Sejak selamat dari bencana alam yang melanda kampung halamannya, tubuh Lusi menjadi aneh.
Dia bisa merasa sakit tanpa terbentur, merasa geli tanpa digelitik. Dan merasakan kepuasan yang asing ketika Lusi bahkan tidak melakukan apa-apa.
Dan setelah bekerja di sebuah perusahaan dan bertemu sang CEO, akhirnya dia tahu sebabnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elena Prasetyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
"Tuan Muda Sam, selamat ulang tahun!!"
Samuel West baru saja masuk ke dalam aula segera mendapatkan ucapan ulang tahun dari orang-orang berpengaruh di negeri ini. Dia tersenyum dan membalas ucapan itu dengan terima kasih. Sekaligus menancapkan tiang perkenalan pada semua pengusaha yang nantinya akan bekerja sama dengan perusahaan milik ayahnya. Techno West.
Ayah dan ibunya yang berada di tengah ruangan bangga menyambut putra mereka.
"Selamat ulang tahun sayang" ucap ibunya kemudian memeluk putra yang sekarang berusia dua puluh lima tahun itu.
"Karena Samuel telah hadir disini, silahkan dimulai pestanya!!" kata ayah Sam mempersilahkan semua orang yang hadir untuk menikmati pesta.
"Aku tidak membutuhkan pesta seperti ini" kata Sam membuat wajah ayah dan ibunya kesal untuk beberapa detik lalu kemudian melanjutkan senyum penuh kebanggaan.
"Kami menyediakan hadiah terbaik tahun ini" ucap ibunya lalu memberikan sebuah kartu kamar hotel.
"Apa ini?"
"Datang saja kesana dan cari tahu sendiri" jawab ibunya lalu memberikan segelas minuman pada putranya.
Samuel menghabiskan minumannya dalam satu teguk tanpa rasa curiga. Lalu dia pergi dari pesta untuk mencari hadiah yang disiapkan kedua orang tuanya.
"Apa Tuan besar menyiapkan sebuah hotel untuk Anda? Atau perusahaan lagi seperti tahun lalu? Bagaimana kalau mereka memberikan tanah yang sedang Anda incar di wilayah Utara?" cecar asisten yang selalu mendampingi Samuel sejak tahun lalu karena asisten sebelumnya.
Samuel berhenti melangkah dan merasa napasnya berat tiap kali mengingat peristiwa kecelakaan yang hampir merenggut nyawanya tahun lalu. Dia beruntung diselamatkan dari mobil yang hancur karena tertimpa beton terowongan. Sedangkan asisten yang telah mendampinginya sejak masih remaja tidak seberuntung dirinya.
Tak terasa susah satu tahun sejak kejadian itu.
"Akan lebih baik kalau mereka memberiku waktu sendiri untuk beristirahat" jawabnya.
Karena sejak setahun lalu, kedua orang tua Sam tidak pernah melepas penjagaan pada dirinya. Begitu mengekang kebebasan yang seharusnya dimiliki seorang pemuda berusia dua puluh lima tahun seperti dirinya.
Samuel dan asistennya sampai di depan kamar hotel yang dituju. Dia memasukkan kartu itu dan segera saja mencium semerbak parfum yang berbeda-beda saat pintu terbuka.
"Selamat ulang tahun Tuan Muda Samuel!!" seru semua wanita yang ada dalam kamar hotel itu.
Sam terdiam kaku seperti patung sedangkan asistennya tersenyum penuh makna. Ternyata, hadiah yang disiapkan kedua orang tuanya adalah ... Wanita?
"Anda dapat beristirahat di kamar ini Tuan muda. Dan ada lima wanita yang siap membantu Anda melakukan hal itu. Selamat ulang tahun Tuan muda" kata asistennya lalu bersiap melarikan diri.
Sayangnya, tangan Samuel lebih cepat dalam menangkap kerah belakang asistennya sebelum dapat melarikan diri.
"Bawa mereka pergi!!" perintahnya dengan suara dalam juga mengerikan.
"Tapi Tuan dan Nyonya Besar sudah berusaha menyeleksi semua wanita ini untuk Anda"
"Kau pikir apa yang akan aku lakukan di dalam kamar ini?"
"Sudah saatnya Anda tumbuh lebih dewasa dari sebelumnya Tuan muda. Dengan bantuan lima wanita ini"
"Aku bukan pria murahan!!" ucap Sam penuh penekanan.
