NovelToon NovelToon
Lihat Aku Sekali Saja

Lihat Aku Sekali Saja

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahkontrak / Cintamanis / CEO
Popularitas:3.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Vanzhuella annoy

"Aku hanya mengganggap dirimu baby sitter. Setelah dia terbangun, saat itu juga kau angkat kaki dari rumah ini!!!" Filio Ar Januar.


"Pernikahanku terjadi dengan keterpaksaan, namun aku berharap akan berakhir bahagia. Aku mohon lihat aku sekali saja," Asilla Candrawinata.



Diharapkan membaca TERPAKSA MENIKAH season 3

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vanzhuella annoy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 23. Egois

"Lepaskan Tuan," ringis Asilla tanpa disadarinya ternyata Filio diam-diam menghampiri lalu mencengkram pergelangan tangannya.

Bukannya melepaskan. Filio bahkan semakin mencengkram erat membawa Asilla menjauh.

Bruk

Tubuh Asilla tersungkur terjatuh di kursi yang terdapat di taman belakang.

"Atas dasar apa kau berani memberikan puisi untuk putraku?" ujar Filio dengan tegas.

"Apa Tuan ada waktu untuk bersama Moses? tidak bukan?. Moses minta untuk dibantu, apakah saya harus menolaknya? jika saya tolak bagaimana perasaannya?" jawab Asilla tanpa merasa takut karena pikirannya sudah kemana-mana, akibat mendengar keluh dari Isabella tadi.

Mendengar keberanian dari Asilla jelas saja membuat Filio naik pitam. Ia melangkah mendekati Asilla.

"Kau sudah berani meninggikan suaramu kepadaku?" ujar Filio dengan sorot mata tajamnya sembari mencengkram wajah Asilla sehingga membuat Asilla meringis. "Kau tau posisimu di rumah ini? aku ingatkan lagi, kau hanya aku anggap baby sitter di rumah ini. Setelah Sinta bangun hari itu juga kau angkat kaki dari sini," bentak Filio sembari menghempaskan cengkraman.

Mendengar itu membuat Asilla tersenyum miris.

"Apa Tuan kira saya senang berada satu atap dengan kepalsuan ini? dengan sandiwara ini? tidak Tuan, semua saya jalankan dengan keterpaksaan." Ungkap Asilla dengan suara tenangnya. Selama 2 tahun lebih ini ia hanya diam saja. Asilla pikir kesabaran ada batasnya.

Atas keberanian Asilla membuat Filio tersenyum sinis.

Sesaat keduanya hening.

"Apa begitu cara didik yang kau berikan kepada mereka?" ujar Filio tidak setuju dengan didikan Asilla kepada anak-anak tentang hukuman yang diberikan. Aduan Isabella tadi membuat dadanya sesak tanpa ia sadari.

"Itu putri saya, saya berhak mendidik mereka seperti apa. Tapi tidak berlaku kepada Moses karena saya sadar akan keberadaan kami disini," jawab Asilla dengan suara rendahnya seperti menahan sesuatu. Jujur saja ia merasa menyesal telah memberi hukuman kepada Isabella setelah putri bungsunya mengadu kepada kedua Kakaknya.

"Kau bisa merusak mental mereka?" tegas Filio.

Hahaha

Kekeh Asilla mendengar cemoohan Filio.

"Sejak kapan Tuan peduli dengan putri-putriku?" kekeh Asilla tersulut emosi.

Filio melangkah maju mendekati Asilla yang berdiri ditepi kolam renang.

"Kau lupa siapa dirimu Asilla?" Filio kembali mencengkram wajah Asilla sehingga membuatnya meringis. "Kau sudah dijual oleh kedua orang tuamu sendiri Asilla, kau adalah anggunan jaminan," bentak Filio disertai tawa sembari menghempaskan cengkraman.

Mendengar itu membuat Asilla tidak berkutik, kini ia bungkam seribu bahasa. Apa yang dikatakan Filio benar jika dirinya adalah jaminan. Asilla menundukkan wajahnya tidak berani lagi menatap sorot mata tajam Filio.

"Sangat aneh, orang tua mana yang rela mengorbankan putrinya sendiri demi kejayaan," ejek Filio sembari mengulum senyum.

Asilla terdiam sembari mencerna perkataan Filio.

"Seperti anak terbuang saja," imbuhnya.

"Jangan sembarangan Tuan," lirih Asilla merasakan sesak mendengar hujatan Filio.

Hahaha

Gelak tawa mengejek Filio.

"Cukup Tuan," seru Asilla dengan lantang sehingga membuat Filio terdiam lalu menatapnya dengan tajam. Jika menyangkut kedua orang tuanya Asilla tidak akan tinggal diam.

"Ingat posisi dan siapa dirimu disini," ujar Filio sembari berlalu, tidak sengaja menyenggol kaki Asilla.

Plung....Byur....

