bagaimana rasanya jika kamu mengetahui perselingkuhan suami mu, bahkan seluruh keluarganya mengetahui perselingkuhan itu dan menyembunyikannya darimu?
"lihat saja,, aku akan membalas semua perlakuan kalian padaku, apa yang sekarang kalian miliki adalah milikku dan aku akan mengambilnya kembali"~
simak ceritanya dari outhor, ig: @adivahalwahasanah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amie.H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pindah
"nah,, kalau gini kan gak akan ketauan, lebih baik aku siapin piring dulu untuk makan. Aku akan pura-pura makan nasi goreng itu nanti, aku ambil sedikit-sedikit dari porsi mereka hahaha. Andine dilawan!!! Rasakan!!!" kataku tertawa tanpa suara.
"non,, sedang apa?" tanya Bi Asih yang sudah kembali.
"eehh bibi, bikin kaget aja. Mana nasi gorengnya bi, aku mau siapin di meja makan." kataku dengan senyuman kecil.
"non ini bener pesennya cuma tiga porsi?" tanya bi asih yang langsung aku jawab dengan anggukan kepala.
"iyaa bi,,, tiga porsi aja cukup, ayok kita bawa kedepan. Sebentar lgi pasti pada turun, aku gamau rencana ku gagal kali ini" kataku yang langsung berlalu menuju meja makan.
Aku mulai menata piring dan nasi goreng sesuai porsinya, belum itu aku membagi dua bagian lagi untuk ku dan juga bi Asih.
"apa nanti mereka gak curiga non kalau nasi gorengnya kita taruh piring begini?" tanya vi Asih.
"ngga bi,, aman aja itu, sekarang mendingan bibi ambil bubuk merica biar rasa nasi gorengnya lebih pedas" kataku yang langsung membuat bi Asih membelalakan mata, namun setelah itu ia pun mengerjakan apa yang aku minta.
Semuanya selesai, makan malam sudah siap di atas meja sesuai dengan yang aku mau.
"bibi duduk ya bi, biar aku panggil orang-orang dulu" kataku yang langsung di angguki oleh bi Asih.
"Maassss,, buu,, Niken ayo makan malam dulu" kata ku dengan berteriak, tak lama ketiga nya pun duduk di meja makan menghadap piring mereka masing-masing.
"kok makan malam pake nasi goreng sih mbak, udah kaya sarapan aja" keluh Niken melihat apa yang tersedia di atas meja makan.
"iyaa nih, mana cuma nasi goreng doang lagi gak ada menu tambahannya!" kata bu Murni dengan ketus.
"yaa mau gimana lagi bu, Bahan masakan habis dan mas Rudi cuma kasih uang untuk beli nasi goreng ini" kataku sambil memasukkan sesuap nasi goreng kedalam mulut.
"udahlah kalian ini berisik banget sih, tinggal makan aja kok pake ribut segala!!" kata Mas Rudi menengahi.
"istri kamu itu loh Rud, masa ngasih kita makan cuma nasi goreng begini doang. Yang bener aja, mana gak ada lauk nya sama sekali cuma nasi goreng tok" kata bu Murni membuatku mendengus.
"bu,,, ini tuh nasi goreng special yang ada di depan gerbang perumahan bu, enak loh. Coba dulu makan kalau gak percaya, ini ada suwiran ayamnya sama ati ampela nya loh kan sama aja ada lauknya" kataku memperlihatkan suwiran ayam dan juga potongan hati ampela.
"sudahlah bu, makan aja yang ada. Alhamdulillah masih bisa makan kita malam ini" kata Mas Rudi membuat bu Murni mengerucutkan bibir.
Akhirnya mereka makan dengan tenang, setelah semua selesai mereka pun kembali kedalam kamar masing-masing. Kecuali aku dan bi Asih yang tentu saja masih membereskan piring bekas makan mereka.
"sudah non, biar bibi aja yang nyuci piringnya. Mendingan non Andine makan lagi, tadi pasti makannya gak kenyang kan. Karna porsi kita kan lebih sedikit dari mereka" kata bi Asih.
"iyaaa bi,,, emang, tapi kok mereka gak berasa kepedesan ya bi padahal kan tadi udah aku taruh bubuk merica lagi" kata ku dengan dahi menyerit heran.
"kayanya mereka kuat pedes deh non, bubuk merica mah gak ada apa-apanya. Besok-besok mendingan pakai bubuk cabai non" kata bi Asih membuatku terkekeh kecil.
"yasudahlah biarin bi, aku makan dulu ya bi. Nanti punya bibi makan di kamar aja biar gak ketauan sama salah satu dari mereka, aku juga mau makan di dapur kotor sekalian karna tadi aku taruh sana makanannya" kataku yang langsung di angguki oleh bi Asih.
Aku pun selesai memakan makanan yang aku pesan di restoran, kemudian kembali kedalam kamar. Ternyata bu Murni, Niken dan juga Mas Rudi tengah berada di dalam nya.
"Gimana ini Rud, kita belum dapat apa-apa dari Andine tapi dia malah keburu bangkrut. Masa kita jatuh miskin lagi!" kata bu Murni yang masih bisa ku dengar.
