NovelToon NovelToon
Jejak Cinta Jenaka

Jejak Cinta Jenaka

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintapertama / Perjodohan / Poligami / Tamat
Popularitas:14M
Nilai: 5
Nama Author: Mizzly

Warning! 21+
Ada beberapa adegan yang dilakukan pasangan yang sudah menikah, mohon bijak menyikapinya!


Jenaka Putri menerima pernikahan yang orangtuanya putuskan dengan laki-laki yang selama ini Ia idamkan. Khayalan indah tentang menikahi lelaki impian harus hancur manakala Mandala Wangi memanipulasi pernikahan mereka hanya untuk menutupi pernikahan sirinya dengan Kinara Jelita.

Sakit hati karena ditipu tak membuat Jenaka menyerah. Ia menyusun rencana agar Mandala mencintainya, semata agar Ia tidak diceraikan suaminya sendiri.

"Centil sama suami sendiri enggak salah kan?" tekad Jenaka.

Mampukah Jenaka merebut hati Mandala? Mampukah Jenaka menggeser posisi Kinara di hati Mandala? Mampukah Jenaka menggoda suaminya sendiri? Ataukah Jenaka akan menyerah dan memilih pergi?


Karena hidup tidak se-Jenaka namanya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mizzly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Belum Bisa Menceraikan Jenaka

Mandala sedang bermimpi indah, Ia sedang berlari di sebuah taman yang penuh dengan hamparan bunga yang indah. Kinara sedang tertawa menggodanya.

Mandala berlari sambil tertawa mengejar Kinara. Mereka tertawa bersama, sampai akhirnya langkah Mandala terhenti.

Brukk...

"Kak Mandala punya aku!" Jenaka memasang kuda-kuda lalu menendang Mandala.

"Aww!" rintih Mandala. Perutnya terasa sakit. Kenapa mimpinya terasa amat nyata. "Jangan marah dulu Jen!" Mandala berusaha menenangkan Jenaka.

"Aku enggak mau tau, pokoknya Kak Mandala punya aku!"

Brukk...

Kembali tendangan dirasakan oleh Mandala. "Kayaknya mimpi enggak sesakit ini deh!"

Mandala lalu tersadar dan melihat Jenaka sudah membuang guling pembatas mereka entah kemana. Kini kaki Jenaka sudah bertengger di atas perut rata Mandala.

"Ya ampun Jen! Kamu tidur atau adu silat? Enggak di alam sadar, di alam mimpi pun kamu rusuh banget!" gerutu Mandala.

Mandala memperbaiki tidur Jenaka. Menaruh kembali guling pembatas diantara mereka. Namun Jenaka yang sepertinya sedang mimpi adu silat kembali menendang perut Mandala.

Brukk...

"Aww! Jen! Enggak kebayang tiap malam kalau tidur bareng sama kamu!" keluh Mandala.

Mandala akhirnya baru bisa tertidur menjelang pagi dan terbangun saat melihat Jenaka sedang sholat subuh. Begitu khusyuk. Begitu tenang. Berbeda sekali dengan cara tidurnya yang rusuh.

"Kak Mandala udah bangun? Pules banget tidurnya? Nyaman ya tidur di rumah Ayah dan Bunda? Aku malah enggak bisa tidur, Kak. Kayak mimpi habis berantem gitu!" oceh Jenaka sambil merapihkan mukenanya.

"Enggak bisa tidur kamu bilang? Semalaman kamu adu silat gitu masih bilang enggak bisa tidur? Ck...ck...ck..." batin Mandala.

"Sholat subuh dulu, Kak. Keburu subuhnya habis. Kakak mau mandi air hangat atau air dingin?"

"Aku mandi di rumah aja. Hari ini aku ada janji sama Kinara. Mau pergi piknik." Mandala masuk ke dalam kamar mandi, meninggalkan Jenaka yang seperti terhempas dari tebing tinggi yang menyakitkan. Baru bahagia sudah disadarkan kalau Ia bukanlah siapa-siapa.

Ya, akhir pekan ini memang jatahnya Mandala bersama Kinara. Semalam malah seharusnya Mandala pulang ke rumah Kinara. Pasti Kinara murka kalau tahu semalam Mandala pulang ke rumahnya.

