"Aku mencintainya, tapi jika dia mencintai kakakku, maka aku ikhlas."
Rheana Dwika Chandrama, seorang gadis cantik keluarga kaya yang jatuh cinta kepada seorang pria hanya dalam pandangan pertama.
Namun cintanya harus kandas sebelum dimulai saat dirinya mengetahui bahwa pria yang ia cintai, malah mencintai kakaknya sendiri.
Hati Rheana hancur, namun tidak ada yang bisa ia lakukan selain mengikhlaskan cintanya untuk sang kakak.
Rasa ikhlas dan ketulusan Rheana tidak dipercaya oleh kakaknya, Velia. Wanita itu menganggap bahwa Rheana bersandiwara untuk mendapatkan perhatian kekasihnya, sehingga ia nekat melakukan rencana jahat kepada adiknya.
Tepat di hari pernikahan Velia dan Cakra, Velia dinyatakan hilang usai mengalami kecelakaan mobil, dan Rheana yang dijadikan tersangka karena ia yang terakhir bersama Velia.
Sejak hari itu, kehidupan Rheana yang indah berubah menjadi mengerikan. Dipaksa menikah untuk dijadikan objek balas dendam.
Follow ig : Alfianaaa05_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sahhhh
“Saya terima nikah dan kawinnya Rheana Dwika Chandrama, dengan mas kawin tersebut, dibayar tunai” Cakra mengucapkan dengan begitu lantang, di hadapan banyak orang yang menjadi saksi atas pernikahannya.
Rheana memejamkan matanya dengan air mata yang tumpah membasahi wajah cantiknya. Ia masih tidak menyangka bahwa dirinya sekarang telah menikah dengan pria yang ia cintai meski dengan cara yang tidak benar.
Rheana pernah membayangkan bisa menikah dengan Cakra, namun atas dasar suka sama suka, bukan karena dendam dan kebencian seperti saat ini.
Jika Rheana boleh jujur, ia sangat menyesal telah berusaha percaya kepada Velia. Andai waktu bisa diputar, maka ia akan memilih untuk langsung pergi ke Amerika dan tidak mempedulikan soal pernikahan kakaknya.
Sayang sekali, semua telah terjadi. Kini dirinya telah sah menjadi istri dari Cakra Dharmawan, menggantikan posisi kakaknya yang entah dimana keberadaanya saat ini.
Benar, Rheana tidak percaya jika kakaknya itu sudah tiada. Rheana berpikir bahwa kakaknya hanya bersandiwara.
Ia sudah tidak lagi percaya kepada Velia, tidak peduli bagaimana tanggapan wanita itu, karena ia sudah benci kepada permainan yang Velia ciptakan.
Rheana begitu tentu saja bukan tanpa alasan, ia sudah terlalu baik kepada Velia. Ia sudah berusaha untuk meminta maaf, namun apa balasan dari wanita itu. Velia justru tega menjebloskannya ke sbuah lubang yang tidak seharusnya ia masuki.
Rheana sebenarnya masih tidak menyangka tentang apa yang dilakukan oleh Velia, namun pada kenyataanya kakaknya itu sudah begitu jahat kepadanya.
"Aku tidak menyangka kau tega melakukan ini, Kak." Batin Rheana sambil memejamkan matanya.
Rheana yang sedang memejamkan mata seketika dibuat terkejut saat dirinya merasakan cekalan di pergelangan tangannya.
"Akhh!!" ringis Rheana.
Rheana menatap pelaku yang menarik tangannya kasar dengan mata berkaca-kaca.
"Kak, tanganku sakit." Ucap Rheana mengadu.
Benar, orang yang menarik tangan Rheana adalah Cakra, suaminya.
Cakra hanya menatap Rheana atau yang sekarang disebut sebagai istrinya itu dengan tatapan datar.
Tidak sama sekali berniat untuk melepaskan cekalan tangannya, sebab emosi dan amarah telah memenuhi diri Cakra saat ini.
"Kak, lepaskan tangan kak Rhea." Tegur Ryan membuka suara.
Mama Erina memegang tangan putranya sambil menggelengkan kepala, seakan mengatakan untuk jangan ikut campur dengan urusan yang sedang ada di hadapan mereka.
"Ma, kak Rhea kasihan." Ucap Ryan berbisik.
Mama Erina hanya diam. Ia tahu putrinya itu kesakitan, namun apa yang telah Rheana perbuat membuatnya terpaksa harus tutup mulut dan telinga dengan apa yang dialami putrinya sekarang.
"Pa." Kini Ryan bicara kepada sang Papa, namun Papa Rama juga hanya diam seakan enggan untuk menolong Rheana.
Rheana menatap adiknya dengan senyuman manis, ia senang karena setidaknya masih ada yang peduli dengannya. Rheana memejamkan matanya sebentar, seakan mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja.
Sedangkan tangannya masih terus ditarik oleh Cakra. Pria yang kini telah menjadi suaminya itu terus saja berjalan dan meninggalkan area pernikahan tanpa mengatakan apapun lagi kepada semua orang.
“Kak, biarkan aku bicara dengan papa dan mama.” Ucap Rheana pelan.
Cakra tidak menyahut, hanya diam seakan menulikan pendengarannya.
“Kak, sebentar saja. Aku mohon,” pinta Rheana dengan suara yang sedikit lebih terdengar dari sebelumnya.
Cakra menghentikan langkahnya tepat saat mereka telah berada di dekat mobil yang siap membawa mereka pergi ke rumah, rumah yang akan mereka singgahi bersama sebagai pasangan suami dan istri.
Cakra membalik badan, sehingga kini posisinya berhadapan dengan Rheana.
Wajah Cakra yang datar dan tegas justru membuat ketampanan pria itu bertambah berkali-kali lipat, dan bohong jika Rheana tidak terpesona, apalagi kini Cakra adalah suaminya, meskipun hanya suami untuk balas dendam.
“Mulai hari ini, aku melarangmu untuk pergi tanpa seizinku. Hidup dan matimu ada ditanganku, dan cobalah untuk melanggar karena aku akan menunjukkan hukuman apa yang akan kau terima nantinya.” Ucap Cakra pelan, namun penuh penekanan.
Rheana terdiam, ia menatap objek lain saat Cakra mengatakan hal demikian. Hari ini, dan detik ini juga, Rheana sangat yakin bahwa hidupnya tidak akan baik-baik saja.
“Kak, aku tidak bersalah. Tolong jangan lakukan ini,” lirih Rheana menundukkan kepalanya.
Cakra tidak membalas, pria itu membukakan pintu untuk Rheana lalu mendorong tubuh istrinya untuk masuk ke dalam mobil.
Sebelum Cakra masuk, ia sempat menoleh ke arah semua orang yang menatap nya dengan sendu, ia tahu bahwa kedua orang tua Rheana itu khawatir. Tapi kesalahan Rheana tidak bisa dimaafkan hanya dengan kata-kata saja.
Cakra menatap kedua orang tua Rheana, terutama Ryan sebentar, lalu masuk ke dalam mobil dan menyusul istrinya yang sudah terpaksa duduk di dalam mobil.
Tidak ada pembicaraan dari kedua mempelai. Rheana hanya diam dan memilih untuk menatap kaca, sementara Cakra sibuk dengan ponselnya.
“Kenapa hidupku jadi seperti ini, Tuhan!!!” Teriak Rheana dalam hatinya.
SABAR YA RHEA :(
Bersambung....................