Merupakan seri kelanjutan dari Novel Benua Teratai Biru vol pertama.
👉 bagi yang baru mampir, silakan baca novel pertama dengan judul yang sama.
_____________
Dunia Kultivator. Yang kuat menindas yang lemah, yang lemah menjadi abu sehingga semua orang berusaha untuk menjadi kuat.
Qing Ruo adalah seorang pemuda yang memiliki takdir langit terlahir dengan fisik yang lemah. Kelemahannya itu menjadi bahan ejekan teman sebayanya.
Tiba-tiba keberadaannya yang dipandang sebelah mata mengejutkan semua orang.
Bagaimana kisah perjalanan hidupnya? simak dan ikuti terus Sang Penguasa Benua Teratai Biru Vol 2. Semoga tetap suka.
👉 Update setiap hari jam 04.00 WIB.
👉 Mohon tinggalkan jejak, like dan komen.
Terima kasih 🙏.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhistira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Menangkap Serpihan Kelopak Bunga Teratai Biru.
Wu Tu Shang dan Dun Tan Ying terlihat kebingungan dan perintah tersebut, karena mereka berdua saja hampir tidak mampu mengejar Qing Ruo.
Saat mereka berdua terus bergerak, tiba-tiba di depan mereka terdengar suara ledakan dahsyat serta lengkingan siulan Phoenix yang memekakkan telinga.
" Dhuar.... dhuar...." ledakan dahsyat sekali lagi Bergema.
" Wakil pemimpin, cepat panggil yang lainnya! aku telah mengurungnya," teriak Qing Ruo sambil menahan jaring kubah langit yang telah mengurung serpihan kelopak bunga teratai biru itu, sambil mengirimkan kekuatan Ilahi kelopak bunga teratai biru yang pernah dia serap sebelumnya.
Jaring emas raksasa dengan balutan petir berwarna hitam keemasan yang berderak-derak itu terus bergetar terkena hantaman kelopak bunga teratai biru yang terus melawan.
Baru beberapa menit saja, Qing Ruo yang telah menggunakan seluruh kekuatan mengurung serpihan kelopak bunga itu kini mulai kelelahan.
Di sisi yang lain. Sambil memanggil Hua Di Jiu dan yang lainnya, wakil pemimpin Wu Tu Shang dan Dun Tan Ying juga ikut melepaskan kekuatan penyegelan pada kelopak bunga teratai biru tersebut.
" Hais..., dimana yang lain. Mengapa begitu lama sekali!" Dun Tan Ying mengerutu.
" Wakil Pemimpin, aku hampir sudah tidak tahan!" ucap Qing Ruo yang terlihat begitu kelelahan. Serangan yang terus dilancarkan oleh kelopak bunga teratai biru itu benar-benar menguras kekuatannya.
" Tahan!" teriak Hua Di Jiu dari jauh muncul bersama puluhan prajurit lainnya yang langsung mengirimkan kekuatan penyegelan.
Cahaya kebiruan yang merupakan kekuatan ilahi dari serpihan kelopak bunga yang pernah mereka serap sebelumnya terus bermunculan dari telapak tangan mereka, menyelimuti serpihan kelopak bunga teratai biru itu.
" Swhus...." jaring emas raksasa yang mengurungnya lenyap.
" Beristiarahatlah! Serahkan pada kami!" ucap Hua Di Jiu sambil terus menembakan cahaya kebiruan dari telapak tangannya.
" Apa yang kamu lakukan!" ucap sebuah suara marah bergerak mendekati mereka.
" Kakek," ucap Qing Ruo sambil memulihkan kekuatannya.
" Wakil Pemimpin Ling Zhong, aku sudah mengingatkanya agar tidak bertindak sembarangan dan menunggu kita." Wu Tu Shang menjelaskan.
Ling Zhong hanya bisa menggelengkan kepala sambil menatap Qing Ruo yang terlihat begitu kelelahan.
