NovelToon NovelToon
Radiant Dawn

Radiant Dawn

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Misteri / Kelahiran kembali menjadi kuat / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:873
Nilai: 5
Nama Author: chubby Lion

Sepuluh tahun setelah dunia porak-poranda akibat perang nuklir, para penyintas hidup dalam bayang-bayang kehancuran. Monster hasil mutasi berkeliaran, kelaparan menjadi musuh sehari-hari, dan manusia yang seharusnya saling membantu justru menjadi ancaman paling mematikan.

Di tengah kekacauan itu, sekelompok pejuang mencoba bertahan, menggenggam harapan tipis di dunia yang nyaris mati. Dalam upaya mereka untuk mengungkap kebenaran di balik tragedi global ini, tentunya dengan satu pertanyaan yang masih menggema.

"Benarkah dunia ini hancur karena nuklir? Atau karena busuknya hati manusia itu sendiri?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chubby Lion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Trovan 4

Mereka akhirnya memutuskan untuk berkeliling. menjelajah lebih jauh markas dari Trovan.

Satu hal yang mereka sadari dan menonjol di Trovan adalah persenjataan mereka. Saat mereka tiba dipasar, sebagian besar pasar hanya menjual mengenai senjata atau alat bertarung.

"Ini alasan yang jelas kenapa Radovile ingin mempertahankan hubungan yang baik dengan Trovan"gumam Kai

"Melihat bagaimana produksi senjata mereka sangat masif dan lihai, tentu ini menjadi salah satu daya tariknya"lanjut Kai

"Oh tumben kau pintar Kai"ucap Lira dan Kael bersamaan.

"Heh kau kira aku ini otak udang?"tanya Kai

"Memang"saut mereka bersama, sembari tertawa kecil.

setelah sedikit berkeliling lebih jauh, mereka tiba digerbang Timur, salah satu gerbang paling krusial di Trovan.

Langit terlihat mulai berwarna merah saat mereka tiba. Para penjaga tampak waspada dan tetap bersiaga didepan gerbang.

Meski suasana disini terasa lebih tenang, tetapi keheningan ini justru membuat suasana yang sangat mencekam.

"Kalian engga ngerasa dingin kah?"tanya Kai

"Lagi pula kenapa sih markas Trovan ini seperti ditengah tengah hutan begini, udaranya jadi dingin"gumam Kai

"Biar ga kehabisan oksigen"jawab Kael singkat berjalan melewati Kai.

Kael mendekat kesalah satu tenda besar dan masuk kedalam, betapa ironisnya melihat orang-orang terluka, berbaring lemas didalam.

Beberapa perawat terlihat sedang merawat pasien-pasiennya.

Kael mendekat, berjalan melewati beberapa pasien yang dirawat, tanpa tujuan khusus dan tiba-tiba matanya menatap dan terpaku pada salah satu pasien pria paruh baya yang terbaring dengan perban dikaki kirinya. pria itu kini sedang diperiksa oleh suster.

Kael mendekat dan bergumam tanpa sadar, "Hmm… fraktur di corpus femoris bagian distal… dislokasi ringan di articulatio genus… hematom di regio cruris…"

Suster tersebut terhenti sejenak, menoleh kearah Kael dan menatapnya heran.

"Eh? Maaf Dek, kamu barusan bilang apa?" ucap suster tersebut

Kael segera tersentak dan kaget, "A-aku… eh… maaf… saya cuma…"

"Sejenak aku pikir kamu itu seorang dokter muda, tapi sungguh luar biasa, melihat anak muda zaman sekarang, mempelajari ilmu medis begitu dalam, kamu bahkan bisa menganalisis sampai sedetail itu hanya dari melihat? Bahkan menyebutkan istilah latin tulangnya pula. Kamu mahasiswa kedokteran?"tanya Suster tersebut.

"Oh, ah itu, tidak suster… saya sebenarnya bukan siapa-siapa, hanya belajar otodidak"ucap Kael spontan.

Jantung Kael berdegup kencang, didalam dirinya sebuah ingatan muncul samar-samar, laboratorium, suara keras dan makian, buku buku anatomi, dan berbagai nama latin.

"Ekh..."tiba-tiba Kael mengalami sakit kepala

"Kamu gapapa nak?"tanya suster.

"Ah aku baik-baik saja"ucap Kael.

"Kael? disini kau rupanya"ucap Kai dan Lira dari belakang, "ngapain, ngegodain suster?"tanya Kai.

"Jadi seleramu seperti ini?"tanya Kai

"Woilah ga gitu"balas Kael, kepalanya telah sedikit terasa membaik.

"Hnmm, ayo kita kembali memeriksa gerbang Selatan, w kira lu kenapa tiba-tiba masuk ke tenda ini, ternyata mau godain suster toh"ucap Kai

"Kai..."ucap Lira menatapnya.

"Ayo, udah mulai sore"ucap Lira, kemudian mereka segera keluar dan suster itu hanya tersenyum sert tertawa kecil melihat mereka pergi.

Kael masih bingung, apa yang terjadi dan apa yang barusan ia lakukan.

Saat mereka menatap kearah luar gerbang Selatan, Kai menyadari sesuatu yang aneh.

ketenangan itu tidak berlangsung lama karena tiba-tiba suatu suara teriakan terdengar dari penjaga yang memegang teropong.

"Informasi darurat, semua awas!"

"Gelombang kecil mendekat!" teriak salah satu pengawas membuat para penjaga lainnya siap bersiaga

Bel berbunyi menandakan adanya serangan.

"Penjaga bersiaga, semuanya serang para mutasinya"teriak salah satu penjaga dengan teropong.

Dari kejauhan, makhluk-makhluk mulai terlihat, babi hutan mutasi tingkat 2 terlihat mendekat.

