"Mama masih hidup! Mama masi hidup!" mata bocah itu berkaca-kaca saat Daniel mengatakan bahwa ibunya sudah meninggal. Ia tak terima jika ibunya dikatakan sudah tiada. Ia meninggalkan Daniel yang tidak lain ayahnya sendiri.
Terpaku menatap pundak bocah itu berlari meninggalkannya masuk ke dalam kamar.
Kenzie membanting pintu dengan keras, ia mengunci pintu rapat. hingga Daniel yang berusaha menyusulnya merasa kesulitan untuk membujuk putranya.
Daniel tau putranya, jika sudah seperti itu, Kenzie tidak akan mau bicara dengannya. Ia tidak akan memaksa putranya dalam keadaan seperti ini, hanya ia takut dengan kesehatan putranya semakin memburuk hingga ia memilih pergi.
"Temukan dokter itu, Saya akan membayarnya mahal," ucap Daniel dingin setelah mendapatkan telpon dari seseorang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon desi m, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23
Di sisi lain
Kenzie meragukan apa yang di katakan dokter Messa, bahwa mereka tidak akan ketahuan oleh Daniel.
Papanya sangat pintar, bagaimana dia bisa menyembunyikannya dari papa?
"Apakah kau yakin, kita tidak akan ketahuan?"
"Tentu saja, kamu jangan khwatir. Nanti saat kita pulang kamu harus cepat-cepat menyelinap masuk ke dalam kamarmu, jagan sampai terlihat oleh siapapun. Dan saya pastikan itu akan aman."
Kenzie menatapnya dengan curiga.
Kali ini aku keluar tanpa hasil sama sekali.
Liki mengatakan bahwa kejadian itu sudah sudah terlalu lama. dan Vidio dari cctv itu sudah lama menghilang. Dia sudah berusaha semaksimal mungkin, tetapi tidak dapat menemukan video itu.
Dia juga berharap, semoga ada jalan lain untuk mencarinya lain kali. Jika tidak dapat menemukannya, maka tidak ada lagi petunjuk yang bisa ia pakai untuk mencari ibunya.
Kenzie tampak sangat menghawatirkan nya.
Agar tidak ketahuan, Ariana memarkirkan mobilnya agak jauh dari rumah mewah itu. Dia mengikutinya dengan berjalan kaki, dan sekali lagi Ariana menyuruhnya untuk berhati-hati.
"Jangan khwatir."
Kenzie mengucapkan dua kata itu dengan tidak sabar, dan dengan cepat Kenzie berjalan menuju tembok belakang rumahnya.
Dengan cepat Ariana mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Deffan. Deffan yang selalu siaga begitu cepat menjawab telpon dari mamanya.
"Deffan, bersiaplah, Kenzie akan kembali, dan kamu keluar seperti kamu masuk kerumah itu tadi."
Ariana langsung memutuskan telponnya tanpa menunggu Deffan menjawabnya.
Mendengar ucapan mamanya, Deffan sangat senang. Tetapi membayangkan beberapa aneka makanan favoritnya yang tidak bisa ia makan, dia agak kecewa.
Makanan tidak boleh di buang begitu saja, lebih baik biarkan Kenzie yang asli memakannya, anggap saja Kenzie membantunya memakan aneka makanan itu.
Membayangkan hal ini, membuat Deffan penasaran dengan seorang Kenzie, Deffan memutuskan untuk bertemu Kenzie sebentar sebelum ia keluar.
Deffan berbaring dengan tenang di atas tempat tidur sembari menunggu Kenzie kembali.
Tidak begitu lama, terdengar suara orang mendorong jendela dari luar, kemudian jendela itu pun langsung terbuka. Terlihat sosok anak kecil melompat masuk.
Deffan langsung duduk dan menatapnya kosong.
Wah .., sama persis dengan dia yang ada di dalam TV, seperti cermin, menakjubkan. Dia sangat mirip dengan ku.
Melihat ada seorang anak kecil di dalam kamarnya, yang menatapnya dengan rasa takjub, Kenzie membulatkan matanya dan terkejut dan tercengang. Anak yang persis dengan dirinya ini memakai pakaiannya, bagaimana bisa? dan ....
Bagaimana bisa dia terlihat persis seperti ayahnya dan dirinya, bahkan mereka seusia. Wajahnya begitu tampan, persis dengan dirinya. Kenzie menatapnya tidak berkedip, Deffan langsung berdiri dan hendak menghampiri Kenzie.