" Pendekar tingkat dewa surga, bahkan raja dewa akan terbunuh jika menyentuh benda ini!" ucap Ling Zhong yang terlihat kesal, dengan hati yang sangat khawatir dan senang.
" Wakil pemimpin, untung dia telah menjadi telah menyerap kekuatan ilahi dari serpihan kelopak bunga teratai biru lainnya." Wu Tu Shang menenangkan.
" Jika akau tidak memaksa diri untuk menahannya, aku yakin kita akan kehilangan jejaknya," Qing Ruo membela diri.
" Pulihkan dirimu!" ucap Ling Zhong sambil membantu wakil pemimpin lainnya menyegel serpihan kelopak bunga teratai biru tersebut.
Satu persatu para wakil komandan serta para Jenderal pasukan pelindung benua teratai biru bermunculan. Mereka yang baru tiba itu langsung mengirimkan kekuatan penyegelan.
Setelah cukup lama, kelopak bunga teratai biru tersebut mulai dapat di tenangkan. Ling Zhong yang melihat hal itu lalu menghentikan tindakannya dan menghampiri Qing Ruo.
Tangan tuanya yang terlihat kekar dan lebar itu lalu menyentuh punggung Qing Ruo.
" Kakek, aku baik-baik saja."
" Jangan banyak bicara," ucapnya tegas sambil mengirimkan kekuatannya.
Qing Ruo hanya bisa menganggukan kepala dan menyerap kekuatan yang diberikan oleh Ling Zhong.
Mereka berdua terdiam, sambil menahan rasa kerinduan di dalam hatinya masing-masing.
" Kakek, maaf membuatmu sedih. Saat itu aku mengacau dan pergi begitu saja." suara Qing Ruo bergema di kepala Ling Zhong.
" Anak nakal, jangan banyak bicara. Pulihkan dirimu dulu."
" Baik," jawab Qing Ruo.
" Tanpa kamu minta maaf, aku juga telah memaafkanmu. Bahkan yang harusnya minta maaf itu adalah aku," ucap Ling Zhong membatin dengan perasaan sedih dan bahagia.
Ling Zhong begitu bahagia saat dirinya bisa menyentuh tubuh cucunya yang sangat dia rindukan itu. dia benar-benar tidak pernah menyangka bahwa akan bertemu dengannya di wilayahk kabut biru.
Saat itu setelah kekacauan yang dilakukan oleh Qing Ruo di klan Ling, ketiga pelayan setianya, Ling Na Hudo, Na Hudi, dan Na Huda bahkan telah mencarinya ke berbagai tempat namun tidak menemukan keberadaannya.
" Ruo er, syukurlah kamu baik-baik saja, bahkan kini semakin kuat." batinnya senang.
" Mungkin saudara Yan Xiao Er sedang ada urusan," ucap Qing Ruo sambil memeriksa semua orang yang ada di tempat itu sambil memulihkan dirinya.
Setelah cukup lama, akhirnya Qing Ruo selesai memulihkan kekuatannya, bahkan lalu ikut membantu yang lain menyegel serpihan kelopak bunga teratai biru tersebut.
" Jenderal Qing Ruo, terima kasih telah membantu kami menahan serpihan relik suci ini. Tanpa bantuanmu mungkin kami akan memerlukan waktu beberapa bulan untuk menangkapnya," ucap Hua Di Jiu sambil mengirimkan kekuatan penyegelan.
" Pemimpin utama, ini adalah tugas dan kewajibanku."
" Bukan itu malasahnya, jika kita terlambat, maka serpihan kelopak bunga teratai biru ini akan kembali lagi ke tempatnya, dan kita tidak akan pernah mendapatkannya. Lagi pula, kita juga tidak tahu kekuatan lain yang juga menginginkan benda ini." Hua Di Jiu menjelaskan.
" Bagaimana dengan siklus poros langit ini? Apakah kekuatan lain juga akan muncul dan memasuki benua teratai biru?" tanya Qing Ruo penasaran..