Kawanan mutasi itu didominasi oleh babi hutan, walau ada juga beberapa laba-laba dan mutasi lainnya. arta-rata dari mereka adalah tingkat 1 atau 2.

"Bukankah kalian melihat ada yang aneh?"

"Nyali apa yang mereka miliki, menerobos maju kebenteng penuh penjaga dengan jumlah seperti itu, terlebih lagi hanya tingkat 2"guman Kai

"Tidak logis"gumam Kai

Mutasi-mutasi itu tidak terlihat memiliki hawa nafsu untuk menyerang, justru mereka terlihat ketakutan.

Kai mencabut belatinya dengan semangat. "Entahlah, persetan dengan penyebabnya yang penting ini akan lebih seru!"

Lira mengangkat tangannya. "jangan ceroboh seperti terakhir kali atau kamu akan terluka lagi" ucap Lira mengingati Kai.

Kael merapikan knucklenya. "Apapun itu, kita tak punya pilihan selain bertarung kan?"

Mereka melangkah maju beberapa langkah, dan kemudian dari kejauhan, monster-monster itu terlihat berlari lebih kencang.

"Kecepatannya bertambah?" Kael menyipitkan mata.

"Kiekkkkk!!!"teriak babi-babi tersebut

"Penjaga tetap waspada dan siapkan senjata kalian, maju ketika mereka mendekat"

"Tunggu!!!"ucap penjaga dengan teropong melihat seseorang muncul dari balik hutan, rambut putihnya berkibar tertiup angin. Pedang di tangannya menebas habis monster di sekitarnya dengan ringan, tapi tebasan ringannya ini dapat menembus monster mutasi dengan mudah.

Beberapa monster tiba-tiba juga ikut terjatuh dengan luka tembak di kepala.

"Nampaknya ada Radiant yang membantu dari belakang, sebagian penjaga maju dan tahan mutasi ini mendekat!"

Kael melihat lebih jauh, di atas pepohonan terdapat seorang pria bertopeng hitam tengkorak yang mengarahkan pistolnya.

"Oh? Apa aku membuat kalian terkejut?" katanya santai sembari meniup pistolnya seperti seorang koboi

Kai langsung melesat ke depan, "semuanya udah mulai aku ga boleh ketinggalan" ia mencabut belatinya yang berkilat, dia menebas seekor laba-laba mutasi yang melompat ke arahnya.

Lira, dengan gerakan lincah, meluncurkan gelombang energi dari tangannya, membelah dua babi hutan mutasi. "Kai, jangan ceroboh!"Lira kembali mengingatkan.

Kael meninju seekor serigala mutasi, menghancurkan tulangnya dengan kekuatan knuckle-nya.

Sementara itu, pria berambut putih terus terusan dengan mudah menebas monster-monster yang mendekat, seolah dia sedang menari di antara mereka dan pria bertopeng terus menembak dengan akurasi sempurna.

Tak butuh waktu lama, gelombang monster berskala kecil ini akhirnya berhasil diatasi.

Pria berambut putih itu berdiri diam, ekspresinya dingin dan tanpa disadari, pria bertopeng sudah berada di sampingnya.

"Fried chicken"ucap pria bertopeng tengkorak.

"Wirn? Asdeath?" tanya Lira, tampaknya mengenali mereka.

"Kalian anggota tambahan yang dimaksud?"

Asdeath mengangkat bahu. "Yoi, siapa lagi?" katanya santai, suaranya terdengar sedikit terdistorsi oleh masker tengkoraknya.

"Maaf ya telat, kami dari misi lain," tambahnya, Asdeath mengamati sekeliling dan bersiul pelan. "Jadi... ini Trovan?"

"Huh... Ini sih bukan markas, tapi kapal rusak." gumam Asdeath

Kemudian, sebelum yang lain sempat menjawab, Asdeath dengan antusias segera berkata, "Oke, aku pergi cek sekitar dulu, kalian ngobrol dulu aja ya dengan Wirn."

Tanpa menunggu jawaban, dia menghilang begitu saja, pergerakan nya tidak terlihat oleh mata.

Keheningan menyelimuti mereka.

"Siapa mereka Lira? kau tau tentang mereka?"tanya Kael

"Oh aku tau, mereka itu salah satu pasukan khusus yang memiliki pangkat Nila di Radovile"ucap Lira

"Tunggu, sepertinya aku ingat suatu rumor yang beredar"

"Bukankah dari rumor yang beredar, Wirn terkenal dingin dan selalu menyelesaikannya misinya sendirian ya" tanya Kai

"Kesempatan langka bisa melihatnya seperti ini" bisik Kai.

"Rumornya sih berkata begitu, tapi mungkin dia tidak sedingin itu, mungkin saja"bisik Lira

Kael mendengar perbincangkan mereka dengan diam, Kael kembali mengingat sesuatu.

Dihari itu, saat Kael berkeliling di Radovile, Kael sempat menabrak seseorang petugas militer dari Radovile yang sedang menahan seorang kakek tua. orang tersebut memiliki pangkat nila, bahkan diantara nya ada seseorang dengan pangkat ungu.

"Melihat bagaimana Lira dan Kai sedikit menghargainya seharusnya pangkat Nila merupakan salah satu pangkat yang cukup tinggi di Radovile"

"Aku harus menanyakannya pada Kai nanti"pikir Kael

Setelah beberapa saat, Wirn akhirnya angkat bicara, tentu dengan intonasinya yang dingin. "Jadi apa misinya?" ucapnya singkat.

Kai dan Kael menoleh ke arah Lira, "??"

"Kenapa kalian menatapku?"tanya Lira

"Sigh...baiklah akan kujelaskan"ucap Lira menghela nafas dan mulai menjelaskan situasinya dan misi yang harus mereka jalani

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!