Dinikahi calon kakak ipar
Terlihat seorang gadis cantik berlari dari kamarnya karena sudah kesiangan untuk datang ke kampus. Rambutnya yang masih sedikit berantakan, dan wajah yang belum di make up sama sekali, namun masih terlihat begitu cantik.
Sampai di lantai bawah, tampak semua keluarganya sedang sarapan bersama.
“Rhea, duduklah, Nak. Mama ambilkan sarapan untuk kamu ya,” tutur Mama Erina, dengan suaranya yang begitu lembut seperti biasa.
Gadis bernama Rheana itu menggeleng, tangannya mengambil roti milik adiknya yang baru saja selesai diolesi selai.
“Kakak, itu punya gue!!!” teriak Ryan, putra bungsu keluarga Chandrama.
“Yailah, lo bikin lagi. Yang ini buat gue dulu, udah telat nih!” sahut Rheana menunjukkan jam tangan yang melingkari pergelangan tangannya.
Chandarama, atau yang kerap disapa Rama hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah anak-anaknya.
“Sudah-sudah, Ryan. Biarkan itu untuk kakak kamu dulu, kasihan dia harus berangkat ke kampus.” Ucap Papa Rama menengahi.
“Dan kamu, Rhea. Makan sambil duduk, kamu bukan kambing kan.” Tambah Papa Rama.
Rheana kikuk, ia langsung duduk disebelah kakak dan adiknya lalu memakan roti dengan terburu-buru.
“Pelan-pelan kenapa sih, Rhe. Emangnya sudah terlambat banget sampai buru-buru gitu?” tanya Velia, putri sulung Chandrama.
Rheana mengangguk-angguk sebagai jawaban. Mulut dan tangannya tetap sibuk memakan roti milik adiknya.
“Banyakin aja maraton drakor lo, Kak. Telat kan, sukurin.” Ejek Ryan yang langsung mendapat jeweran di telinga kanannya.
“Kamu, sama kakak nggak boleh ngomong gitu.” Ucap Mama Erina seraya mengencangkan jeweran di telinga putranya.
Ryan meringis, ia merengek kepada sang papa yang selalu membelanya.
“Ma, sudahlah. Kasihan dia lagi sarapan, nanti dia telat juga.” Ucap Papa Rama dengan lembut.
Mama Erina menghela nafas, ia akhirnya melepaskan jeweran pada telinga putranya.
“Oh ya, Papa mau bicara sama kamu dan Rheana, Vel.” Ucap Papa Rama pada kedua putrinya.
Rheana menenggak segelas susu hingga tandas, ia menatap sang papa yang ingin bicara.
“Pa, bicaranya nanti saja ya? aku sudah sangat terlambat ini?” rayu Rheana memelas.
“Nggak, duduk dulu sebentar.” Tolak Papa Rama tegas.
Rheana akhirnya duduk kembali, daripada terkena omelan dari sang papa. Bisa mati dia jika papa Rama sudah marah.
“Ada apa, Pa?” tanya Velia menyudahi sarapannya.
“Nanti malam kalian temani Papa ke pesta rekan Papa ya, Mama kalian nggak bisa ikut karena harus mengawasi Ryan yang sebentar lagi ujian kelulusan.” Pinta Papa Rama.
“Pesta dengan keluarga Dharmawan, Pa?” tanya Velia, yang dijawab anggukkan kepala oleh sang papa.
"Kenapa Mama harus mengawasi Ryan, Pa. Ryan janji bakal belajar kok, nggak main game." Ucap Ryan memelas.
"Cih, model kaya lo aja belajar. Ujungnya juga main game, katanya doang mau jadi dokter, padahal belajar aja males." Sahut Rheana menyenggol bahu adiknya.
"Apaan sih, Kak!" sahut Ryan tidak terima.
"Sudah-sudah!" lerai Mama Erina.
"Rheana, sudah jangan ganggu adikmu terus, sana berangkat sebelum terlambat." Ucap Mama Erina lagi.
Rheana bangkit dari duduknya, ia menyalami tangan mama dan papanya bergantian, lalu sang kakak. Kini giliran ke adiknya.
"Cium tangan gue biar berkah ujian lo." Ucap Rheana ketus.
Ryan mendengus. Dengan malas-malasan ia mencium tangan kakaknya yang super reseh itu.
Rheana pun akhirnya pergi meninggalkan rumah. Ia benar-benar harus ke kampus dan menemui dosen pembimbing untuk menanyakan judul skripsi yang sudah ia ajukan.
Hal yang sama pun dilakukan oleh kakak dan adiknya, mereka semua pergi melanjutkan aktivitas masing-masing, sebelum nanti malam pergi ke pesta.
Rheana memilih untuk naik ojek online daripada mobil pribadi keluarganya. Menurut Rheana itu bisa membuatnya menghemat waktu.
"Abang, ayo sat set sat set. Biar saya cepat sampai, bisa habis saya kalo terlambat." Ucap Rheana sambil menepuk-nepuk bahu Abang ojol.