Awww

Asilla tercebur kedalam kolam renang. Menyadari Asilla terpleset membuat Filio menghentikan langkahnya lalu menoleh kedalam kolam renang. Ia juga memekik karena lututnya terbentur dinding kolam renang.

Asilla terengah-engah karena kebetulan air di kolam renang sebatas leher.

"Sangat ceroboh," sinis Filio tanpa kasihan.

Asilla menepi lalu naik kepermukaan dengan tubuh basah kuyup disertai raut wajah emosinya, ia kira Filio sengaja melakukannya.

"Terlalu kejam!" Gumam Asilla dengan mata berkaca-kaca berlalu mendahului Filio. Tentu saja Filio mendengar gumaman Asilla.

Tanpa mereka ketahui ada sesosok yang berdiri di dinding kaca yang tembus dengan taman belakang. Sosok itu adalah Isabella, dari awal sampai akhir Isabella melihat apa yang dilakukan Filio tetapi sayangnya ia tidak dapat mendengar apa yang di bicarakan keduanya. Sungguh Isabella merasa ketakutan. Dalam benaknya Filio ingin menyakiti sang Mama sehingga membuat tubuhnya bergetar hebat dengan wajah pucat pasi karena baru kali ini ia melihat orang melakukan tindakan kejam.

...*****...

Seperti biasanya Asilla melakukan aktivitasnya seperti biasa. Setelah anak-anak berangkat ke sekolah baru ia akan berangkat ke butik. Sedangkan Filio lebih duluan berangkat tanpa mau sarapan dulu.

Asilla memeriksa keuangan karena akhir bulan.

"Lumayan besar," gumam Asilla sembari tersenyum senang karena pemasukan lumayan besar. "Ini demi kalian sayang karena sekarang masa depan kita belum ada kepastian, tetapi Mama akan selalu berusaha demi kalian," sesaat Asilla menghela nafas panjang. "Kalian penyemangat untuk Mama bisa bertahan sampai saat ini," sambungnya.

Asilla menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa sembari merenggangkan jari-jemarinya.

Tap tap tap

Bunyi dentuman sepatu hak tinggi terdengar di telinga Asilla.

"Papa, Mama," panggil Asilla cukup kaget melihat kedua orang tuanya karena selama ini mereka jarang menemui Asilla kecuali ada maunya saja.

Hmmm

Farhan dan Mira langsung mendaratkan tubuhnya menduduki sofa yang berhadapan dengan Asilla.

"Bagaimana kabar Papa sama Mama?" tanya Asilla sembari bangkit menyalami kedua orang tua yang sangat ia sayangi.

"Kabar buruk," cicit Mira.

Mendengar sahutan Mira tentu saja membuat Asilla terdiam sembari bergantian menatap dua paruh baya.

"Sila. Papa ingin buka usaha di kota x tetapi dana Papa kurang. Hmmm maksud kedatangan Papa sama Mama ingin minta tolong sama kamu," ungkap Farhan sembari memijit ujung keningnya.

Asilla terdiam. Bukankah 6 bulan yang lalu kedua orang tuanya juga meminta uang dalam jumlah yang banyak kepada Asilla dengan alasan Mira ingin membuka cafe. Mau tak mau Asilla memberi uang 100 juta. Itu murni uang tabungan Asilla sendiri.

Setelah menikah dengan penerus Januar yang tak lain Filio. Asilla diberi kartu kredit tanpa limit, dan satu ATM yang sampai saat ini Asilla tidak tau berapa jumlah uang didalamnya. Karena selama ini Asilla tidak pernah menggunakan kartu itu, selama ini ia menggunakan uang hasil kerja kerasnya untuk kebutuhan rumah tangga. Sedangkan untuk gaji Riri dan satu pelayan serta supir Filio sendiri yang gaji. Dan untuk biaya sekolah anak-anak murni dari Asilla.

"Apa kamu punya uang 1 miliar Sila?"

Deg

Mendengar jumlah uang dengan nominal sangat besar bagi Asilla tentu saja membuatnya sontak kaget.

"Apa Ma 1 miliar?" gumam Asilla dengan mata membuat.

"Mendengar uang 1 miliar saja matamu ingin keluar. Ingat Sila kamu menikahi orang kaya raya di negara ini," sinis Mira.

"Sila tidak punya uang sebanyak itu Ma," jawab Asilla.

"Bilang saja kamu pelit Sila," sinis Mira kembali.

"Papa sangat butuh uang itu dalam 1 minggu ini Sila. Papa janji jika usaha sudah berkembang, Papa akan berusaha cicil." Ujar Farhan menuntut.

"Sila benar-benar tidak punya uang sebanyak itu Pa," jawab Asilla apa adanya.

"Kamu tidak punya tetapi suamimu bahkan lebih dari itu," seru Mira.

"Tapi Ma," lirih Asilla.

"Tolong Sila," bariton Farhan membuat Asilla tidak tega apa lagi melihat wajah lelah pria yang tidak pernah mencurahkan kasih sayang kepada dirinya sejak kecil sampai sudah memberinya cucu.

