NovelToon NovelToon
Istri Untuk Papa

Istri Untuk Papa

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintapertama / Duda / Tamat
Popularitas:16.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Einaz Ajjah

Rinjani Analita (Riri) mahasiswa fakultas keguruan yang merangkap sebagai guru honorer di sebuah sekolah SMP negeri bertemu dengan Abel anak muridnya yang punya seorang ayah berstatus duda anak satu. Abel yang rindu sosok seorang ibu yang meninggalkannya selama 4 tahun berharap sang guru menjadi ibunya. Abel selalu berusaha menjodohkan guru kesayangannya itu dengan Ervan papa nya, sedangkan Ervan punya kekasih dan mereka menjalin hubungan selama 2 tahun.

Apakah Abel berhasil membujuk Riri bersama Ervan atau kah Ervan menolak keinginan abel?

SEASON 2

kisah rumit antara Abelia, Davin dan juga Nolan. Kisah cinta segitiga dua bersaudara yang mencinta satu wanita yang sama.

Davin seorang dirut yang dikenal dengan kebiasaannya sering berganti pasangan. Sedangkan Nolan mahasiswa dingin yang punya jiwa sosial yang tinggi terhadap sesama.

siapa yang akan mendapatkan cinta Abel?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Einaz Ajjah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22 Ervan sakit

Matahari pagi sudah menunjukkan sinarnya. Bu mina yang melihat Ervan tidur di sofa tidak berani membangunkan dan memilih melakukan tugasnya. Beberapa menit berlalu Abel sudah turun dari tangga lengkap dengan seragam sekolah dan tasnya, dia terkejut melihat Ervan yang tertidur di sofa ruang televisi, dia pun langsung menghampiri Ervan yang masih terlelap.

"Papa, udah pagi Pa... Papa ngapain tidur disini." Ervan yang mendengar suara Abel langsung terbangun padahal semalam dia tidak bisa memejamkan matanya sampai akhirnya hanya tertidur beberapa jam saja.

"Ya sayang... Papa nonton bola semalam. Mau sekolah ya, sarapan dulu itu Pak Amin sudah nungguin." Kata Ervan tidak ingin anaknya tahu kalau semalam Tiara tidur dirumahnya. Ervan beranjak dari sofa, Abel mengangguk.

"Papa mau mandi dulu ya. Nanti langsung berangkat aja ya." Ervan bangun dan Abel mencium tangan papanya disusul Ervan mencium puncak kepala anaknya. Abel bersiap menuju meja makan untuk sarapan yang disiapkan Bi Mina.

Ervan menaiki tangga sementara kepalanya masih terasa berat dari semalam. Dia membuka pintu kamar tapi diranjangnya tidak melihat ada Tiara. Matanya menyisir disekelilingi ruangan, tak lama yang ia cari muncul dari pintu kamar mandi.

"I'm so sorry..." Tiara memeluk Ervan yang melihatnya.

"Its okey. jangan dibahas lagi, Kita lupakan aja ya." Ervan mengelus rambut Tiara dipelukannya.

"Tadi malam aku keluar kota ke kota Bn, aku kangen sama kamu jadi aku langsung kesini."

"Hari ini aku juga akan cek lokasi disana, aku harus ke bandara, helikopternya berangkat jam 9. Sebentar lagi mobil jemputan aku datang." Balas Ervan.

"Maaf ya aku nggak bisa antar kamu pulang. Kamu bawa aja mobil aku. Tapi Tunggu Abel pergi sekolah dulu." Lanjut Ervan lagi.

"Ya, mandilah dulu." Balas tiara melepaskan pelukannya.

Ervan bergegas mandi dan sudah bersiap. Tiara memilih menunggu Ervan untuk turun bersama. Mereka turun bersama.

"Hati-hati.." Kata Ervan melepas genggaman tangan Tiara membukakan pintu mobil. Sebelum memasuki mobil Tiara mengecup bibir Ervan.

Ervan hanya diam terkejut dan memaklumi karena memang begitulah Tiara. Dia melambaikan tangan saat mobil yang dikendarainya Tiara mulai bergerak keluar dari rumahnya. Ervan kemudian masuk kedalam mobil jemputan kantor menuju Bandara.

******

Siang yang cerah berlalu berganti malam. Seperti jadwal biasanya Riri melajukan motornya mengajar les privat ke rumah Abel. Menempuh jarak 40 menit Riri sudah sampai dihalaman rumah Abel, tidak nampak mobil Ervan terparkir dihalaman. Berarti dia tidak ada dirumah, begitu kiranya dipikiran Riri. Riri turun dari motor dan mengetuk pintu rumah, tak lama pintu terbuka nampak bi Mina di Balik pintu.

"Mbak Riri, Abel gak ada tadi jemput sama omah opahnya."

"Abel nggak ada kasih tahu Bi."

"Iya... Hp nya Abel ketinggalan. Tadi mas Ervan katanya drop dilokasi kerjanya jadi dia dibawa ke rumah sakit terus dirawat disana."

