝𝚒𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚞𝚊𝚗𝚐 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛 𝚍𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚒𝚔𝚞𝚝𝚒 𝚔𝚎𝚖𝚊𝚞𝚊𝚗 𝚒𝚋𝚞 𝚔𝚊𝚗𝚍𝚞𝚗𝚐𝚗𝚢𝚊? 𝚔𝚘𝚗𝚏𝚕𝚒𝚔𝚗𝚢𝚊 𝚐𝚊𝚔 𝚓𝚊𝚞𝚑² 𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚔𝚎𝚌𝚎𝚕𝚊𝚔𝚊𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚊𝚖𝚗𝚎𝚜𝚒𝚊 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚔𝚎𝚖𝚊𝚝𝚒𝚊𝚗 𝚒𝚗𝚒.. 𝚍𝚛 𝙸𝚛𝚑𝚊𝚖 𝚍𝚊𝚗 𝙸𝚕𝚢𝚊𝚜..
Dewa Rana
kok dinar gak pegang uang sedikitpun
Tri Utari Agustina
Bikin emosi aja Irham rasakan suami Ratih datang dengan emosi
Tri Utari Agustina
Rasakan Eliyas istri pergi gimana rasanya istrinya
Sandisalbiah
𝚔𝚎𝚙𝚞𝚝𝚞𝚜𝚊𝚗 𝙷𝚊𝚜𝚊𝚗 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚋𝚎𝚗𝚊𝚛, 𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑 𝚋𝚊𝚒𝚔 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚑𝚒𝚗𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚝𝚎𝚛𝚓𝚊𝚍𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚊𝚜𝚊𝚕𝚊𝚑, 𝚊𝚙𝚊 𝚕𝚊𝚐𝚒 𝚒𝚗𝚒 𝚋𝚎𝚛𝚑𝚞𝚋𝚞𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚍𝚐𝚗 𝚘𝚛𝚐 𝚝𝚎𝚛𝚍𝚎𝚔𝚊𝚝𝚗𝚢𝚊
Sandisalbiah
𝚜𝚊𝚝𝚞 𝚛𝚞𝚋𝚊𝚑 𝚋𝚎𝚝𝚒𝚗𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚑𝚊𝚜𝚒𝚕 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚐𝚎𝚐𝚎𝚛 𝚜𝚊𝚝𝚞 𝚙𝚘𝚗𝚍𝚘𝚔 𝚙𝚎𝚜𝚊𝚗𝚝𝚛𝚎𝚗.. 𝚑𝚎𝚋𝚊𝚝 𝚜𝚎𝚔𝚊𝚕𝚒 𝚒𝚗𝚒 𝚋𝚎𝚝𝚒𝚗𝚊 𝚢𝚐 𝚐𝚊𝚔 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚔𝚑𝚕𝚊𝚔.. 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙 𝚕𝚊𝚐𝚒.. 𝚍𝚒𝚊 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚍𝚊𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚒 𝚋𝚊𝚕𝚒𝚔 𝚙𝚎𝚗𝚞𝚜𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚊𝚢𝚊𝚑 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛.. 𝚑𝚊𝚒𝚜𝚑𝚑
Sandisalbiah
𝚔𝚎𝚗𝚢𝚊𝚝𝚊𝚊𝚗 𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚊𝚍𝚊 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚘𝚛𝚐 𝚢𝚐 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚌𝚎𝚗𝚊𝚑 𝚜𝚎𝚝𝚒𝚊𝚙 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚖𝚊𝚝 𝚍𝚐𝚗 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚖𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚝𝚙 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚕𝚊𝚐𝚒 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚙𝚎𝚕𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚕𝚊𝚖𝚋𝚊𝚝 𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚑𝚊𝚖𝚒 𝚜𝚎𝚝𝚒𝚊𝚙 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚖𝚊𝚝 𝚃𝚑𝚘𝚛... 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚜𝚎𝚙𝚎𝚛𝚝𝚒 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚑𝚊𝚖𝚒 𝚔𝚊𝚝𝚊² 𝚍𝚕𝚖 𝚑𝚊𝚍𝚒𝚜𝚝 𝚍𝚊𝚗 𝚒𝚜𝚒 𝙵𝚒𝚛𝚖𝚊𝚗 𝙰𝚕𝚕𝚊𝚑, 𝚔𝚞𝚍𝚞 𝚙𝚎𝚕𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚞𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚋𝚎𝚛𝚊𝚙𝚊 𝚔𝚊𝚕𝚒 𝚞𝚝𝚔 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚑𝚊𝚖𝚒 𝚊𝚛𝚝𝚒 𝚍𝚕𝚖 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚖𝚊𝚝 𝚒𝚝𝚞 𝚍𝚊𝚗 𝚒𝚝𝚞 𝚏𝚊𝚔𝚝𝚊 𝚋𝚊𝚑𝚠𝚊 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚘𝚛𝚐 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚊𝚍𝚊 𝚢𝚐 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚕𝚊𝚖𝚋𝚊𝚝 𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚖𝚎𝚗𝚌𝚎𝚛𝚗𝚊 𝚖𝚊𝚔𝚗𝚊 𝚢𝚐 𝚝𝚎𝚛𝚔𝚊𝚗𝚍𝚞𝚗𝚐 𝚍𝚕𝚖 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚖𝚊𝚝² 𝚝𝚛𝚜𝚋𝚞𝚝.. 𝚖𝚊𝚊𝚏 𝚝𝚑𝚘𝚛
Sandisalbiah
𝚊𝚔𝚞 𝚔𝚊𝚗 𝚔𝚎𝚙𝚘 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚍𝚐𝚗 𝚒𝚜𝚒 𝚝𝚞𝚕𝚒𝚜𝚊𝚗 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛, 𝚔𝚘𝚔 𝚐𝚊𝚔 𝚍𝚒 𝚋𝚊𝚐𝚒 𝚝𝚊𝚞 sih😔
Sandisalbiah
𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚗𝚊𝚛𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚕𝚊𝚖𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚜𝚊𝚕𝚒𝚗𝚐 𝚓𝚊𝚝𝚞𝚑 𝚌𝚒𝚗𝚝𝚊 𝚝𝚙 𝚔𝚛𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚒𝚛𝚊 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚜𝚊𝚞𝚍𝚊𝚛𝚊 𝚜𝚎𝚙𝚎𝚛𝚜𝚞𝚊𝚞𝚊𝚗 𝚖𝚊𝚔𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚔𝚎𝚍𝚞𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚕𝚒𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚗𝚞𝚝𝚞𝚙𝚒 𝚙𝚎𝚛𝚊𝚜𝚊𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊
Sandisalbiah
𝚏𝚒𝚛𝚊𝚜𝚊𝚝 𝚢𝚐 𝚍𝚒𝚛𝚊𝚜𝚊𝚔𝚊𝚗 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛... 𝚑𝚒𝚗𝚐𝚐𝚊 𝚒𝚊 𝚝𝚎𝚛𝚞𝚜 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚍𝚊𝚗𝚐 𝚛𝚞𝚖𝚊𝚑 𝚖𝚊𝚜𝚊 𝚔𝚎𝚌𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊𝚝
Fitri Yah
ya Allah semoga novel ini sampai kepembaca yg lain, jujur saja Thor beberapa hr ini sy baca smua novel membosankan udh lama off dr novel tp Alhamdulillah sy Nemu yg bener" bagus islami yg g terlalu fanatik ada lucu dikit
linanda eneste
dy belajar agama kan ya? tugas suami ya direpotkan istri lah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!