Transmigrasi Aletta ( Antara Kebebasan Dan Komitmen )

☆☆☆♡♡☆☆☆

**Keesokan harinya**.

Alettha merasa bingung saat dia tiba di area sekolah dan melihat Nara dan Arkan yang sama sama melamun di tempat parkir , saat dia dan Altezza sampai memarkirkan mobilnya di parkiran sekolah.

Entah apa yang dipikirkan sahabatnya itu , dan yang di lihat Alettha , mereka berdua seperti sedang memikirkan hal yang sama.

"Mereka berdua terlihat sedang ada masalah"ucap Alettha sambil memperhatikan Nara yang bersandar di mobil yang berhadapan dengan Arkan yang juga duduk di kap mobil miliknya.

"Masalah mereka memang sangat rumit sayang , dan Arkan masih terlihat bingung degan perasaannya"jawab Altezza sambil menoleh sebentar ke arah Alettha yang duduk di sampingnya.

"Jadi Arkan beneran suka sama Nara"ucap Alettha tak percaya dan sedikit terkejut dengan apa yang di katakan Altezza barusan.

"Entahlah , hanya mereka berdua yang tahu perasaan mereka masing masing"

"Lalu , apa yang membuat hubungan mereka rumit?"tanya penasaran Alettha sambil menatap Altezza.

"Keluarga"

"Maksudnya?"

"Cobalah ajak Nara ngobrol sayang , siapa tahu nanti dia mau cerita sama kamu"ucap Altezza sambil mengusap kepala Alettha.

"Kalau dia enggak mau cerita?"

"Aku yakin dia akan cerita sama kamu , karena kamu adalah sahabatnya , bukankah dia sahabat pertamamu? dan aku yakin kamu pasti bisa mengerti perasaan dia nantinya"sambil tersenyum kearah Alettha.

"Akan ku coba"yang di balas tersenyum oleh Alettha.

Lalu setelahnya mereka berdua keluar dari mobil dan menghampiri sahabat mereka yang sejak tadi menunggu mereka.

Dan tanpa banyak bicara , Alettha langsung mengajak Nara ketempat dimana mereka bisa bicara nantinya.

Hingga tujuan Alettha jatuh pada rooftop sekolah , dan di sinilah mereka sekarang , duduk di sebuah kursi panjang yang ada di rooftop.

"Lo lagi ada masalah?"ucap Alettha sambil menatap kedepan.

"Bukankah sebentar lagi bel masuk berbunyi Lettha , lalu kenapa lo malah bawa gue kesini?"tanya Nara yang mengalihkan pembicaraan.

"Bolos aja , lagian gue tahu lo enggak akan bisa konsentrasi belajar , jadi mending di sini aja"jawab enteng Alettha yang kemudian memainkan game di ponsel miliknya.

Nara sesaat terlihat diam , namun setelahnya dia melihat Alettha yang sibuk bermain game di ponselnya , dan memberanikan diri untuk bercerita pada Alettha.

"Gue .."ragu Nara.

Dan saat Alettha melihat Nara yang ingin bercerita , Alettha kemudian mematikan ponselnya lalu menyimpannya kembali ke saku almamater miliknya , dan setelahnya dia fokus mendengarkan Nara yang ingin bercerita pada Alettha.

"Gue ... di jodohin dengan anak dari rekan kerja mendiang Ayah , dan setahu gue jika dia seorang casanova"ucap Nara kemudian , saat teringat pembicaraannya dengan sang Ibu dan Atah barunya tadi malam.

"Lalu .. kenapa tidak menolaknya , dan memberitahu mengenai hal itu pada Ibumu"ucap Alettha yang masih belum tahu seperti apa jalan pikiran Nara.

"Percuma saja , lagipula itu adalah pesan terakhir Ayah sebelum dia tiada , dan gue merasa tidak bisa menolak semua itu"pasrah Nara.

"Meski lo harus mengorbankan perasaan lo?"

Nara terdiam saat mendengar Alettha mengatasn semua itu , lalu kemudian Nara menatap Alettha yang juga sedang menatapnya , dan seketika ingatannya tertuju pada seseorang yang tidak bisa dia jangkau sebab statusnya sekarang.

