"JANGAN LUPA LIKE PERBAB YA!"
Reyhan Pratama dipertemukan dengan seorang wanita shalihah yang dulu pernah ditolaknya saat akan dijodohkan beberapa tahun lalu membuatnya sedikit menyesal tentang masa lalunya.
Wanita itu sekarang sudah bercadar namanya Annisa Putri, wanita shalihah yang sangat lembut dan sekarang sangat disukai oleh Asyifa putrinya Reyhan.
Akankah mereka bisa memperbaiki masa lalu mereka?
Jika ada penulisan atau kata-kata yang salah, atau menyinggung salah satu agama, mohon di maafkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi Karyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23
Annisa sudah pulang ke pesantren.
"Assalamu 'alaikum Ayah, Ibu," ucap Annisa
"Wa'alaikumussalam," jawab keduanya saat menoleh kearahnya.
Ayah dan ibunya sedang duduk menikmati kue dan kopi di pagi hari.
"Apa Syifa sudah sehat?" tanya Bu Aisyah
"Sudah mendingan, tapi katanya perutnya masih sedikit sakit." jawab Annisa yang baru melepaskan tasnya dan ikut duduk di dekat orang tuanya.
"Apa nanti Nisa mau ke sana lagi?" tanya Ayahnya setelah menyesap kopi.
"Syifanya ingin Nisa ke sana lagi, tapi Nisa merasa gak nyaman karena mereka kan bukan keluarga kita, ditambah harus satu ruangan sama yang bukan mahram rasanya sulit," ucap Annisa yang sedikit tidak nyaman tapi rasanya sulit menolak permintaan Syifa.
"Kenapa gak kita coba lagi perjodohan yang dulu pernah batal," ucap Pak Harun menatap kearah putrinya.
"Bukan apa Nak, hanya saja supaya gak terjadi fitnah antara kalian, jika kalian punya status maka kalian bisa melakukan apapun bersama, Syifanya juga bahagia, dan kalian bisa bersama tanpa ada rasa tidak nyaman," tambah Bu Aisyah membantu suaminya menjelaskan
Annisa hanya diam mendengar itu, dia juga sangat ingin tapi dia gak mau nanti Reyhan berpikir dia mendekati Syifa karena ingin bersamanya seperti wanita lainnya yang pernah Syifa ceritakan.
*
Di rumah sakit keluarga Reyhan juga membahas hal yang sama sebelum mereka pergi.
"Papa tau kamu mengagumi Annisa, jadi kenapa kita gak lanjutkan perjodohan yang sempat gagal dulu!" ucap Pramana
"Iya benar, dari wajah kamu sudah terlihat jelas apa yang kamu rasakan saat ini, tatapan kamu tidak bisa berbohong," tambah Janeta
"Papa akan membicarakan masalah ta'aruf kamu dan Annisa kepada orang tuanya nanti. Bagaimana?" ucap Pramana menatap putranya yang memang sejak dulu tidak banyak bicara.
"Pa, aku memang mengaguminya walau gak pernah melihat wajahnya tapi aku takut keluarga mereka salah paham dengan niat baik kita," ucap Reyhan
"Biar kami yang urus, kami gak mau menyesal lagi seperti dulu, Annisa wanita yang mendekati kata sempurna jadi jangan di sia-siakan lagi," kata Pramana
Reyhan hanya diam tapi sedikit khawatir takut ditolak Annisa. Dia pernah menolak Annisa jadi dia takut hal itu membalik padanya.
"Saat Syifa sudah sehat, kita temui mereka," ucap Janeta
Reyhan hanya mengangguk setuju walau sedikit khawatir. Tatapannya tertuju pada wajah putrinya yang sudah kembali tidur.
Dia bukan hanya ingin mencari istri tapi dia juga ingin mencari ibu yang tepat untuk Asyifa, ini pertama kalinya Syifa menyukai seorang wanita, padahal banyak wanita yang sering mendekatinya tapi dia bersikap biasa tidak berlebihan seperti pada Annisa, mungkin anak kecil tau mana yang tulus dan tidak.
*
Siang hari Annisa pergi ke panti asuhan, Dia duduk di ruang tamu panti bersama Amara.
"Jadi benar pernikahan kalian batal?" tanya Amara
Annisa mengangguk
"Alhamdulillah. Pak Anto bukanlah laki-laki yang pantas untuk Nisa," kata Amara yang sejak awal memang tidak setuju.
"Ini berkat bantuan keluarga Bu Janeta, dia meminjamkan uang pada Ayah jadinya ayah bisa membayar tanah panti dan pesantren," ucap Annisa
"Keluarga mereka memang baik, alhamdulillah kita diberi kemudahan lewat mereka," ucap Amara penuh sukur.
Annisa mengangguk, keluarga Pak Pramana memang semuanya baik, dia merasa bersyukur bisa mengenal keluarga mereka.
Annisa pergi menemui anak-anak panti yang lagi main di halaman, mereka berlari saat melihat Annisa mendekat.
"Kak Nisa sudah lama banget gak ke sini" ucap salah satu anak.
"Iya kak Nisa sibuk banget makanya sekarang baru sempat ke sini, sekarang mau belajar menggambar kaligrafi gak?" tanya Annisa sambil mengusap kepala anak itu.
"Mau," sorak semuanya senang dan bahagia, sudah lama mereka tidak bertemu Annisa jadi mereka jarang belajar.
"Ambil dulu buka gambarnya sama peralatan lainnya," suruh Annisa
Semuanya berlari masuk mengambilnya lalu kembali keluar lagi membawa peralatan menggambarnya.
Di halaman Annisa memberikan contoh yang akan di gambar, semua mengikutinya dengan serius, mereka duduk di hamparan yang Ibu panti sediakan untuk belajar di luar.
Semuanya membawa meja kecil masing-masing.
Annisa melihat satu persatu anak panti yang serius dalam menggambar kaligrafi.
Dia membantu anak yang kesulitan menggambar karena masih terlalu muda juga.
Setelah selesai mengajari anak panti menggambar, dia pulang naik bis.
Dia duduk dipojok hingga tidak tersentuh orang lain.
Apa Syifa sudah sehat ya? pasti dia nungguin, kasian juga kalau gak dilihat batin Annisa
Annisa turun di halte berikutnya lalu mencari taksi, dia masuk ke taxi dan meminta diantar ke rumah sakit.
Saat di depan rumah sakit, Ia turun dari taxi dan langsung berjalan masuk, disaat bersamaan Reyhan juga baru datang, mungkin baru pulang dari kantor karena pakaiannya masih pakaian kantor dan sangat rapi.
Annisa menunduk sopan, "Assalamu'alaikum," ucapnya pelan
Reyhan menjawab salamnya, Reyhan dan mempersilakan Annisa jalan duluan.
Annisa pun berjalan duluan, Reyhan berjalan pelan menjaga jarak dari Annisa, dia menatap punggung Annisa sepanjang jalan.