NovelToon NovelToon
Katakan, Aku Villain!

Katakan, Aku Villain!

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Keluarga / Antagonis / Romantis / Romansa / Balas Dendam
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Amha Amalia

*
"Tidak ada asap jika tidak ada api."

Elena Putri Angelica, gadis biasa yang ingin sekali memberi keadilan bagi Bundanya. Cacian, hinaan, makian dari semua orang terhadap Sang Bunda akan ia lemparkan pada orang yang pantas mendapatkannya.

"Aku tidak seperti Bunda yang bermurah hati memaafkan dia. Aku bukan orang baik." Tegas Elena.

"Katakan, aku Villain!"

=-=-=-=-=

Jangan lupa LIKE, COMMENT, dan VOTE yaaa Gengss...
Love You~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amha Amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Villain Chapter 22

*

"Maaf." Ucap Elena sedikit sulit di mengerti Keyra "Maaf sudah menggagalkan rencanamu."

Keyra melepas pelukannya, mendongak menatap Elena dengan air mata tersisa di pipi. "Justru aku ingin berterimakasih karena kamu menolongku." Ucapnya lirih.

"Aku sadar yang aku lakukan itu sangat bodoh, seharusnya aku tidak berpikir sejauh itu." Lanjutnya kini kembali menunduk merutuki kecerobohannya.

Tangan Elena terulur mengusap sisa air mata Keyra "Jangan pernah mengulanginya." Tuturnya lembut.

Senyuman tipis terpampang nyata di bibir Keyra, hatinya menghangat saat mendapat perhatian kecil dari Elena yang padahal orang asing di hidupnya.

Berbeda dengannya yang tersenyum, Elena sendiri tidak tahu apa yang baru saja ia lakukan. Kenapa ia harus peduli padanya, seharusnya dia senang melihat keluarga mereka berantakan. Elena kembali duduk di tempatnya. Hatinya cukup lemah menyangkut perasaan, bahkan ia menyadari matanya sedikit tergenang air saat mendengar cerita Keyra.

"Cerita yang menyedihkan." Ucap Elena mengalihkan pandangan dengan jari kelingking kanan yang menyentuh ujung mata yang sedikit basah.

"Maaf aku membagi kesedihanku padamu." Ujar Keyra merasa bersalah.

"Sedih? Aaah tidak, aku tidak bersedih. Itu dirimu, bukan aku." Elaknya enggan mengakui.

"Benar, ini kesedihanku." Lirih Keyra menunduk "Jadi apa kamu memaafkanku?" Tanyanya kembali menatap Elena.

"Oke, ku maafkan." Jawab Elena.

Mendengar jawaban Elena yang langsung memaafkannya membuat Keyra menundukkan kepala, hatinya bertanya tanya juga merasa waspada. Ia takut jika sudah di maafkan pasti Elena akan memintanya pergi.

Elena melihat betapa lesunya Keyra "Kenapa? Kamu tidak senang ku maafkan?"

"Aku senang." Mata Keyra menatap Elena "Tapi tadi saat aku minta maaf, kamu memintaku pergi. Dan sekarang kamu mudah memaafkanku lagi, apa kamu sangat ingin aku menjauhimu?"

"Iya." Jawab Elena tanpa merasa ragu sedikitpun.

Keyra menunduk lagi, entah kenapa dia sulit untuk menjauhi teman barunya itu. "Baiklah, aku akan pergi." Lirihnya hanya bisa pasrah.

Ia berdiri, mulai melangkahkan kaki untuk pergi. Namun suara seseorang menghentikan langkahnya.

"Di maafkan bukan berarti kamu lepas dari tanggung jawab." Seru Elena tanpa menatap ke arahnya."

Spontan saja Keyra berbalik kembali menatapnya dengan kening berkerut menandakan banyak pertanyaan. "Maksudnya--... Kamu..." Ucapnya terbata, berusaha mencerna.

"Karena kecerobohanmu, kakiku menjadi sakit. Jadi kamu harus menyembuhkan kakiku." Jawab Elena kini bertatapan dengannya.

Keyra mengikis jaraknya, kini dia berdiri tepat di depan Elena dengan wajah berseri "Artinya aku tidak jadi menjauhimu."

"Heii... Aku tidak bilang itu." Elaknya melempar tatapan ke arah lain "Hanya saja kamu harus bertanggung jawab kan."

