NovelToon NovelToon
PELURU

PELURU

Status: sedang berlangsung
Genre:Gangster / Angst / Bad Boy / Keluarga / Mafia / Balas Dendam
Popularitas:363
Nilai: 5
Nama Author: KEZHIA ZHOU

"KENAPA HARUS AKU SATU-SATUNYA YANG TERLUKA?" teriak Soo, menatap wajah ibunya yang berdiri di hadapannya.

*********************

Dua saudara kembar. Dunia dunia yang bertolak belakang.
Satu terlahir untuk menyembuhkan.
Satu dibentuk untuk membunuh.

*********************

Soo dan Joon adalah saudara kembar yang dipisahkan sejak bayi.
Soo diculik oleh boss mafia Korea bernama Kim.

***********************

Kim membesarkan Soo dengan kekerasan. Membentuknya menjadi seorang yang keras. Menjadikannya peluru hidup. Untuk melakukan pekerjaan kotornya dan membalaskan dendamnya pada Detektif Jang dan Li ayah mereka.
Sementara Joon tumbuh dengan baik, kedua orangtuanya begitu mencintainya.

Bagaimanakah ceritanya? Berhasilkah Soo diterima kembali di keluarga yang selama ini dia rindukan?

***********************

"PELURU" adalah kisah tentang nasib yang kejam, cinta dan balas dendam yang tak pernah benar benar membawa kemenangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KEZHIA ZHOU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SALAH ORANG

Hari itu terasa panjang bagi Joon. Namun dia begitu menikmatinya.

“Ahh.. akhirnya selesai juga hari ini.” Gumamnya lega.

"Kau pintar ternyata Joon. Terlihat dari wajahmu. Selain tampan, kau juga sangat berbakat. Hehe" katanya memuji.

Joon hanya tersenyum lebar. Senyum yang ramah.

“Terimakasih banyak. Aku masih membutuhkan banyak bimbingan.” Ucapnya dengan rendah hati.

Gadis itu pun tersenyum melihat pria muda itu.

“Baiklah, sampai bertemu lagi Joon.” Ucapnya sembari melangkah pergi meninggalkan Joon.

Joon pun mengangguk. Lalu dia berjalan menuju ke ruang pribadi dokter.

TOK! TOK!

“Permisi, dokter.” Ucap Joon dengan sopan.

Dokter itu pun memandang Joon yang masih berdiri di balik pintu ruangannya.

“Eh, kau rupanya. Masuklah Joon. Ada apa?” tanya nya.

Kemudian Joon masuk dan menyodorkan sebuah kertas, dan ditaruhnya di atas meja.

“Maaf mengganggu waktunya dokter, saya hanya mau meminta cap dan tandatangan, bukti untuk kampus bahwa saya sudah menyelesaikan tugas hari ini.” Ucapnya.

Pria berjas putih itupun tersenyum lebar, lalu meraih kertas di meja. Membacanya sekilas. Lalu segera menandatanganinya.

“Begini saja cukup?” tanya dokter itu.

Joon tersenyum lebar.

“Cukup dokter. Terimakasih banyak.” Ucapnya sedikit membungkuk.

"Hari ini kau kubebas tugaskan, kau bisa kembali besok Joon. Terimakasih karena sudah membantu ku hari ini" katanya.

Joon tersenyum senang.

“Ah, terimakasih banyak dokter. Baik besok saya akan bekerja lebih giat lagi. Sekali lagi terimakasih.” Ucapnya.

Kemudian Joon berbalik dan berjalan meninggalkan ruangan ber AC itu.

Joon merasa puas dengan apa yang dia kerjakan hari itu. Joon melihat di tangannya, perutnya sudah mulai terasa lapar. Dia berjalan keluar gedung rumah sakit untuk mencari makan. Tibalah dia di sebuah kedai dipinggir jalan.

“Bibi, tolong buatkan aku Bibimbap satu” kata Joon mulai memesan makanan.

Kemudian Joon duduk disalah satu bangku kosong yang tidak jauh dari pintu masuk. Kedai hari itu nampak tidak banyak pengunjung.

'Bibimbap adalah semangkuk nasi putih dengan lauk diatasnya berupa sayur sayuran, daging sapi, telur, dan saus pedas gochujang ( atau kalau di Indonesia disebut nasi campur ).

Joon nampak sedang asik bermain dengan ponselnya. Hingga ketenangan terusik dengan datangnya lima orang pria yang tiba tiba masuk ke dalam kedai, melihat Joon, seolah dia sudah mengincar Joon sejak tadi, dan langsung menghampirinya.

BUG!

BUG!

BUG!

“Akhh… apa apa an ini?”

BUG!

“Lepaskan aku…!!” ucap Joon memberontak ketika tubuhnya terus dipukuli tanpa ampun.

Beberapa pengunjung yang berada di dalam tenda itu pun langsung keluar.

“Kau pikir, kami tidak berani denganmu, Soo? brengsek!!” ucap salah satu pria yang memukulinya.

“Heeeii.. kalian siapa? Jangan membuat keributan di kedai ku. Aku akan melaporkan ke polisi!!” ucap bibi tua pemilik kedai mencoba membantu Joon.

Bibi tua itupun menyiram mereka dengan air supaya pergi.

Kemudian kelima orang itupun menghentikan nya. Dan menunduk memandang Joon yang masih menutupi dirinya dengan kedua tangannya.

“Akhirnya kita bisa menghajar Soo, si pria brengsek itu!” ucap yang lain sambil melangkah pergi.

"Kali ini kau selamat. Kalau kami bertemu lagi denganmu, tidak akan kami lepaskan. Ingat itu Soo" kata yang lain lagi. Lalu kelima pemuda itu pun pergi.