"Iya sabar, Neng." Sahutnya tidak terdengar jelas karena angin.
Kampus Rheana tidak terlalu jauh, ataupun terlalu dekat, ya di tengah-tengah lah sehingga ia hanya membutuhkan waktu 40 menit untuk sampai.
Usai membayar ojolnya, Rheana pun segera berlari menuju ruangan dospem nya. Saking terburu-buru, ia sampai lupa mengetuk pintu dan langsung masuk saja.
"Rheana, waalaikumsalam." Ucap dosen itu geleng-geleng kepala.
Rheana mengatur nafasnya lalu manggut-mangut.
"Maaf, Pak. Assalamualaikum," salam Rheana setelah nafasnya stabil.
Dosen itu mempersilahkan Rheana untuk duduk. Beruntung sekali karena pembimbing yang dia dapatkan bukan dosen killer, malah seperti teman baginya, namun jika Rheana telat atau membuat kesalahan, tetap saja ia kena marah.
"Jadi gimana, Pak?" tanya Rheana pelan.
Dosen bernama Tito itu menganggukkan kepalanya, menandakan bahwa ia menerima judul yang Rheana ajukan, dan Rheana bisa mulai menyusun skripsinya.
Rheana lega. Setidaknya lega untuk sesaat saja, sebelum mulai berperang dengan penyusunan skripsinya.
"Mati deh gue." Gumam Rheana menepuk jidatnya sendiri.
***
Malam harinya, seperti yang papa Rama ucapkan pagi tadi. Malam ini Rheana dan Velia menemani papa mereka datang ke pesta keluarga Dharmawan.
Mereka berdua di perkenalkan ke banyak pengusaha, dan tidak jarang kebanyakan dari mereka memuji kecantikan dua putri Chandrama.
"Cantik-cantik sekali putri anda Pak Rama." Ucap salah satu rekan bisnis papa Rama.
Papa Rama terkekeh mendengarnya, ia juga tidak menyangkal bahwa putrinya memang cantik.
Lalu papa Rama mengajak mereka untuk bertemu dengan seorang pengusaha muda yang sedang jadi perbincangan hangat karena menjadi yang tersukses dan termuda.
"Permisi Pak Cakra." Sapa Papa Rama.
Orang yang dipanggil itu menoleh, membalik badan dan kini berharapan dengan Papa Rama beserta kedua putrinya.
Mulut Rheana spontan terbuka saat melihat sosok gagah dan tampan di hadapannya, benar-benar rupawan.
"Pak Rama, apa kabar?" sapa pria bernama Cakra dengan sopan.
Papa Rama tersenyum. "Saya baik, saya kesini ingin memperkenalkan anda dengan kedua putri saya." Ucap Papa Rama.
Tatapan Cakra lalu beralih kepada Velia dan juga Rheana. Ia tersenyum lalu menjabat tangan Rheana dan Velia bergantian.
Tangan Rheana tampak gemetar saat bersentuhan dengan kulit pria itu, namun Velia terlihat biasa saja. Mungkin karena sudah sering bertemu banyak orang.
"Saya Cakra." Ucap Cakra memperkenalkan diri.
"Saya Velia, dan ini adik saya, namanya Rheana." Jawab Velia menyahut.
Mereka bertiga pun mengobrol, sementara papa mereka lanjut menemui rekan yang lain.
Rheana lebih banyak diam, bukan karena tidak suka topik pembicaraan, melainkan bibirnya gemetar karena terlalu mengagumi sosok Cakra.
Rheana tidak menyangka jika akan ada pria setampan Cakra di dunia ini. Sudah tampan, gagah, berwibawa, sukses pula.
Nikmat mana lagi yang kau dustakan.
Rheana benar-benar jatuh hati pada sosok Cakra meskipun baru pertama kali melihatnya. Hatinya yang biasanya seperti batu kini malah melunak hanya melihat senyuman pria tampan itu.
Karena hari semakin malam, Papa Rama mengajak kedua anaknya pulang. Mereka tentu saja berpamitan dengan Cakra dulu yang cukup lama mereka ajak berbincang.
Saat sampai di rumah. Rheana langsung lari ke kamarnya untuk mencari tahu tentang Cakra, ia yakin pengusaha muda dan sukses seperti pria itu akan memiliki akun media sosial.
Dan benar saja, ia menemukan akun Instagram Cakra dengan puluhan ribu followers. Rheana nge stalk akun tersebut, bahkan ia juga mengikutinya.
"Aduhhh pak Cakra ganteng banget sih!!!" celetuk Rheana tersenyum seorang diri.
HAIII, KETEMU LAGI SAMA AKU 🤗
Jangan lupa untuk like, dan komen positif ya🌹
BERSAMBUNG ........................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments
Mamah Kekey
hadir kk
2023-12-19
0
🇮🇩A Firdaus🇰🇷
mampir Thor moga suka dengan cerita nya
2023-10-21
0
mama oca
mampir kak..sepertinya bagus nih ceritanya..
2023-07-31
0