"Kamu ingin aku lakuin apa? Apa aku harus bekerja lagi? Aku bisa seterusnya menggantikanmu bekerja di cafe." Keyra tampak bersemangat dan itu malah membuat Elena bergidik.

"Kamu sangat pekerja keras." Ucapnya melirik dengan tatapan aneh tapi Keyra justru tertawa kecil menganggapnya lucu. "Tidak perlu bekerja, lagipula aku sudah berhenti."

"Bukankah itu penghasilanmu? Sebaiknya jangan berhenti, aku tidak keberatan menggantikanmu bekerja." Tutur Keyra.

"Saat ini aku hanya ingin fokus pada kesembuhanku." Balas Elena melirik kakinya yang masih terlilit perban "Setelah sembuh, aku bisa bekerja dengan kemampuanku sendiri."

Keyra bisa mengerti maksud Elena, dia sedikit tahu tentangnya yang tidak suka merepotkan orang lain. Mungkin itu sebabnya Elena mengundurkan diri agar dirinya tak lagi bekerja "Jadi kamu ingin aku bagaimana?" Tanyanya.

Elena tersenyum, ia tidak menyangka jika Keyra akan melakukan apa saja untuk menebus kesalahannya. Dia sangat bertanggung jawab, berbeda sekali dengan seseorang yang lari dari tanggung jawab. Haishhh... Memuakkan jika Elena kembali mengingatnya.

"El, aku harus apa? Katakan saja, aku akan melakukan apapun untukmu." Tanya Keyra lagi saat beberapa detik berlalu namun belum mendengar jawaban dari Elena. Ia bahkan menarik kursi untuk duduk di sampingnya.

"Apa kamu mau membantu kesembuhan kakiku?" Tanya Elena menatapnya dalam "Dokter bilang, aku harus sering belajar jalan agar kakiku sembuh. Tapi tidak mungkin aku belajar sendiri, jadi--..."

"Aku mau, aku mau banget." Seru Keyra sumringah dengan cepat memotong ucapan Elena. Jika dia membantu Elena untuk sembuh, artinya dia tidak perlu menjauhinya. Hatinya merasa seperti baru saja mendapatkan jackpot besar. "Aku bisa jadi tongkatmu untuk berlatih berjalan."

"Ada apa dengan ekspresimu? Berlebihan sekali." Elena memutar bola matanya malas, namun Keyra sama sekali tak merasa tersindir dengan ucapannya.

"Entah. Aku hanya senang dengan permintaanmu, itu artinya aku tidak jadi menjauhimu." Keyra menarik bibirnya menandakan hatinya yang senang.

Elena menarik nafasnya dalam, di hembuskannya perlahan "Kenapa kamu sangat ingin berteman denganku? Bukankah kamu memiliki banyak teman di kampus?"

"Temanku banyak, tapi mereka tidak sepertimu." Jawab Keyra, tatapannya menilai semua teman yang dekat dengannya. "Setiap kita bertemu, tidak ada yang spesial. Semuanya sibuk dengan ponsel, dunia mayanya, memikirkan hangout, shopping, nonton, holiday, tapi tak pernah sedikitpun menanyakan kabar." Lanjutnya ingin merasa lebih terbuka pada Elena.

"Berbeda denganmu El." Kini ia menatap Elena "Pertolonganmu waktu itu membuat aku sadar, jika kamu sangat peduli pada orang lain yang bahkan tidak kamu kenal. Saat papah aku menawarkan uang pun kamu tolak, kamu hanya ingin aku bertanggung jawab dengan kemampuanku sendiri seperti menggantikanmu bekerja. Itu cukup membuatku senang." Di tariknya nafas sebelum ia melanjutkan ucapannya.

"Awalnya aku berpikir mendekatimu sebagai balas budi, tapi melihat ketulusanmu aku justru ingin menjadi temanmu. Ahhh bukan teman, tapi sahabat juga keluargamu. Jika pada orang asing saja kamu bisa sangat peduli, pasti akan menyenangkan menjadi sahabat baikmu." Lanjutnya tersenyum tulus menatap Elena. "Andai saja aku memiliki keluarga sepertimu, atau bisa juga andai kamu jadi kakakku. Pasti aku tidak akan berpikir untuk melukai diriku sendiri, aku akan jadi orang yang paling bahagia di dunia ini."