" Kita berharap saja, semoga tidak ada kekuatan lain memasuki tempat tempat ini," ucap Ling Zhong menimpal.
Lima jam kemudian, serpihan kelopak bunga teratai biru itu akhirnya dapat disegel.
" Semuanya, mari kita kembali ke istana gerbang Timur," ucap Hua Di Jiu sambil membawa serpihan kelopak bunga teratai biru tersebut.
" Pemimpin utama, serta para wakil pemimpin lainnya. Mohon maaf aku tidak dapat ikut bersama kalian, karena ada urusan yang harus tidak bisa aku tinggalkan sekarang."
Hua Di Jiu dan yang lainnya tiba-tiba terdiam menatap Qing Ruo dengan wajah serius.
" Jenderal Qing Ruo, Anda adalah orang pertama yang menangkap benda ini. Secara tradisi, mereka yang pertamalah yang harus menyerap kekuatan pertamanya, setelah itu baru boleh yang lain."
" Wakil pemimpin apakah ini boleh diwakilkan?"
Hua Di Jiu dan yang lainnya menggelengkan kepala.
" Serpihan kelopak bunga teratai biru mengenali orang yang pertama kali menyentuhnya, dan orang itu lah yang harus pertama kali menyerap kekuatannya."
Qing Ruo terdiam sesaat sambil memikirkan Qing Ling dan She Mei Lu yang telah dia ditinggalkan begitu lama.
" Apakah itu harus di istana gerbang Timur?"
" Ruo er, Apakah ada urusan yang benar-benar tidak dapat ditinggalkan?"
" Kakek, istriku, dan kakak Youyu saat ini sedang berada di wilayah Kabut Biru, dan aku sudah meninggalkan mereka cukup lama, aku tamut mereka bertemu masalah."
Ling Zhong dan Hua Di Jiu serta semua orang terdiam.
" Walaupun ini sangat berisiko, tetapi Mari kita lakukan. Sekarang!" ucap Hua Di Jiu.
Hua Di Jiu beserta para wakil pemimpin lainnya lalu membuat segel tangan bersama.
" Swhus...." sebuah rangkaian bunga teratai biru muncul dan menutup serpihan kelopak bunga teratai biru tersebut lalu menyatu dan membentuk bunga kristal biru.
" Jenderal Qing Ruo, sekarang!" ucap Hua Di Jiu meminta Qing Ruo menyentuh sambil menyerap kekuatan dari serpihan kelopak bunga teratai biru tersebut dengan tangannya.
Dengan sedikit ragu, Qing Ruo lalu mendekati bola kristal tersebut. Tangannya yang telah di aliri dengan kekuatan ilahi bunga teratai biru itu dapat menembus kristal biru transparan itu dan menyentuh serpihan kelopak bunga.
" Whung...." kelopak bunga teratai biru itu bergetar lembut.
" Swhus..." kilatan kebiruan keluar dari kelopak bunga itu mengenai kening Qing Ruo, hingga memunculkan bunga teratai biru kecil yang terus bersinar, namun hal itu bahkan tidak di sadari oleh Qing Ruo.
" Apa!"
Semua orang terkejut dan saling berpandangan.
Dengan perlahan Qing Ruo menarik tangannya dan menatap semua orang dengan heran.
" Pemimpin utama, Apakah sudah selesai?"
" Su-sudah," jawab Hua Di Jiu gelagapan.
" Baik, jika demikian, aku pergi," ucap Qing Ruo sambil memberikan hormat pada semua orang, lalu meninggalkan tempat itu.
Setelah Qing Ruo pergi, Hua Di Jiu dan wakil pemimpin lainnya menatap ke arah Ling Zhong.
" Wakil pemimpin Ling Zhong, setelah upacara penyerapan dari para wakil pemimpin selesai, Aku ingin anda segera mencari dan menemuinya."
" Dengan senang hati," ucap Ling Zhong senang.
" Jika demikian, mari kita pergi ke istana Gebang Timur!"
" Baik, pemimpin utama." ucap semua orang dengan penuh semangat..