Gadis Penggoda Duda

"Nes, tumben banget ngajakin ke mall. Emang mau beli apa?" tanya Selfia tengah mengemudikan mobil.

Di jam makan siang begini, Agnes mengajak Selfia ke mall. Mereka baru saja pulang dari kantor polisi untuk memberikan keterangan terkait Wira dan Bu Neta.

"Ini Bu Sintia minta tolong aku buat pesanan di Jeslyn Cookies. Besok ada tamu dari Manila, perusahaan kita ada project dengan tim mereka jadi Bu Sintia memilih pesan cookies untuk sajian pertemuan." jawab Agnes menunjukkan chatnya dengan Bu Sintia.

Selfia mengangguk paham. "Oh itu, pantesan tadi lagi Mas Wahyu bilang lagi sibuk buat besok."

Tadi pagi memang beberapa orang divisi mereka sibuk. bolak balik keluar ruangan. Salah satunya Mas Wahyu yang terlihat kusut sekali wajahnya. Katanya lagi pusing dan sibuk buat besok. Tapi Selfia tidak sempat bertanya lebih lanjut karena harus menemani Agnes ke kantor polisi.

Mereka telah sampai parkiran dan langsung naik lewat lift, tentunya saja untuk menghemat waktu dan tenaga.

Agnes sendiri sudah biasa melakukan hal ini, jadi tidak bingung lagi harus mencari tempatnya.

"Nah itu dia." tunjuk Agnes ke salah satu tempat di lantai tiga.

"Rame banget ya, Nes. Pasti enak, pantesan setiap ada rapat atau acara salah satu suguhan cemilan dari tempat itu." ujar Selfia menggandeng Agnes masuk ke sana.

Mereka masuk dan langsung disapa oleh karyawannya.

"Mita, aku pesen cookies kayak biasanya 4 box ya. Besok tolong kirim ke kantorku, alamat seperti biasa." Pinta Agnes yang sudah kenal dekat dengan Mita, salah satu karyawan disini.

"Oke Mbak Agnes, tunggu sebentar ya aku buatin struknya."

Agnes mengangguk, dia mengajak Selfia berkeliling melihat aneka jenis roti dan cookies yang dijual di sini.

"Aku kira disini cuma jual cookies aja. Ternyata banyak roti lainnya." Selfia memilih beberapa roti yang menarik perhatiannya. "Harus aku coba dan bawa pulang. Siapa tahu ibu dan Mbak Dela bisa buat kayak gini juga." bisiknya membuat Agnes tersenyum menahan tawa.

Memang keluarga Selfia memiliki usaha toko roti cukup besar. Ayah, ibu dan kakak pertamanya yang mengelola, mereka memiliki beberapa karyawan untuk membantu produksi. Hanya Selfia dan kakak keduanya yang tidak terlibat, Selfia bekerja di perusahaan sedangkan kakaknya mengambil pelayaran, hidup di laut dan pulang setahun sekali.

"Mbak Agnes, ini struknya." panggil Mita. Segera Agnes dan Selfia mendekat, membayar pesanan dan beberapa roti yang diambil Selfia lalu pergi.

"Nes, sekalian aja kita makan siang disini ya." Selfia mengajak Agnes masuk salah satu restoran.

Jam makan siang mereka nikmati dengan tenang. Dan 30 menit berlalu mereka harus bergegas kembali ke kantor.

Baru saja keluar restoran, ada dua orang perempuan menghadang mereka. Satu lebih tua dan satu masih muda yang sepertinya seumuran mereka.

"Nah ini, perempuan yang disukai sama calon suami kamu." kata wanita tua itu membuat Agnes dan Selfia saling pandang. Keduanya tampak bingung, siapa yang dimaksud ibu ini. Karena mereka saja jomblo, tidak punya pasangan. Agnes baru putus dengan Wira sedangkan Selfia sudah lama menjomblo hampir satu tahunan.

"Oh jadi ini perempuan yang sukanya ganggu tunangan orang. Heh mbak, bisa ga jangan kegatelan, jangan keganjenan, pake segala cara buat cari perhatian ke tunangan aku. Emang ga ada laki-laki lain apa sampe tunangan orang pun masih mau. Kita mau nikah bulan depan, tapi gara-gara kamu persiapan pernikahan kami jadi berantakan. Emang mau ganti rugi, hah?"