Mendengar penuturan panjang kali lebar dari Keyra membuat Elena sedikit terpaku. Ia kemudian tertawa kecil untuk mencairkan suasana yang mungkin jika di jadikan film akan di iringi aransemen musik dari biola.

"Kamu terlalu banyak bicara." Elena terkekeh kecil "Memang pantas kamu mengambil fakultas Bisnis Manajemen. Pebisnis memang pandai merangkai kata."

Kekehan Elena di sambut tawa kecil dari Keyra "Dan pantas saja kamu masuk fakultas Seni. Pandai mengubah suasana akward menjadi menyenangkan. Bahkan hal sederhana apapun akan menjadi indah layaknya sebuah lukisan."

Tawa Elena makin pecah, tak menyangka jika akan tertawa hanya karena mendengar candaan Keyra yang tidak terlalu lucu itu. Keyra menatapnya, ada kesenangan sendiri mellihat tawa Elena "Yang orang lain katakan itu salah besar. Aku yakin Bundamu orang yang baik, buktinya dia bisa memiliki anak sebaik kamu." Tuturnya seketika Elena menghentikan tawa.

Kening Keyra berkerut, apa mungkin dia salah bicara hingga Elena tak lagi tertawa? Ia hampir merasa bersalah kembali.

"Jadi menurutmu aku baik?" Tanya Elena tiba-tiba sambil menatap Keyra lekat.

Keyra yang di tatap dan di tanya hal itu mendadak bingung, kenapa tiba-tiba menanyakan itu? "Kamu baik, bahkan sangat baik." Jawabnya tersenyum.

Elena menarik sudut bibirnya, senyuman tipis tergambar disana "Aku tidak sebaik itu."

Makin tak mengerti, Keyra berpikir Elena hanya sedang merendah saja "Tidak ada orang baik yang mengatakan dirinya baik, jika itu terjadi sama saja dia menyombongkan diri."

"Kamu benar." Timpal Elena tak membantahnya "Tapi bagaimana jika aku mengatakan... Aku jahat."

Keyra tak terpengaruh, ia mendekatkan wajahnya ke wajah Elena "Jika penjahat mengaku, maka penjara penuh."

"Kamu selalu bisa bisa menjawab ucapanku." Tukas Elena tanpa mengalihkan pandangan.

"Kamu sendiri yang bilang, aku pandai berbicara karena aku calon pebisnis." Balas Keyra tak mau kalah debat.

"Ohooo Pebisnis yang menakutkan." Elena sedikit membulatkan mulutnya serta menampilkan wajah takut.

"Itu caranya berbisnis, lawan di buat tak berkutik hanya dengan ucapan saja." Ucap Keyra tersenyum penuh percaya diri, menunjukkan bagaimana kharismanya seorang calon pengusaha.

"Kamu tahu apa yang lebih menakutkan dari ucapan?" Elena pun kini mengeluarkan senyuman khasnya.

"Apa?"

"Perasaan."

Keyra mengernyit, ia tak paham apa maksudnya.

"Saat perasaan sudah mati, ucapan yang begitu menyakitkan pun tidak ada artinya lagi. Percuma berkata panjang lebar pada orang yang tidak ada perasaan." Tutur Elena, ia ingin menguji seberapa pintar Keyra menangkap ucapannya.

"Apa menurutmu ada orang yang mati rasa?" Tanya Keyra penasaran.

"Ada."

"Itu tidak mungkin." Keyra tidak percaya "Kalaupun ada pasti hanya orang gila yang mati rasa, dia tidak merasa sakit, sedih juga marah." Lanjutnya terkekeh kecil.

"Sebut saja dia orang gila karena tidak punya rasa dan hanya ada satu pikiran yang selalu memenuhi otaknya."

"Apa itu?"

Tatapan Elena tak luput dari Keyra, di tatapnya makin dalam, ia terdiam sejenak sebelum menjawabnya.

"Dendam."

.

~Bersambung~

*-*-*-*-*-*-*-*-*

Jangan lupa LIKE, COMMENT dan VOTE Yaaa Gengsss....

Love You~

1
Nur Haswina
apa mungkin dia saudara kembar terpisah satu ikut mamanya satu lagi ikut papahnya
•🌻 𝓼𝓾𝓷𝓯𝓵𝓸𝔀𝓮𝓻𝓼 🌻•
yaa kukiri chatstory🥲
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!