"Mas Ervan sakit, dirumah sakit mana Bi." Kata Riri merasa sangat panik

"Dirumah sakit PM lah mbak, kalau kamar nya bibi nggak tahu mbak. Nanti mbak Riri tanya aja."

"Makasih Bi, Riri kesana." Riri bergegas pergi meninggalkan rumah Abel melajukan motornya.

Jarak rumah Abel dan rumah sakit PM yang berada seputaran kompleks PT. PM sekitar 15 menit. Dengan cepat Riri turun dari motor. Masuk ke dalam lobby rumah sakit dan menuju resepsionis. Setelah perdebatan panjang karena dirinya tidak tahu nama kepanjangan Ervan akhirnya mendapat nomor kamar Ervan.

Dia bergerak cepat menuju lift naik ke lantai 4. Berkeliling akhirnya menemukan nomor kamar Ervan dan dia segera masuk kamar rawat inap VVIP yang ditempati Ervan.

"Assalamu'alaikum..."

"Waikumusalam... Riri!" Ervan langsung memencet tombol untuk menegakkan ranjangnya, dia terbangun melihat ke arah Riri.

"Mas Ervan sendirian, Abel mana." Tanya Riri duduk di kursi tunggal dekat ranjang Ervan.

"Dia keluar sama omah opahnya cari makan, kamu kok tahu, Mas disini."

"Bi Mina yang kasih tahu. Mas sakit apa, mas pucat banget. Riri kuatir mas." Balas Riri memegang dada nya yang dari tadi berdegup kencang.

"Nggak Ri nggak apa-apa kok, ini berlebihan aja pakai dirawat. Memang tadi aku hampir pingsan di lokasi kerja, cuma fertigo aku kambuh mungkin besok udah boleh pulang." Balas Ervan nada lemah.

"Nggak apa-apa gimana, Mas aja pucat gitu." Balas Riri.

"Mas belum makan ya." Riri melihat box makanan Ervan yang masih utuh di atas meja didepan matanya.

"Aku malas Ri, badan aku lemes." Balas Ervan lagi.

"Mau Riri suapin. Mas harus makan biar cepat sembuh" Sahut Riri. Ervan mengangguk lemah.

Meskipun malu dan wajahnya mulai memerah Riri mengambil box makanan yang di atas meja. Dia mulai menyuapi Ervan sendok demi sendok. Ervan terus memperhatikan wanita berjilbab biru di depannya itu. Ervan merasa sangat senang ada Riri di sampingnya. Orang yang tak disangka nya akan datang dan begitu lembut menyuapinya.

"Minum Mas..." Riri berdiri dan mengambil gelas berisi air dan meminumkannya ke mulut Ervan. Ervan refleks menyentuh tangan Riri yang memegang gelas yang akan diminumnya.

"Maaf Ri...," Ervan menurunkan tangannya setelah minum karena dia tahu Riri tidak melakukan kontak fisik dengan laki-laki.

"Gak apa-apa mas, mas mau makan lagi, ini tinggal dikit." Ervan mengangguk.

Ketika memberikan suapan berikutnya. Tiba-tiba terdengar handle pintu berbunyi. Tiara muncul dari balik pintu yang sontak mengagetkan Riri.

NEXT.....

1
Hasni Jus
Buruk
Emma Ratna
Luar biasa
Emma Ratna
krg cocok visualnya ah thor.. 😁 yg ada dibayangan aq lbh ganteng dr ini soalnya.. hihihi
Fabian Adelard
Luar biasa
Diah Utoyo
bagus
Rini Kurniawati
ini gak salah ervan suka sama yg begitu,sama anak kmu aja gk nunjukin sayang nya pdahal bukan nya kmu nyari ibu buat adel....
Rini Kurniawati
aku nebak Riri bakal ktm Tiara sama cowok lain alias selingkuh
Rini Kurniawati
aku bru baca. aku suka nih cowoknya gak judes,biasanya cowok nya suka kasar
innoi nurazizah
Luar biasa
Sisi Tarsun San'ngisa
perempuan sakit jiwa dipacarin
Sisi Tarsun San'ngisa
kamupun harus mengakhiri, jangan mau ditekan, itu cewek ga bener
Sisi Tarsun San'ngisa
betul suarakan pendapat mu Abel, sudah tua kok pacaran mulu contoh buruk buat anak
Sisi Tarsun San'ngisa
mencintai tapi masih pacaran sama yang lain
Sisi Tarsun San'ngisa
cewek kayak soang nyosor melu
Sisi Tarsun San'ngisa
muna lu Ervan, laki-laki ga tegas
Sisi Tarsun San'ngisa
Anaknya pinter papanya blo'on
Sisi Tarsun San'ngisa
tuch dengerin ceramahnya ustadz, Duda cemen
Sisi Tarsun San'ngisa
lah emang bener kok, baru pacar bisa bebas keluar masuk rumah orang
Sisi Tarsun San'ngisa
idih sapa lu kok cemburu, suami bukan pacar juga bukan
Sisi Tarsun San'ngisa
Ervan juga cemen ga bisa jujur, Riri jauhin laki-laki begitu ngeselin aja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!