"Lo suka sama Arkan bukan? lalu kenapa tidak berusaha jujur dengan perasaan lo?"ucap Alettha lagi sambil melihat raut wajah Nara yang semakin sedih.

"Bukankah gue pernah bilang ke lo , jika lo mau cerita .. maka gue akan siap jadi pendengar yang baik , dan jika lo belum siap untuk bercerita maka gue juga enggak akan maksa lo , hanya saja jangan memendam semuanya sendiri Nar .. , lo bisa berbagi rasa sakit lo dengan gue jika lo mau"

"Dan .. bukankah lo menganggap gue sahabat , lalu kenapa tidak membagi kesulitan yang sedang kau alami sekarang dengan sahabat lo ini?""ucap Alettha panjang lebar.

Lalu setelahnya dia melihat Nara yang meneteskan air matanya , dan lama lama dia melihat Nara terisak sambil menundukkan wajahnya.

Dan karena merasa ikut sedih saat melihat Nara yang seperti itu , Alettha kemudian memeluk Nara dan mengusap punggung Nara yang bergetar karena semakin terisak dalam tangisannya.

"Gue tahu lo cewek yang hebat Nara , jadi .. jangan lama lama sedihnya , katakan sama gue jika lo butuh bantuan gue , maka dengan senang hati gue akan bantuin lo"ucap Alettha sambil menenangkan Nara yang masih menangis.

Hingga selang beberapa menit kemudian , Alettha melepaskan pelukannya lalu memberikan sapu tangan yang Alettha simpan di dalam tas pada Nara yang masih sesenggukkan.

"Terimakasih Lettha , sekarang gue memang butuh teman bicara , tapi sayangnya teman teman yang gue miliki tidak mau mendengar keluh kesah gue , dan gue bersyukur sebab masih punya sahabat kayak lo"ucap Nara yang sudah merasa tenang dan tersenyum kearah Alettha.

"Lo itu sahabat pertama gue , dan gue enggak akan sia siain sahabat gue begitu saja , sebab di zaman sekarang , mencari teman yang benar benar serius berteman dengan kita itu susah , jadi gue enggak mungkin ngelakuin hal bodoh sama kayak temen lo itu"ucap Alettha sambil menopang kepalanya dengan satu tangan yang dia letakkan di atas sandaran kursi yang dia duduki.

"Jadi .. lo bener suka sama Arkan?"tanya Alettha lagi.

"Meski gue bilang jika gue memang suka sama dia , tapi hubungan gue dan dia tidak akan pernah bersatu"jawab Nara tersenyum getir saat meratapi nasibnya.

"Kenapa bisa begitu?"bingung Alettha.

"Karena Arkan sodara tiri gue Lettha , dan selamanya gue enggak akan bisa bersama dengan Arkan"sambil melihat Alettha yang terkejut dengan perkataannya barusan.

Lalu Alettha terlihat menghela nafas lelah dan beranjak dari duduknya , kemudian sedikit berjalan kedepan lalu menoleh kearah Nara yang masih duduk di kursi yang ada di belakang Alettha dan membelakangngi pintu masuk rooftop.

Hingga Alettha bisa melihat jika ada beberapa orang yang berdiri di ambang pintu rooftop.

"Gue mau tanya sama lo sekali ini Nara"sambil menatap intens Nara yang juga melihatnya.

"Apa?"

"Tapi lo harus jujur sama gue , dan lo enggak boleh bohong dengan perasaan lo sebenarnya"

"Baiklah"jawab pasrah Nara yang berusaha untuk jujur.

"Lo cinta sama Arkan?"tanya Alettha tanpa basa basi , namun Nara terlihat diam tanpa ada keinginan untuk menjawabnya hingga ...

"Gue .."

"Gue enggak butuh alasan Nara , gue cuman ingin lo jujur dengan isi hati lo sendiri , jadi jawab pertanyaan gue tanpa ragu sedikitpun"ucap Alettha yang menyela perkataan dari Nara , lalu membiarkan Nara untuk kembali melanjutkan perkataannya.

Hingga apa yang di katakan oleh Nara sukses membuat seseorang yang berdiri di ambang pintu masuk rooftop terkejut dengan apa yang di katakan oleh Nara , dan berakhir menghampiri Nara dan memeluknya dari belakang tubuh Nara.

"Gue juga cinta sama lo"

**€€€££££££**