Perempuan lebih muda ini mengoceh di depan Agnes dan Selfia membuat mereka semakin bingung.

"Maaf mbak, kamu ngomong sama kita? Eh maksudnya sama aku apa sama dia?" tanya Selfia menunjuk dirinya dan Agnes.

"Ya sama kalian lah, terutama sama dia." jawab perempuan itu menunjuk Agnes dengan tatapan penuh kebencian.

"Hah diaaa?" Selfia berseru kaget. "Mbak ga salah orang? Temen saya ga ada deket sama laki-laki manapun mbak. Dia aja bulan ini gagal nikah. Gimana ceritanya ngerebut tunangan kamu?" ujar Selfia tidak terima Agnes di tuduh begitu saja.

Perempuan yang lebih tua maju selangkah. Dia menunjuk-nunjuk Agnes sambil berkata kasar. "Memang dia, ga salah kok. Gara-gara dia anak ku jadi uring-uringan, jadi males buat ngurus rencana pernikahannya sama Freya. Padahal sebelumnya dia baik-baik aja, disuruh nemenin Freya mau, disuruh fitting baju pernikahan mau. Lah beberapa hari ini disuruh cek venue pernikahan nolak terus. Alasannya sibuk kerja, malemnya udah capek dan ngurung diri. Pas dicek ke kamar, ternyata di dalam kamarnya banyak foto kamu. Dasar perusak kamu yaa."

Agnes masih bingung dengan perkataan dua orang di depannya. Dia masih positif thinking jika mereka salah orang. Tapi perkataan wanita yang lebih muda ini, bernama Freya membuat Agnes merasa kok sepertinya memang dia.

"Haduh mbak siapa sih tunangan kamu? Coba bilang emang kita kenal?" tanya Selfia dengan berani.

"Heh kalian itu pura-pura ga tau ya. Kamu juga harusnya bilangin temen kamu, jangan suka ganggu calon suami orang." sahut perempuan tua itu dengan nada tinggi.

"Maaf Bu, tapi saya ga pernah ganggu tunangan orang lho." balas Agnes tidak terima.

PLAKKKK

"Heh gila kamu asal main tangan aja." seru Selfia marah.

Agnes ditampar oleh Freya.

"Halah, aku punya bukti kamu chatingan sama tunangan ku. Gara-gara kamu gagal nikah, tunangan ku jadi punya harapan sama kamu. Dia berharap pernikahannya sama aku batal, kalo pun dia nikah pasti berharapnya sama kamu. Dia jengukin kamu kan pas sakit kemarin? Ngungkapin perasaannya juga. Bahkan ngajak kamu nikah. Tapi kamu tolak, pasti karena belum move on sama yang kemarin. Aduh mbak, bisa ga sih kamu pergi jauh dari hidup tunanganku. Pernikahan kami udah deket, tapi gara-gara kamu cerita ke dia soal gagal nikah, dia jadi flashback mikirin kamu lagi. Emang perusak hubungan orang kamu ya."

"Oh Ilhamm." ujar Agnes dan Selfia dengan kompak.

"Nah iya tunanganku itu Ilham. Kenalkan kalian, itu ngaku." ujar Freya tersenyum puas.

PLAKKKKK

"Aduhhh... "

Selfia ganti menampar Freya. Dengan tatapan sengit dia berkata. "Heh jangan salah kira yaa. Agnes ga pernah godain Mas Ilham. Soal gagal nikah juga bukan Agnes yang cerita ke tunangan kamu. Tapi emang keadaan yang membuat Mas Ilham tahu kalo hubungan Agens sama pacarnya ga bisa diteruskan. Terus lagi, soal jenguk, yang namanya temen dateng jengukin orang lagi sakit, yaitu wajar. Lagian mereka ga ada hubungan apa-apa. Bahkan kita juga ga tahu kalo Mas Ilham udah tunangan."

"Halah bohong, kalian ga mungkin ga tahu. Foto profil instagram dan whatsapp Ilham itu foto tunangan kami. Ga mungkin kan ga lihat." sahur Freya tetap ngotot.

"Ya mungkin aja, siapa tahu di privasi dari Agnes. Dia ga mau ngakuin kamu di depan Ageng." balas Selfia tetap tidak mau kalah.