"Tapi Anda belum pernah sama sekali ... Emmmm. Tuan dan Nyonya besar sangat berharap Anda mengalami malam yang indah hari ini. Juga sebagai pembuktian kalau sebenarnya Anda ... Normal"
Normal?
Selama dua puluh lima tahun hidupnya, Sam memang tidak pernah dekat dengan wanita manapun. Tapi bukan berarti dia tidak normal. Dia hanya ingin pengalaman pertamanya menjadi sangat spesial. Baginya juga bagi wanita yang akan menerima dirinya nanti.
"Kau pikir aku tidak normal?" tanyanya kesal.
"Bukan saya. Tuan dan Nyonya besar begitu khawatir pada kehidupan percintaan Anda"
"Kalau begitu, kenapa tidak kau saja yang sibuk dengan kehidupan percintaan mu? Karena aku akan pulang!"
Samuel melemparkan kartu hotel pada asistennya dan melangkah pergi. Tidak mempedulikan wajah kecewa lima wanita yang ada di dalam juga kebingungan yang dirasakan oleh asistennya saat ini.
Di rumah, Samuel tenggelam dengan pekerjaan. Sejak tiga tahun lalu, Samuel masuk ke dalam jajaran direksi karena memiliki saham sebanyak 20 persen di Techno West. Jadi dia memegang tanggung jawab yang sama dengan direksi yang lain.
Setahun yang lalu Samuel juga membuka sebuah perusahaan pengolahan sampah di daerah Utara. Jadi seluruh waktunya didedikasikan pada pekerjaan.
Tidak ada waktu luang untuk memikirkan hal lain. Termasuk wanita dan cinta. Berbeda sekali dengan beberapa temannya yang berasal dari latar belakang hampir sama. Kebanyakan dari mereka bersenang-senang dengan uang orang tua. Bahkan ada yang sudah menikah dan bercerai sebanyak beberapa kali.
Pasti hal itulah yang membuat kedua orang tuanya khawatir. Sampai mengira dirinya tidak normal.
Tiba-tiba tercium bau bunga di hidung Samuel. Bau ini?
Sudah setahun ini, beberapa kali Samuel mendadak mencium bau bunga yang sama. Padahal dia tidak bersama siapapun. Alias sendirian di dalam ruangan.
Sempat dia berpikir sesuatu yang tidak masuk akal. Seperti kehadiran makhluk tak kasat mata yang ingin mengganggunya. Memaksa dia pergi ke seseorang yang dianggap bisa melihat sesuatu. Tapi tidak membawa hasil yang diharapkan.
Bau bunga itu tetap hadir, di saat dia sendirian. Di waktu yang tak pernah sama. Namun kali ini, dia mulai terbiasa. Tidak menganggap kehadiran bau bunga yang akrab di hidungnya ini mengganggu lagi.
Jam dinding tiba-tiba berbunyi. Mengingatkan Samuel kalau sekarang sudah terlalu malam. Dia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum tidur.
Ketika menerima terpaan air hangat dari atas kepalanya, tiba-tiba bau bunga itu muncul kembali.
Membuat Samuel merasa bergairah dan perlahan bagian tubuhnya yang menggantung itu naik. Saat telah mengeras sepenuhnya, Samuel mengambil sedikit sabun dan melakukan apa yang harus dilakukan oleh beberapa pria yang terpaksa memuaskan diri sendiri. Karena belum bisa berkomitmen pada sebuah hubungan seperti dirinya.
Disela-sela Samuel melakukannya, dia seakan bisa mendengar desahan wanita. Apa ini hanya ada di imajinasinya saja? Tapi kenapa suara desahan itu terdengar begitu dekat seakan dia sedang berada di sebuah ranjang bersama wanita itu. Menikmati penyatuan tubuh yang penuh dengan peluh namun membawa kegembiraan tak terbantahkan.
Dan saat mencapai puncak, bau bunga itu menghilang. Demikian juga suara desahan wanita yang didengarnya. Menyisakan rasa lelah di tangan kirinya.
Samuel kembali membersihkan diri dan bersiap untuk tidur. Malam ini, dia akan tidur dengan nyenyak sampai matahari menyambut.
Tidak peduli dengan kondisi orang tuanya dalam pesta ulang tahun yang ditinggalkannya. Juga keadaan asisten yang terpaksa menggiring lima wanita penuh kekecewaan keluar dari hotel.
uda baca karya2mu. syukaaaa...
semangat berkarya, lope u