"Kamu tega kepada orang tuamu sendiri Sila? orang tua yang mengandung serta melahirkan ke dunia dan membesarkan sampai kamu bisa ke tahap ini?" ungkit Mira.

Mendengar itu membuat dada Asilla nyesak. Haruskah mereka mengungkit yang sudah menjadi kewajiban orang tua pada umumnya.

"Baik Pa, Ma. Sila akan usahakan tetapi tunggu beberapa hari," akhirnya Asilla mengalah dan berusaha mencari jalan keluarnya.

"Gitu dong, seorang anak sudah sewajarnya membantu orang tua yang lagi membutuhkan. Buat apa menikah dengan sang super kaya jika....."

"Cukup Ma," sela Farhan. "Baiklah Papa minta waktu 2 hari," ujar Farhan.

"2 hari?" gumam Asilla.

"Lebih cepat lebih bagus," Mira menimpali.

"Iya Pa, Ma akan Sila usahakan," jawab Asilla dengan kepala berat.

"Ingat Sila 2 hari," ingat Mira. "Mama sama Papa akan pulang," imbuhnya.

"Iya Ma, Pa. Hati-hati," jawab Asilla.

Selepas kepergian kedua orang tuanya Asilla terdiam sembari berpikir, dari mana ia bisa mendapatkan uang sebanyak itu.

"Kalian mengunjungi Sila karena ada maunya," gumam Asilla pelan sembari tersenyum miris menertawakan dirinya sendiri

Tanpa disadari perbincangan mereka didengar oleh sesosok yang sengaja bersembunyi.

Tok tok

Pintu di ketuk. Padahal pintu tidak tertutup.

Asilla menoleh kearah pintu. Secepat mungkin ia mengusap wajahnya.

"Sony,"

Ternyata yang mengetuk pintu adalah Sony supir pribadi Filio jika ia malas menyetir sendiri.

"Maaf Nyonya jika saya menganggu. Saya diperintahkan Nyonya untuk mengantarkan ini," kata Sony sembari menyerahkan kotak berisi kue buatan mertua Asilla yang tak lain adalah Lyodra.

"Terima kasih Sony, hmmm apa kamu mau?" tawar Asilla ingin membuka kotak itu.

"Tidak Nyonya saya baru saja selesai makan siang. Jika begitu saya permisi Nyonya," tolak halus Sony sembari pamit.

Asilla mengangguk.

...******...

Di rumah Asilla mondar-mandir menunggu kepulangan Filio. Padahal jam segini Filio akan sudah pulang tetapi sampai sekarang belum juga ada tanda-tanda ia akan pulang.

Asilla sengaja berdiam di teras rumah bermaksud ingin menunggu kepulangan Filio. Seketika raut wajahnya berseri melihat mobil yang biasa membawa sang suami memasuki perkarang rumah.

Sony keluar begitu saja tanpa membuka pintu disebelahnya.

"Sore Nyonya," sapa Sony sedikit heran karena tak biasanya Asilla bersantai di teras.

"Sony Tuan mana?" tanya Asilla tak sabaran.

"Malam ini Tuan lembur Nyonya kemungkinan dini hari baru pulang," terang Sony.

"Oh," jawab Asilla ber oh ria.

Lama berpikir akhirnya Asilla menyusul ke kantor usai makan malam bersama anak-anak.

...******...

1
bunda
Luar biasa
Efida Ika Putri
kak maaf seharusnya will u marry me ☺
Kuntyo Wantari Dewi
Gatot maning ya Iyo😄😄😄
Retno Palupi
apa orang lain itu juga mencintai mu sila?
Retno Palupi
aq jengkel dg sila, yg mau aja dibohongi sama ortunya
Retno Palupi
bakal nyesel kamu iyo ..
Retno Palupi
kapan sila bahagia
Retno Palupi
kenapa juga sila g pergi dari rumah saja, hidup mandiri
momiie
entah lah ga bisa mmamsuk ke alur nya sayaa
momiie
makin aneh ceritanya
Mona Lisa
arsilla agak lembab sih..hrus tegaslah
Atmita Gajiwi
/Smile//Grin//Heart//Heart/
Sulfiani Mappiase
dan 3 Thun itu yg koma siapa namanya nga bangun² juga?
Putri Rijani
makin kesini kok Q mkin bngun alurx
Putri Rijani
autor Q gmes sma si fillow mw tak jewer aja telinga nya🤣
Rizky_02
aku nangis banget please. karya mu sungguh sangat keren Thor
Rizky_02
author naro bawang di sini 😭😭😭
Rizky_02
itewe mulai membaca semoga sesuai ekspektasi ku 😊
꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂
Luar biasa
꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂
duh visualnya opa semua,kalo visual cowok orang bule atau turki gitu pasti dapat bangt visual sama karakternya pas gitu lebih hot
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!