"Kamu siapa ...?" Kenzie menatap Deff dengan heran dan masih tidak percaya, bahwa ada orang lain yang wajahnya persis seperti dirinya.
Aku ada dua?
Waja Kenzie yang biasanya selalu tenang, sekarang sangat terlihat tegang dan heran.
Deffan berjalan ke arahnya, dan dia menampilkan senyuman khasnya: " Kita terlihat sama, aku seperti sedang bercermin."
"Tidak bisakah kau menebak? Aku adalah kakak mu, eh .., bisa juga .., aku. Atau mungkin adik mu."
Kakak adik?
Kenzie menjadi semakin bingung, papa tidak pernah memberi tahunya bahwa dia mempunyai saudara laki-laki. Tapi mengapa sekarang tiba-tiba muncul seorang anak laki-laki yang persis seperti dirinya.
Apakah? Kenzie terlihat memikirkan sesuatu.
Apakah Mama yang membawanya kemabli?
Memikirkan ini, mata Kenzie terlihat berbinar-binar. Dan baru saja Kenzie akan menayangkan tentang mamanya, terdengar suara langkah kaki seseorang mendekati pintu kamarnya.
Deffan menjadi gugup, sebelum ia pergi, Deffan memberi tahu Kenzie: "Juru masak sudah menyiapkan beberapa makanan yang enak-enak untuk mu, semua adalah makanan favorit ku, kau harus makan;ebih banyak nanti ya? Sudah tidak keburu lagi, aku harus pergi sekarang, agar tidak ada yang melihatku, bey ...."
Setelah melambangkan tangannya, Deffan langsung keluar melalui jendela dan melompat keluar.
Mengapa orang lain tidak boleh melihatnya?
Kenzie benar-benar tidak mengerti.
dan belum begitu percaya bahwa dia memiliki saudara, saudara yang begitu mirip. Apakah aku sedang bermimpi? Setelah Kenzie mencubit tangannya sendiri, ia sadar bahwa rasanya sakit.
"Au sakit ..., berarti aku tidak sedang bermimpi, ini nyata." Kenzie berbicara sendiri, sambil masih berpikir
Tetapi, karena adanya saudara laki-laki yang mirip dengannya, dan mengingat apa yang di katakan bocah itu tadi, maka Kenzie merasa bahwa itu harus di rahasiakan.
Kemudian terdengar ketukan di pintu. Kenzie langsung menyahut tidak senang, karena sudah menggangu apa yang sedang ia pikirkan.
"Mau apa?"
"Tuan muda, makanan yang kamu minta tadi sudah siap semua, Tuan mengajak kamu turun untuk makan."
Kenzie teringat akan kata-kata bocah itu tadi. Lalu dengan segera ia membuka pintu dengan penasaran.
Kenzie masuk ke ruang makan dan langsung duduk di sebelah papanya. Melihat semua makanan yang ada di atas meja, Kenzie mengernyitkan keningnya dengan heran.
Makanan seperti apa ini? Aneh sekali, aku tidak pernah memakannya sebelumnya.
Daniel yang duduk di sebelahnya, menatap Kenzie dengan wajah muram.
Tadi saat dia bilang ingin menakan makanan ini, matanya sangat berbinar-binar dan terlihat sangat tamak. Dan sekarang, setelah semuanya masak dan di hidangkan, Kenzie seperti tidak mau memakannya.
"Kenzie, coba di makan."
Dengan wajah malas, Kenzie mengambil sumpit bambu, dan menyuapkan sepotong tahu tauco yang sangat berminyak itu kedalam mulut kecilnya. Kenzie mengunyah dua kali, kemudian tiba-tiba wajahnya mengeryit lalu memuntahkannya dengan jijik.
"Tidak enak rasanya. Pa, rasanya aneh sekali."
Pilih-pilih soal rasa?
Daniel menatapnya Kenzie. Bukankah dia sendiri yang menginginkannya? Daniel menatapnya curiga.
Terik apa lagi ini? Apakah dia akan mengusulkan bahwa Ariana yang akan masak untuknya? Menggantikan juru masak di rumahnya.
Daniel menunggu kata-kata itu keluar dari bibir putranya.
Siapa yang tau ....
Bagaimana kisahnya
...****************...
Ikuti dan tap ❤️ agar mendapatkan notifikasi update terbarunya. Dukung terus author ya, dengan cara vote dan like, berikan komentar agar yang membangun karya author. selamat membaca dan selamat datang di bab selanjutnya 🙏🙏🙏