Seorang anak mahasiswa yang sangat miskin mendapatkan kekayaan yang sangat mencengangkan. Kehidupannya menemui banyak rintangan dalam kehidupan sehari harinya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Faqih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 Kanker Stadium Tiga
Setelah melakukan transfer 500 Miliar pembayaran ke rekening Kantor pemasaran. property. Pihak Kantor pemasaran mengembalikan Cashback 5 Miliar secara tunai kepada Faqih.
Faqih memicingkan matanya melihat tumpukan uang yang telah di siapkan beberapa Staff Kantor pemasaran property. Dia hanya tersenyum kecil.
Faqih mengambil uang Cashback, lalu berjalan keluar. Sebelum sampai di depan pintu !. Faqih memanggil Yunita dengan suara tenang. Apa kamu mau ikut denganku sebentar ?
Mendengar perkataan Faqih. Yunita sedikit ragu, lalu memalingkan wajahnya menatap staff Kantor pemasaran property.
Yunita menunggu seniornya memberikan izin. Salah seorang Staff bernama Aldy, memberikan kode sebuah tangan menyuruhnya ikut.
Setelah melihat izin dari seniornya, barulah Yunita melangkahkan kakinya mengikuti Faqih.
Di depan mobil Sport Lamborghini Veneno Yunita sedikit tertegun. Tidak berani masuk ke dalam mobil, ada perasaan takut.
Faqih berkata, " naiklah !" Ayuk, ajak faqih dengan lembut. Yunita memberanikan dirinya masuk ke dalam mobil.
Setelah Mobil Sport Lamborghini Veneno meninggalkan Kantor pemasaran property. Di perjalanan, Yunita terpaku diam. Dia hanya memandangi isi dalam mobil.
"Wahhh, mobil ini keren banget". Bisik hatinya.
Melihat wanita di sampingnya hanya terdiam. Faqih mencairkan suasana.
Faqih berkata, "Siapa nama kamu ?"
Yunita!, Jawabnya si wanita.
Faqih lanjut bertanya, "Usia kamu berapa ?"
"21 tahun, Jawab Yunita ".
Faqih : Kamu sudah lama kerja di Kantor pemasaran ?
Yunita : Baru 4 bulan.
Faqih : Alamat rumahmu di mana ?
Yunita : Saya tinggal jalan Kemerdekaan. Saat ini saya menumpang di rumah bibiku. Orang tuaku di kampung.
Faqih : Orang tua kamu masih lengkap ?
Yunita : Ia Tuan, masih lengkap
Faqih : Kamu tadi menangis di Kantor Pemasaran. Ada apa ?
Yunita : Jika saya tidak bisa menjual satupun property. Maka bulan ini saya akan di berhentikan dari pemasaran. Sedangkan ibuku sakit Kanker Stadium 3, harus segera di operasi. Biayanya cukup mahal.
Mendengar jawaban Yunita yang bikin nyesak. Faqih mengangguk kecil, lalu melanjutkan pertanyaannya. Faqih dapat memahami kondisi Yunita seperti itu.
Faqih melanjutkan pertanyaannya, "Penghasilan selama kerja di Kantor pemasaran berapa ?".
Mendengar pertanyaan Faqih yang sedikit privasi, Yunita menggigit bibirnya, lalu menjawab lembut, Saya belum pernah mendapatkan gaji selama di Kantor pemasaran. Sebab belum pernah menjual satupun property.
Mendengar jawaban Yunita. Faqih mengangguk. Faqih tidak ingin bertanya lagi, takut membuat Yunita salah paham.
Mobil melaju ke arah Hotel Bintang Permata. Faqih menghubungi Yanti untuk mempersiapkan menu makan siang.
Setelah turun dari Lamborghini Veneno, Yunita merasa canggung melangkah masuk ke dalam Hotel.
Melihat Yunita terdiam. Faqih mengajaknya masuk, Ayuk!. Ikut denganku.
Faqih memegang tangan Yunita dengan lembut, sambil berjalan memasuki lobi Hotel Bintang Permata.
Melihat Faqih melangkah masuk, semua karyawan hotel dan para pelayan membungkuk memberikan hormat padanya.
Yunita terperanjat melihat sikap orang orang itu. Dalam hati berkata , "pria ini, sungguh sangat terhormat". Siapa dia sebenarnya ?.
Mengetahui Tuannya datang ke Hotel Bintang Permata. Yanti menyambutnya dan telah menyiapkan hidangan makan siang.
Mereka bertemu di depan resepsionis. Yanti membungkuk sedikit, penuh senyuman manis menatap Faqih.
Yanti melihat di belakangnya Faqih ada seorang wanita yang sama cantiknya dengan dirinya. Tapi pakaiannya walaupun terlihat seksi, tapi biasa saja.
Faqih saling memperkenalkan keduanya.
Faqih berkata, "Yunita, ini Yanti Direktur Hotel Bintang Permata". Kemudian Faqih kembali berkata, "Yanti ini Yunita Agen penjualan property tempatnya bekerja, ada beberapa unit tempatnya bekerja sudah kubeli. Mulai besok !. "Kamu sudah harus pindah ke sana". Nanti Yunita yang menemanimu melihat unitnya.
"Baik Tuan". Tutur Yanti.
Yanti dan Yunita saling bersalaman. Yanti mempersilahkan Faqih hidangan makan siang.
Faqih berkata, "Kalian berdua makan siang bersamaku, ada hal penting yang ingin ku sampaikan".
Yunita terpaku dengan Hotel Bintang Permata, pandangannya penuh kekaguman. Yunita memandang Faqih penuh arti. Banyak hal yang ingin di tanyakan. Akan tetapi semua tertahan penuh keraguan.
Faqih menatap Yanti lalu berkata," Saya ingin kamu mengajak seluruh keluarga kamu tinggal di Kota Makarin. Untuk biaya sekolah adik adikmu, saya akan menanggung semuanya.
Kedepannya saya akan sesekali ke Kota Makarin. Semua usaha di sini kamu akan menangani semuanya.
Mendengar penjelasan Faqih. Yanti berkata, "Saya ragu untuk menjalankan semuanya Tuan ! Kemampuanku masih jauh dari kategori bisa ".
Dengan apa yang kamu miliki saat ini. Saya yakin kamu mampu menjalankan semuanya. Faqih menyerahkan seluruh kunci property kepada Yanti yang telah di belinya.
Ada satu hal lagi. Kamu buat perusahaan yang bergerak di bidang transportasi laut dan perusahaan lainnya di kota ini. Ucap Faqih.
