NovelToon NovelToon
Membalas Sakit Hati Ibu

Membalas Sakit Hati Ibu

Status: tamat
Genre:Tamat / Cerai / Keluarga / Suami Tak Berguna
Popularitas:916k
Nilai: 4.8
Nama Author: Kim Yuna

Sinta tidak tahan lagi dengan perlakuan tidak baik dan semena-mena oleh Ayah dan keluarganya, terlebih mereka selalu menghina Ibunya.

Sinta yang awalnya diam saja, sekarang tidak lagi. Dia akan membalas sakit hati Ibu nya kepada orang-orang yang sudah menolehkan luka di hati Ibu.

Apa yang akan Sinta lakukan untuk membalaskan luka sakit hati sang Ibu?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Yuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 9 Sup Kaki Sapi Nenek

"Ih Ibu ini kebiasaan nanti dia main game mulu sampai lupa waktu." balasku.

"Kamu ini lama-lama kok jadi mirip seperti Ayahmu Sinta!. Kamu tenang aja, Bayu memang suka main game, tapi Ibu diam-diam selalu memperhatikan. Pernah Ibu lihat saat ia main game terus adzan berkumandang, Bayu selalu menyimpan game sejenak dan sholat tepat waktu. Dan terlihat tak begitu peduli walaupun kalah dia tetap sigap mengambil air wudhu dan sholat. Coba deh lain kali kamu perhatikan adekmu itu." Sanggah Ibu.

Pernyataan itu membuatku lagi-lagi tertegun sekaligus bertanya-tanya, apa benar Bayu seperti itu? Apa benar aku lama-lama sifat ku yang selalu menekan Bayu itu sama dengan Ayahku?. batin dalam hati seraya melamun.

"Heh, Sinta. Kok malah bengong sih, kamu tidak usah khawatir dengan adikmu dan menekannya seperti Ayah lagi. Dia memang seperti itu. Percayakan saja padanya, perihal masa depan dan jalan yang akan di pilih, selagi tidak menyimpang dan menyalahi aturan. Lebih baik kamu biarkan saja. Sekarang kamu yang belajar saja, sebentar lagi kan ujian." ucap Ibu menepuk pundakku sampai membuatku sedikit kaget karena aku tengah terdiam melamun memikirkan pernyataan Ibu.

"Ih Ibu bikin Sinta kaget aja. Iyah sekarang Sinta mau belajar." ucapku.

"Ya udah masuk kamar sana gih anak rajin Ibu!." balas Ibu.

Aku pun menuruti ucapan Ibu itu untuk masuk ke dalam kamar dan belajar, mungkin karena sedari kecil sering di tekan oleh Ayahku tanpa membantah perihal belajar membuatku lama-lama terdokrin sampai akhirnya aku terbiasa melakukan sendiri tanpa di perintah oleh siapapun lagi.

***

Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 19.00. Karena keasyikan belajar aku jadi lupa waktu. Padahal rencana nya aku akan membantu Ibu untuk mempersiapkan barang dagangan untuk besok. Seketika aku langsung keluar kamar untuk menemui Ibu.

"Ayo Bu aku bantu mempersiapkan dagangan buat besok."

"Udah ngga usah, pas kamu belajar tadi Ibu udah kerjain semuanya sedikit lagi sudah selesai. Kamu kalau mau makan, makan aja. Udah Ibu siapin di dapur."

"Kok nggak nungguin Sinta, Bu. Sinta kan mau bantuin Ibu."

"Tugas kamu itu belajar, kamu mau menjajakan dagangan juga sudah membantu Ibu. Ibu tidak ingin kamu kecapean. Urusan menyiapkan dagangan biar ibu yang ambil alih." Sahut Ibu menjelaskan.

Kruk.

Kruk.

Kruk.

"Duh perut emang ngga bisa di kondisikan. Mudah-mudahan Ibu ngga denger."

"Tuh kan kamu dah laper, sebaiknya kamu makan sana!." titah Ibu.

Tanpa basa basi aku pun makan masakan Ibu yang sudah Ibu siapkan di meja dapur. Saat tengah asyik makan tiba-tiba terdengar suara gedoran pintu di belakang rumah.

"Ipah, kok pintu belakang rumah di kunci sih. Buka dong!." teriak Nenek memanggil nama Ibu.

"Ada apa sih Nek, sudah malam main gedor-gedor pintu segala." ucaku menggerutu seraya membukakan pintu untuk Nenek.

"Ibu mu kemana sih Sinta? Kok pintu depan jam segini udah di kunci sih, heran. Jadinya Nenek mesti muter ke belakang karena Nenek menduga Ibu mu lagi masak di dapur." sanggah Nenek.

"Ya mungkin karena tadi Ayah bilang Ayah nggak pulang dan menyuruh Ibu untuk mengunci pintu depan. Memang nya ada apa Nek?." tanyaku dengan lembut.

"Halah masih sore aja main kunci segala. Memang nya Ayah mu kemana Sin, lembur lagi?." balas Nenek ingin tahu.

"Iyah kali Nek." ucapku singkat sembari menyeruput sumsum kaki sapi yang Ibu buatkan.

"Widih masak sup kaki sapi nih, bagi Nenek yah! Ini yang di panci semua Nenek bawa." celetuk Nenek dengan tak tahu malu nya.

"Yah jangan semua juga, Nek. Mending Nenek tanya dulu Ibu sama Bayu mereka juga belum makan. Kalau sup kaki ini Nenek bawa, nanti Ibu dan Bayu makan apa?." sahutku.