"Rudi juga gatau bu, mana besok kita udah harus pindah. Rudi dari tadi juga udah cari barang berharga punya Andine tapi gak ada sama sekali, gatau dia taruh dimana barang berharganya itu!" kata Mas Rudi membuat mataku membola.
"jadi selama ini mereka benar-benar cuma memanfaatin aku doang?!" gumam ku dalam hati.
"bener-bener ya si Andine itu, udah dari awal menikah kamu gak diizinkan mengelola usaha nya sekarang malah bangkrut!!!" kata Bu Murni.
"sudahlah bu, sebaiknya ibu masuk kedalam kamar ibu sebelum Andine masuk kedalam kamar ini!!" kata Mas Rudi.
"Pokoknya kamu harus cari lagi barang berharga punya Andine Rud, di tas nya kek atau dimana. Jangan sampai kita rugi karna gak dapat apa-apa" kata bu Murni yang langsung bergerak ke arah pintu. Aku pun berlari dengan pelan menuju ujung tangga agar seolah aku baru saja naik ke lantai atas.
"loh ibu sama Niken darimana?" tanyaku basa-basi.
"bukan urusan kamu!!" jawab nya ketus, sementara Niken hanya berdecih sinis dihadapan ku.
Keduanya pun turun ke lantai bawah, aku pun menggelengkan kepala.
"untung saja aku jauh lebih cerdik dari kalian, beruntung selama ini aku gak kasih izin Mas Rudi untuk memegang salah satu usahaku" gumam ku yang langsung mengangkat kedua bahu.
Sesampainya didepan pintu kamar, aku pun mendengar suara Mas Rudi yang tengah berbicara di telepon.
"iyaa sayang, nanti kalau aku gajian aku akan berikan apa yang kamu mau. Iyaa janji,,," katanya membuatku sedikit jijik.
"udah dulu yaa,, takut istriku masuk nanti, bey" katanya mengakhiri panggilan telpon, aku pun memasuki kamar dengan sangat pelan. Begitu sampai di belakangnya aku pun menepuk sebelah bahunya, dan Mas Rudi pun terjingkat kaget.
"yaampun Ndine kamu itu masuk kok gak bilang-bilang sih!!" katanya mengusap dada.
"laahh emangnya kenapa, aku kan masuk kekamar sendiri. Lagian ngapain kamu jam segini mondar-mandir sambil mainin hp kaya gitu!!" kataku membalas perkataannya. Mas Rudi pun tampak berkeringat dingin.
"eemm ngga ngapa-ngapain, ini tadi mas abis telpon temen mas yang akan handel kerjaan mas pas siang kita pindahan" katanya dengan senyum kecil.
"oohh,, aku kira nelpon perempuan lain" kataku dengan lancar sambil menganggukkan kepala, mata Mas Rudi pun membola.
"Ap-apaan sih kamu, mana ada Mas telpon perempuan lain." jawabnya dengan gugup, aku pun mengangkat kedua bahu tanda tak peduli. Kemudian membaringkan tubuh dan bersiap ke alam mimpi.
Esok siang, benar saja kami pun di bawa kesalah satu rumah kontrakan yang didalamnya terdapat dua kamar tidur dan satu kamar mandi dengan ruang tamu dan juga dapur.
"kecil banget rumah nya Mas?" tanya Niken.
"ini juga udah alhamdulillah ken, harusnya kamu bersyukur karna masih ada tempat tinggal" kata Mas Rudi membuat Niken mengerucutkan bibir.
"ck, sudahlah dimana kamar aku?" tanya nya lagi.
"kamu tidur sama ibu di kamar ini, sebelah sini kamar aku sama Andine" kata Mas Rudi membuat Niken langsung memasuki kamar tersebut.
Aku dan Mas rudi pun juga masuk kedalam kamar kami, di dalam kamar sudah tersedia kasur dan juga lemari yang cukup untuk kami.
"Alhamdulillah udah ada kasur sama lemarinya, aku susun baju kita dulu ya mas" kataku pada Mas Rudi yang hanya menganggukan kepala.
Bi Asih tidak ikut dengan kami, ia ku suruh kembali kerumah utama dan beralasan akan kembali kekampung halamannya pada Mas Rudi.
"Rudiiiii,,,,,, gak ada makanan apa? Ibu lapaaarrr" teriak bu Murni ketika aku tengah membereskan pakaian ku dan dan Mas Rudi.
"Mas ibu kamu,,,,,"
"Aahh udah biarin aja, ribet banget ibu itu. Udah tau orang masih capek, malah teriak-teriak" kata Mas Rudi.
Tok
Tok
Tok
"tuh kan, itu pasti ibu" kataku yang langsung membuka kan pintu kamar.
"Mana Rudi?" tanya Bu murni dengan ketus. Aku pun membuka lebar pintu kamar agar ibu bisa melihat posisi anaknya yang tengah tiduran di kasur.
"Rud,,, bangun Rud,, beli makanan dong, ibu laparr" kata Bu Murni yang sudah berada di dekat Mas Rudi.
"apaan sih bu,,, rese banget deh, nanti dulu lah bu. Istirahat dulu, rudi capek" kata Mas rudi yang tak hendak bangun dari tidurnya.
##
Maaf ya baru update, seharian hujan deras dari semalam. Dan dari pagi saya membereskan rumah karna banjir🙏