Melihat kelima pria itu sudah pergi, bibi pemilik kedai langsung melangkah mendekat dan membantu Joon berdiri.

“Kau tidak apa apa nak? Mereka siapa? Kenapa kau dipukuli?”

Tanya bibi tua itu.

Joon menggeleng.

“Aku tidak tau bibi. Aku tidak mengenal mereka.” Ucapnya sambil mengusap bibir dan hidungnya yang berdarah.

“Kau yakin nak? Tapi dia tau namamu. Dia memanggilmu, Soo.” ucap bibi itu lagi.

Joon menggeleng.

“Namaku Joon bibi. Bukan Soo. Mereka hanya salah orang.” Jawabnya sambil menahan sakit.

Bibi tua itupun mengernyit. Heran dengan kejadian itu.

“Tapi mana mungkin kelimanya sampai salah mengenalimu, nak.” Ucapnya.

Namun Joon tidak menjawab. Dia hanya terdiam. Fokus pada luka dia wajahnya. Bibi kedai tiu kembali dengan membawa makanan yang dipesan Joon.

“Makanlah dulu. Setelah itu kau harus segera mengobati lukamu.” Ucapnya.

Joon menganggukkan kepalanya. Kemudian segera menghabiskan makanannya, meski setiap makanan yang menyentuh bibirnya terasa begitu sakit. Sesekali Joon memandang kebelakang memperhatikan orang orang yang berlalu lalang.

"Siapa Soo? Mengapa orang orang itu memanggilku dengan nama itu?" katanya dalam hati.

...****************...

Diwaktu yang berbeda, di sebuah kamar, Soo sedang mencoba mengganti perban di perut kirinya.

Park berjalan mendekat, lalu menyodorkan sesuatu.

“Soo, minumlah obat ini. Obat ini akan mengurangi nyeri di tubuhmu. Minum tiga kali sehari, supaya luka tembakmu juga cepat kering.” Ucapnya.

Soo menganggukkan kepalanya. Setelah dia selesai mengganti perban, Soo pun berdiri dan segera meminum obat yang sudah diresepkan oleh gadis itu kemarin. Soo memandang Park yang sedang menyiapkan sesuatu.

“Bagaimana dengan transaksinya kemarin paman?” tanya Soo.

Park perlahan berbalik dan memandang Soo. Kemudian menganggukkan kepalanya.

"Lancar dan tidak ada kendala. Aku sudah bilang padamu bukan, itu adalah hal sepele, aku bisa menyelesaikannya tanpamu." katanya.

Soo hanya terdiam. Lalu berjalan keluar dari kamarnya. Dia berjalan dan melihat kesekeliling, kepalanya sedikit mendongak, matanya melihat bahwa dirumahnya ada banyak sekali CCTV.

Bahkan disetiap sudut, termasuk di dalam kamarnya. Namun Soo sejak dulu tidak pernah menghiraukan itu. Soo berjalan dan mengambil sebotol alkohol, dan menuangnya di dalam gelas kaca. Kemudian segera meneguknya dengan sekali minum.

Tiba tiba ponselnya bergetar.

DRRTT..!!

DRRTT..!!

Park menatap telepon yang Soo letakkan diatas meja terus bergetar. Nomor yang tidak ditulis namanya. Park meraih ponsel itu lalu melangkah keluar menghampiri Soo yang masih memegang sebotol alkohol.

"Ada panggilan telepon untukmu" kata Park.

“Siapa?” tanya Soo.

Park hanya menggeleng.

Tanpa banyak bicara, Soo segera meraih ponselnya. Kemudian melihat layar ponselnya. Namun dia tidak mengenali nomor telepon yang sedang meneleponnya itu.

“Hallo..” ucap Soo dingin.

Ponsel itu kini sudah menempel di telinga kirinya.

Sunyi.. tidak ada suara..

"Apa apa an" kata Soo lirih sambil menjauhkan ponselnya dan memandang layar ponsel memastikan bahwa ponselnya benar benar menyala.

Ketika dia hendak mengakhiri sambungan teleponnya, dia samar samar mendengar seorang gadis memanggil namanya dari balik telepon itu.

"Soo... Soo... halo.." katanya.

Seketika Soo kembali menempelkan ponselnya lagi ketelinga kirinya.

"Siapa?" tanyanya.

Kemudian gadis itu memberanikan dirinya berbicara dengan Soo dari balik telepon.

“Aku Yuri. Kau ingat aku kan? Aku yang meminjam kemeja milikmu kemarin.” Ucap Yuri gugup dari balik sambungan telepon.

Soo mengerutkan keningnya. Seperti sedang berfikir sejenak. Kemudian dia mengingat nama itu.

"Ada apa?" jawab Soo dingin.

"Apakah obatmu sudah kamu minum dengan teratur?" tanya nya terdengar begitu perhatian.

Soo hanya terdiam sejenak. Menyadari bahwa tidak ada jawaban dari Soo, gadis itu itu memanggilnya lagi.

"Halo.. Soo.. Apa kau mendengarku?" tanya gadis itu lagi.

"Kamu meneleponku sore ini hanya untuk mengatakan ini?" tanya nya ketus.

Kemudian pria berdarah dingin itu pun langsung menutup sambungan teleponnya. Kemudian menuangkan alkoholnya lagi ke gelas dan meminumnya.

1
Aman Wijaya
lanjut Thor semangat semangat
own
gak heran kalau Soo tumbuh menjadi pria yang keras kepala atau arogan 👍
own
penasaran gimana mereka kalau udah gedhe🤭
own
Aku suka banget cerita beginian. Baru 2 bab aja dah kerenn.. lanjut Thor! Jangan kasi kendor /Drool/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!