Shi Hao, seorang pemuda biasa di dunia modern yang mati tanpa meninggalkan jejak, terlahir kembali sebagai bayi dari keluarga bangsawan kelas satu di dunia kultivasi. Kelahirannya mengguncang langit naga dan phoenix muncul, menandai takdir besar yang bahkan para dewa tak inginkan.
Dari seorang anak licik, lucu, dan cerdas, Shi Hao tumbuh dalam dunia penuh sekte, klan kuno, monster, dan pengkhianatan. Setiap langkahnya membawa kekacauan: ia mencuri pil, menghancurkan jenius lain, menertawakan musuh, dan mengalahkan ancaman yang jauh lebih kuat dari dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 13
Aula Utama Reruntuhan Raja Spirit jauh lebih megah dari yang dibayangkan.
Langit-langitnya setinggi tiga puluh meter, ditopang oleh pilar-pilar batu giok putih yang diukir dengan relief pertempuran kuno. Di tengah aula yang luas itu, terdapat sebuah kolam berdiameter sepuluh meter.
Cairan di dalam kolam itu berwarna merah delima, mendidih dan melepaskan uap yang berbau besi bercampur aroma harum bunga.
Di tengah kolam, terapung sebuah pulau batu kecil. Di atasnya, tertancap sebilah pedang yang bersinar biru redup dan sebuah gulungan kitab kuno.
Tian Zhu melangkah masuk dari lorong rahasia. Matanya langsung terkunci pada kolam itu.
"Darah Esensi Roh Sejati," bisik Tian Zhu, matanya berkilat. "Ini bukan darah manusia. Ini darah campuran dari monster tingkat tinggi yang dimurnikan selama ratusan tahun. Jika aku berendam di sana, Kitab Kaisar Naga-Phoenix milikku akan menerobos ke tahap kedua!"
Tian Zhu tidak membuang waktu. Ia melangkah mendekati kolam.
Namun, baru tiga langkah ia berjalan...
DUMMM!
Pintu batu raksasa di sisi kiri aula hancur berkeping-keping. Puing-puing batu beterbangan.
Sesosok bayangan merah melesat masuk, membawa aura amis darah yang pekat.
"HAHAHA! Akhirnya! Warisan Raja Spirit adalah milikku!"
Seorang pemuda berjubah merah darah berdiri di atas puing-puing pintu. Ia memegang sabit raksasa yang lebih tinggi dari tubuhnya. Wajahnya tampan tapi dipenuhi urat-urat hitam yang menyeramkan.
Mo Sha dari Sekte Iblis Merah.
Hampir bersamaan, suhu di aula turun drastis.
KREKKK...
Pintu batu raksasa di sisi kanan aula membeku menjadi es padat dalam sekejap, lalu pecah berantakan menjadi serpihan kristal.
Seorang gadis cantik berambut perak berjalan masuk dengan langkah anggun. Setiap langkah kakinya meninggalkan jejak bunga es di lantai.
Ling Yao dari Sekte Langit Abadi.
Kini, di Aula Utama itu, tiga orang berdiri membentuk segitiga, mengelilingi kolam harta karun.
Mo Sha berhenti tertawa. Matanya yang merah menyala menatap Ling Yao dengan kebencian, lalu beralih ke Tian Zhu dengan tatapan meremehkan.
"Ling Yao, si Pelacur Es... kita bertemu lagi," desis Mo Sha. "Dan siapa semut kecil di sana? Seorang kultivator liar? Hahaha!"
Ling Yao melirik Tian Zhu sekilas. Dia melihat pakaian hitam sederhana, topeng kayu aneh, dan pedang berkarat di punggungnya. Tatapannya dingin dan tak peduli, seolah melihat batu di pinggir jalan.
"Kultivator Liar," ucap Ling Yao datar. "Pergilah. Ini bukan tempat di mana orang sepertimu bisa bertahan hidup."