Jenaka hendak menyiapkan sarapan pagi untuk suaminya namun Bunda sudah masak duluan. Bunda memasak nasi goreng daun mengkudu kesukaan Jenaka dan nasi goreng kampung untuk Mandala dan Ayah.

"Asyik nasi goreng daun mengkudu! Jenaka suka sekali!" Jenaka hendak mengambil piring namun Bunda mengomelinya.

"Hush! Ajak dulu suamimu makan! Sekarang kamu sudah jadi seorang istri, layani suamimu dengan baik!" nasehat Bunda.

"Enggak perlu, Jen. Toh dia punya istri lain yang bisa melayaninya. Kamu jangan mau ikutin nasehat Bunda kamu!" sindir Ayah. Rupanya Ayah masih marah. Bunda rupanya tak berhasil membujuk Ayah.

"Ayah! Jangan begitu dong! Masa Ayah menyuruh anaknya jadi istri durhaka sih? Inget Yah, Jenaka sekarang tuh surganya ada di ridho suaminya. Bukan di kita lagi! Masa sih Ayah mau Jenaka masuk neraka karena enggak taat sama suaminya sendiri?!" omel Bunda panjang lebar.

Ayah menyelesaikan sarapannya dengan cepat. Ia tak mau satu meja makan dengan Mandala. "Pokoknya Ayah enggak suka putri Ayah dipoligami!"

Ayah pergi meninggalkan meja makan dan lebih memilih berkumpul dengan teman-temannya di pos hansip. Mandala mendengar semua percakapan di meja makan. Rumah Jenaka yang tidak begitu besar membuat segala percakapan dapat Ia dengar hanya dengan membuka sedikit celah di pintu kamar Jenaka.

Mandala berakting kalau semuanya baik-baik saja. Bertingkah seakan Ia tak mendengar apapun. Mandala ikut sarapan bersama Bunda yang lebih banyak diam dan Jenaka yang berulang kali mempromosikan nasi goreng mengkudu buatan Bundanya. Rame as always.

"Jen, aku pulang dulu ya! Kabari Pak Sahrul kalau kamu mau dijemput pulang ya!" pesan Mandala sebelum pulang ke rumah Kinara.

"Iya, Kak. Aku kayaknya mau nginep disini aja."

"Baiklah, terserah kamu aja." Mandala lalu pamit pada Bunda. "Aku pulang dulu ya, Bun. Titip Jenaka."

"Iya." jawab Bunda singkat. Sebenarnya Bunda lebih marah dibanding Ayah. Hanya saja Bunda bisa menyembunyikannya dengan rapat. Tidak menampilkan kemarahannya seperti Ayah.

Mana ada sih seorang Ibu yang mau anaknya dimadu? Meski Jenaka terlihat baik-baik saja namun Bunda tau, anaknya berusaha menutupi sakit hatinya.

Setelah Mandala pergi, Bunda mengajak Jenaka jalan-jalan ke Mall. Bunda berniat membelikan Jenaka baju yang Jenaka suka.

"Coba kamu pakai baju ini Jen! Dress ini membuat kamu terlihat lebih fresh. Ada motif bunga-bunga warna biru cerah. Pasti kamu cerah saat memakainya." Bunda memberikan dress yang Ia pilihkan pada Jenaka.

"Bunga-bunga terus, Bun. Nanti kalau ada kumbang yang melirik Jenaka gimana?" gurau Jenaka.

"Ya bagus kalau begitu. Biar kamu bisa mendapatkan kumbang yang benar-benar mencintai kamu dan menjadikan kamu 'the one' di dalam hidupnya." sindir Bunda.

"Bunda kok ngomongnya begitu sih? Bunda masih marah sama Kak Mandala?" Jenaka mengambil dress yang Bunda berikan lalu mencobanya di fitting room. Bunda mengikuti dari belakang dalam diam.

"Enggak ada seorang ibu yang mau anaknya dimadu, Jen. Bunda enggak rela Jenaka dimadu. Tapi Bunda bisa apa? Jenaka yang menjalaninya. Kalau Jenaka menjalaninya dengan ikhlas, in sha Allah surga balasannya!"

Jenaka memeluk Bundanya erat. "Jena akan baik-baik aja, Bun. Akan ikhlas dan bahagia. Bunda tau kan kalau Jena sangat mencintai Kak Mandala? Mendapatkan Kak Mandala jadi suami Jena adalah anugerah besar. Jena akan mempertahankan rumah tangga Jena apapun yang terjadi."

