CEO dingin Ardan Hidayat harus bertunangan dalam tiga bulan demi warisan. Ia memilih Risa Dewi, gadis keras kepala yang baru saja menghancurkan kuenya, untuk kontrak pertunangan palsu tanpa cinta. Tapi saat mereka hidup bersama, rahasia keluarga Risa sebagai Pewaris Tersembunyi keluarga rival mulai terkuak. Bisakah kepura-puraan mereka menjadi kenyataan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ᴛʜᴇ ꜱᴀᴅɪᴇ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hambatan Tak Terduga dan Bantuan Lama
Proyek Panti Jompo Wulan Hidayat berjalan lancar selama beberapa minggu, berkat semangat Risa dan dukungan finansial Ardan. Namun, Risa segera belajar bahwa dunia bisnis dipenuhi lebih banyak intrik daripada sekadar negosiasi.
Suatu pagi, Risa menerima panggilan darurat dari kepala insinyur. "Nyonya Hidayat, kita ada masalah besar. Pengiriman baja struktural untuk fase kedua tertahan di bea cukai. Ada masalah dengan dokumen impor yang tampaknya... salah diklasifikasikan."
Kesalahan itu tidak hanya menahan bahan, tetapi juga mengancam jadwal konstruksi Risa. Penundaan bisa merugikan Hidayat Group jutaan dan merusak citra Risa yang baru dibangun.
Risa bergegas ke kantornya. Ardan sedang dalam perjalanan bisnis mendadak ke Singapura untuk menyelesaikan kesepakatan Taiwan yang tertunda. Risa tidak ingin menelepon Ardan dengan masalah ini; ia harus membuktikan bahwa ia bisa menangani krisisnya sendiri.
Krisis Baja dan Kecurigaan
Risa menghabiskan dua hari mencoba menyelesaikan masalah itu secara internal. Ia menemukan bahwa dokumen yang salah klasifikasi itu ditangani oleh seorang manajer logistik senior yang memiliki afiliasi dekat dengan faksi yang dulu mendukung Bima. Risa yakin ini adalah sabotase yang disengaja.
Namun, ia tidak punya bukti. Jika ia menyeret masalah ini ke dewan direksi, ia akan terlihat lemah dan tidak kompeten. Ia membutuhkan solusi yang cepat dan rahasia untuk melepaskan baja itu.
Dalam keputusasaan, Risa teringat koneksinya yang paling tidak terduga dari masa lalunya: Pak Cokro, mantan bosnya di jasa pengiriman, yang memiliki jaringan luas di seluruh pelabuhan dan logistik Jakarta.
Risa memutuskan untuk menemuinya. Ia menyelinap keluar dari kantor setelah jam kerja, tanpa sepengetahuan Pak Hadi, dan pergi ke markas lama Toko Roti Bulan.
Pak Cokro menyambut Risa dengan senyum lebar dan terkejut. "Nyonya Hidayat! Sungguh sebuah kehormatan. Saya dengar tentang pernikahanmu. Kau pantas mendapatkannya."
"Terima kasih, Pak Cokro," kata Risa, duduk di bangku kayu yang dikenalnya. "Saya ke sini bukan sebagai Nyonya Hidayat. Saya ke sini sebagai Risa yang meminta bantuan."
Risa menjelaskan krisis baja tersebut. "Saya tahu Anda punya koneksi di pelabuhan. Saya hanya perlu tahu siapa yang menahan dokumen ini dan mengapa. Dan saya butuh baja itu keluar dalam 48 jam."
Pak Cokro mendengarkan dengan serius. "Itu adalah permainan yang kotor, Risa. Ini pasti pekerjaan orang dalam. Ada yang tidak suka kau memimpin proyek besar."
Ia setuju untuk membantu Risa. Dalam waktu satu hari, Pak Cokro menelepon Risa kembali.
"Risa, orang yang menahan dokumen itu adalah kepala departemen di Bea Cukai. Dan dia adalah saudara ipar dari manajer logistik Hidayat Group. Itu pasti sabotase, seperti dugaanmu. Mereka ingin proyekmu gagal," jelas Pak Cokro. "Tapi koneksiku tidak bisa menarik baja itu tanpa menyebabkan keributan resmi."
Bantuan yang Tak Terduga
Saat Risa duduk di kantornya, frustrasi, ponselnya berdering. Itu adalah nomor yang tidak dikenal.
"Halo?"
"Kau sedang kesulitan, Risa?" suara di seberang telepon itu terdengar dalam dan familier. "Kudengar proyek baja-mu tertahan di pelabuhan."
Jantung Risa berdetak kencang. "Siapa ini?"
"Ini Leo," jawab suara itu. "Leo Jaya. Sepupu jauhmu. Kami belum pernah bertemu, tapi aku mengikuti berita tentang Kakek dan dirimu. Aku bekerja di departemen impor-ekspor, dan aku tahu cara kerja bea cukai."
Risa terkejut. Leo Jaya? Anggota keluarga kakeknya yang dulu ia tolak.
"Apa yang Anda inginkan, Tuan Jaya?" tanya Risa hati-hati.
"Tidak ada. Aku hanya tahu kau adalah cucu Pak Jaya. Dan aku tidak suka melihat anggota keluarga kami dipermainkan oleh permainan kotor Hidayat Group. Biarkan aku membantu. Aku bisa membuat baja itu keluar pada akhir hari ini. Secara hukum."
Risa merasakan dilema. Menerima bantuan dari Leo Jaya berarti ia berutang budi pada keluarga yang ia tinggalkan. Tetapi menolak berarti proyek Ardan akan gagal.
"Saya tidak ingin ada utang budi," kata Risa tegas.
"Tidak ada utang budi. Anggap saja ini sebagai hadiah pernikahan yang terlambat dari keluarga yang kau tolak," jawab Leo, suaranya sedikit geli. "Aku hanya ingin kau tahu bahwa kau tidak sendirian. Kirimkan aku rincian dokumennya."
Risa ragu sejenak, lalu ia memutuskan. Ia harus menyelamatkan proyek itu demi Ardan. Ia mengirimkan dokumen itu.
Beberapa jam kemudian, Pak Hadi menelepon dengan gembira. "Nona Risa! Baja itu tiba! Dokumennya tiba-tiba dibebaskan. Siapa yang melakukannya? Ini ajaib!"
Risa tersenyum lega, tetapi ada rasa takut di hatinya. Ia telah menerima bantuan dari Leo Jaya, musuh Ardan. Ia kini memegang rahasia baru yang harus ia sembunyikan dari suaminya yang baru ia cintai.
Ketika Ardan kembali dari Singapura malam itu, Risa tidak memberitahunya tentang krisis baja yang ia tangani, atau tentang Leo Jaya. Ia hanya memeluk Ardan erat-erat, berterima kasih karena telah menjadi suaminya.