Tian Zhu terkekeh pelan di balik topengnya. Suaranya serak dan berat.
"Kalian murid sekte besar selalu banyak bicara," Tian Zhu menepuk gagang pedang karatnya. "Harta ini tidak bertuliskan nama kalian. Siapa kuat, dia dapat."
Mata Mo Sha melebar, lalu ia tertawa terbahak-bahak sampai memegangi perutnya.
"Dengar itu, Ling Yao? Semut ini menantang kita! Hahaha! Menyenangkan! Aku paling suka meremukkan semut yang sombong!"
Wajah Mo Sha tiba-tiba berubah ganas. Tanpa peringatan, ia mengayunkan sabit raksasanya.
"Mati kau! Sabit Pemotong Jiwa!"
Gelombang Qi merah berbentuk bulan sabit melesat ke arah Tian Zhu. Serangan itu cepat dan mematikan, cukup untuk membelah batu menjadi dua.
Tian Zhu tidak bergerak. Ia tidak menghindar.
Saat gelombang sabit itu hampir mengenainya, Tian Zhu mencabut pedang karatnya. Gerakannya sederhana, hanya sebuah tebasan melengkung ke atas.
SWUSH!
Tidak ada ledakan Qi yang megah. Hanya ketajaman murni yang memotong angin.
ZRRRT!
Gelombang Qi merah milik Mo Sha terbelah dua di tengah, melewati sisi kiri dan kanan tubuh Tian Zhu, lalu meledak menghantam dinding di belakangnya.
BOOM!
Debu mengepul. Tian Zhu masih berdiri tegak di tempatnya, pedang karatnya menunjuk ke lantai.
Tawa Mo Sha terhenti. Mata Ling Yao menyipit tajam.
"Dia membelah serangan Qi dengan fisik murni?" batin Ling Yao kaget. 'Kultivator liar ini... bukan semut.'
Mo Sha menjilat bibirnya, ketertarikannya bangkit. "Oh? Ternyata kau punya sedikit kemampuan. Pantas berani sombong."
"Giliran kalian sudah selesai?" tanya Tian Zhu santai. "Kalau begitu, giliranku."
Tian Zhu menghentakkan kakinya. Lantai batu di bawahnya retak. Tubuhnya melesat seperti peluru meriam, bukan ke arah Mo Sha, tapi langsung menuju kolam di tengah!
"Jangan harap!" teriak Ling Yao.
Ling Yao mengibaskan tangannya. "Penjara Es!"
Dinding es tebal muncul tiba-tiba di depan Tian Zhu, menghalangi jalannya ke kolam.
Di sisi lain, Mo Sha juga tidak tinggal diam. "Langkah Hantu Darah!"
Tubuh Mo Sha berubah menjadi kabut merah, muncul tepat di samping Tian Zhu, sabitnya mengayun ke leher.
Diserang dari depan dan samping oleh dua jenius sekte besar. Situasi mematikan!
Tian Zhu tidak panik. Matanya di balik topeng bersinar emas.
"Minggir."
Tian Zhu memutar tubuhnya di udara. Pedang karatnya berputar membentuk lingkaran pertahanan.
Teknik Pedang Putaran Ekor Naga!
TING! KRAK!
Sabit Mo Sha terpental saat beradu dengan pedang karat Tian Zhu. Getaran yang dihasilkan membuat tangan Mo Sha kesemutan.
Momentum putaran itu juga digunakan Tian Zhu untuk menghantam dinding es Ling Yao dengan sikunya yang dilapisi Qi emas.
PRANG!
Dinding es hancur berantakan.
Tian Zhu mendarat di pinggir kolam. Namun, sebelum ia sempat melompat masuk, dua aura pembunuh mengunci punggungnya.
Mo Sha dan Ling Yao, yang menyadari bahwa kultivator liar ini adalah ancaman terbesar, secara tak sadar bekerja sama.
"Tombak Es!"
"Cakar Iblis Darah!"