"Sok tua kamu! Udah ayo Bunda mau bayar!" Bunda mengambil dress yang sudah Jenaka coba.

"Enggak usah, Bun. Uang Jena banyak sekarang. Uang sakit hati, Bun. Bunda mau beli yang mana? Biar Jena yang bayarin!"

****

Di Taman

"Sayang, kamu kok malah tidur terus sih? Kita kan udah janji mau piknik?!" protes Kinara.

Mandala dan Kinara sudah berencana piknik, namun selama piknik yang dilakukan Mandala hanya tidur saja. Terlihat sekali Mandala sangat mengantuk hari ini.

"Iya. Kan piknik juga bisa sambil tiduran, Sayang." ujar Mandala dengan suara ngantuk.

"Kamu habis darimana sih semalam? Pergi sama Jenaka ya? Aku tanya Mala, Jenaka enggak pulang semalam! Kamu check in ya diluar?"

Mandala duduk dan mengambil sebuah apel lalu memakannya. "Jena pulang ke rumah orangtuanya. Aku semalam ada urusan. Enggak bisa tidur karena mimpi buruk. Mimpi ditendang sama alien!"

"Mimpi yang aneh. Mumpung kita sedang di luar bisa bicara bebas. Aku mau nagih janji kamu, kapan kamu mau ceraikan Jenaka? Udah 3 bulan lebih kalian berumah tangga. Mau berapa lama lagi? Aku enggak mau ya kamu sampai jatuh cinta sama anak kampung itu!" ancam Kinara.

"Aku enggak bakalan cinta sama anak rusuh kayak dia, Sayang. Aku belum bisa menceraikan dia dalam waktu dekat. Papi marah banget aku melegalkan pernikahan kita. Kalau aku menceraikan Jenaka, bisa dipastikan aku akan dicoret dari kartu keluarga. Pekerjaan, fasilitas dan rumah kamu akan diambil sama Papi. Kamu sabar ya. Jenaka bukan tipeku. Kamu satu-satunya yang aku cinta."

Kinara mendengus kesal. Lagi-lagi Ia harus bersabar. Jenaka yang selalu dibela oleh Papi Prabu terus menerus membuatnya harus mengalah.

"Sabar.... Sabar.... Akan datang harinya nanti Jenaka akan tersingkir dari kehidupan rumah tanggaku dan Mandala!" batin Kinara.

****

Hi Semua! Udah senin nih! Jangan lupa vote Jenaka ya, biar Jenaka makin jago silatnya 🤣🤣

1
Tiffany_Afnan
enteng bet ngomong begitu... kau terlalu tinggi menilai dirimu kisanak !! kek paling oke sedunia..
Tiffany_Afnan
ada ya laki² kyk mandala ?? terbuat dr apa hatinya... JAHAT !!
indira kusuma wardani
Luar biasa
Ran Aulia
😭😭😭😭
Ran Aulia
ceritanya bagus 🥰🥰🥰
paling seneng ceritanya Juna Melisa ❤️❤️❤️❤️
Terima kasih ya kak
✨️ɛ.
wah, mommy² kece pada ngumpul dimari~
yeni sami
Luar biasa
ani surani
setujuh bu Sri 😍
ani surani
krn ini hanya di dunia halu, mk'a sempit. beda dg dunia nyata yg benar2 luas
ani surani
DUARR 💣
ani surani
dan akhirnya gawang Jenaka pun kebobolan sdr2 .... 😁😁
ani surani
pokoknya ngakak bgt deh part ini 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
ani surani
loe kayak cenayang aja Gen, sok tau. eh, emg tau ya ? 😅😅😅
ani surani
"semua akan gagal pd waktunya" 🤣🤣🤣🤣
ani surani
authornya emg gitu, suka bgt gangguin org yg lg nanggung 🤣🤣🤣
ani surani
gangguin org lg enak nih org 🤦‍♀️🤦‍♀️
ani surani
🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤣🤣🤣
ani surani
oohhh ternyata yg tia juga gk mau kalah 😁😁
ani surani
mosok honeymoon rame2, yg ada gagal maning gagal maning 🤣🤣🤣
ani surani
mf Man, aku cuman bs ketawa aj 🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!