"Halah Nenek bawa semua. Kakek mu akan pulang malam ini dari kalimantan, dia pasti lapar. Nenek malas masak." pungkas Nenek seraya hendak pergi membawa panci berisikan sup kaki sapi yang saat ini tinggal setengah lagi karena tadi kami telah memakannya di pagi hari.

"Eh-eh Ibu Bu! mau di bawa kemana sup kaki saya Bu?." Sahut Ibu ku yang tiba-tiba datang ke dapur.

"Aku bawa yah Ipah! Bapak mertua mu akan pulang malam ini. Di rumah ngga ada makanan. Ibu malas masak.

"Loh tadi pagi kan, Ipah udah masakin semur ayam Bu. Katanya Ibu mau semur ayam untuk Ibu, tadi Ipah masak 1/2 kilo loh Bu. Masa sih Ibu habiskan semua nya sendirian?." tanya Ibuku Sarifah.

"Udah di buang sama suami mu, Bagas. Katanya nggak enak. Udah yah Ibu mau balik lagi, keburu Bapak mertua mu pulang." Celetuk Nenek.

"Hhmm ya udah bawa aja Bu." Sahut Ibu ku sembari menghela nafas kecewa mendengar penuturan Nenek sihir itu yang mengatakan semur ayam di buang masakannya di buang Ayahku.

"Bu, Ibu ngga papa?." tanya ku menanyakan kondisi Ibu setelah melihat raut wajah yang nampak sedih.

"Ibu ngga papa, Sinta. Kamu lanjutkan saja makannya. Untung Bayu dan Ibu sudah makan malam tadi, jadi Ibu tak perlu memasak lagi karena Nenek mu mengambil sup kaki sapi tadi dalam kondisi kita semua sudah makan." balas Ibu dengan tersenyum.

Ya begitulah Ibu ku, padahal tadi terlihat jelas raut wajah sedih. Tapi ketika aku bertanya, Ibu pasti menjawab dengan tersenyum menutupi kesedihannya pada kamu seakan semua nya baik-baik saja.

"Sudah Bu, aku tahu kok sedih dan lagi nggak baik-baik saja setelah mendengar ucapan Nenek itu. Ibu tak usah memikirkan ucapan Nenek dan kelakuan Ayah itu mereka memang begitu orang nya." balasku kepada Ibu sembari memeluk Ibu.

"Sok tahu kamu Sinta!. Sudah Ibu mau balik ke kamar aja, Ibu sudah ngantuk." Ibu pun pergi sembari mengunci kembali pintu yang belum sempat di kunci setelah kedatangan Nenek.

Setelah makan aku pun kembali masuk ke dalam kamar dan menonton kembali serial drama korea seru yang belum sempat aku tonton karena kesibukan ku di sekolah. Drama itu berjudul Dr. Romantic seasons 3, beberapa episode belum aku tonton, jadi malam ini aku akan maraton nonton drakor.

Aku sangat sedih saat adegan Dr. Seo wo jin yang tertimpa reruntuhan saat akan menolong beberapa penyintas, salah satu nya saat hendak melindungi seorang guru yang terluka parah hingga tangan Dr. seo wo jin tertancap besi reruntuhan. Episode ini membuat aku meneteskan air mata karena sedih.

Sebelum nya aku sama sekali belum pernah nonton drama korea tapi gara-gara sering di racuni teman sebangku ku Citra akhirnya lama kelamaan aku juga jadi suka dengan drakor.

Tak terasa saking asyiknya menonton drama korea, aku sampai lupa waktu. Saat ini waktu menunjukkan pukul 00.45 dini hari.

"Aduh udah jam segini, udah ah aku mau lanjut tidur. Besok lanjut lagi nonton, subuh aku harus bangun untuk membantu Ibu menyiapkan dagangan. Aku tak mau kalau Ibu menyiapkan dagangan sendiri seperti sore tadi." ucapku menggerutu dalam hati.

Brak.

Brak.

"Ipah, buka pintu nya Ipah!" terdengar suara teriakan Ayah yang menggedor pintu depan rumah ku.

.

.

.

Bersambung...

1
🍁Angela❣️
knp gk pisah aja sih
🍁Angela❣️
nah gila selingkuh sama adik ipar
🍁Angela❣️
makanya jangan pilih kasih
Lina Suwanti
nama adiknya Sinta, Bayu atau Dimas?
Lina Suwanti
mampir kak,, penasaran sm perjuangan Sinta membela ibunya
🍁Angela❣️
bagus bu lawan terussss
🍁Angela❣️
anak yang berbakti 😍😍😍
AXYs
Yeeesssds 👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼
Omah Tien
bagus cerei aja buat apa ounya istri ko medukung
Ruzita Ismail
Luar biasa
Faridah
kelga aneh bejad smua
Faridah
otaknya pada miring
Faridah
smga terkuak betulan
Faridah
Luar biasa
Faridah
Biasa
Faridah
jdi ikut geram sama bini kok gak peka ya
Faridah
jdi istri jagn terlalu kalem juga
Iwan Iwan
iya kan ayah nya itu mang suka sama tente adel kan suami nya lagi kerja di luar kota jadi nya tante adel itu senekan nya aja ambil suami kaka ipar nya sendiri kaya perempuan gk moral gitu tante adel nya
Faridah
smga zainal cepat memergokinya
Faridah
mantap thor.... semngat membacanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!