Ratusan tombak es dan cakar energi merah menyerbu Tian Zhu serentak.
Tian Zhu mendecakkan lidah. "Ck, merepotkan. Kalau aku pakai kekuatan penuh, identitasku sebagai Shi Hao bisa ketahuan. Tapi kalau tidak..."
Tian Zhu berbalik badan. Ia memegang pedang karatnya dengan dua tangan, mengangkatnya tinggi-tinggi.
Aura di sekitar Tian Zhu berubah. Dari tenang menjadi tajam tak terhingga. Seolah-olah dia sendiri telah berubah menjadi sebilah pedang raksasa yang siap membelah langit.
Ilmu Pedang Kuno Pedang Memutus Dunia!
Ia menebas ke depan.
BOOOM!!!
Gelombang kejut yang dahsyat meledak di tengah aula. Serangan gabungan Ling Yao dan Mo Sha hancur lebur. Ketiga sosok itu terpental mundur karena dampak ledakan.
Tian Zhu meluncur mundur, kakinya menyeret lantai hingga meninggalkan parit panjang. Topeng kayunya retak sedikit di bagian pipi.
Mo Sha terlempar menabrak pilar. Ling Yao mundur sepuluh langkah, napasnya sedikit memburu.
Ketiganya saling bertatapan dalam hening. Suasana tegang mencapai puncaknya.
"Siapa kau sebenarnya?" tanya Ling Yao, suaranya kini penuh kewaspadaan. "Tidak mungkin kultivator liar memiliki pemahaman pedang setinggi itu. Kau dari Sekte Pedang Surgawi?"
"Tian Zhu," jawab Tian Zhu singkat sambil membetulkan posisi topengnya. "Dan aku tidak punya waktu bermain dengan bocah ingusan seperti kalian."
Di tengah ketegangan itu, tiba-tiba kolam darah di tengah aula mulai bergejolak.
GLUB... GLUB...
Cairan merah itu berputar, membentuk pusaran. Pedang biru dan gulungan kitab di tengah pulau itu mulai bersinar terang, memancarkan tekanan yang membuat lutut bergetar.
Suara kuno, hampa dan berat, bergema di seluruh ruangan:
"Hanya yang terkuat... yang layak mewarisi darahku..."
Sebuah bayangan roh raksasa—sosok raja berbaju zirah muncul di atas kolam.
"Ujian terakhir: Pertahanan Hidup. Kolam ini akan melepaskan Tekanan Jiwa. Siapa yang bisa tetap berdiri, dia yang menang."
DUAR!
Tekanan spiritual yang mengerikan (setara Core Formation) turun menimpa aula itu seperti gunung yang jatuh dari langit.
"Ugh!"
Ling Yao langsung berlutut satu kaki, wajahnya pucat. Mo Sha menggertakkan gigi, pembuluh darah di dahinya menonjol, berusaha tetap berdiri dengan menopang pada sabitnya.
Tapi Tian Zhu?
Tubuhnya bergetar sedikit. Tulang-tulangnya berbunyi krek. Tapi ia tidak berlutut. Ia tidak menunduk. Ia justru mendongak menatap bayangan roh raja itu.
Tian Zhu menegakkan punggungnya. Ia adalah satu-satunya yang berdiri tegak sempurna di ruangan itu.
Mata Ling Yao terbelalak tak percaya. "B-Bagaimana mungkin... Jiwanya sekuat itu?"
Mo Sha meraung marah. "TIDAK MUNGKIN! AKU ADALAH JENIUS! KENAPA AKU BERLUTUT SEMENTARA KAU BERDIRI?!"
Tian Zhu melangkah maju, selangkah demi selangkah menuju kolam, sementara dua jenius sekte besar itu terpaku di lantai, tak berdaya melawan tekanan jiwa.
"Sudah kubilang," ucap Tian Zhu dingin tanpa menoleh. "Minggir."
NEXT CHAPTER >Tian Zhu mengambil harta karun itu. Namun, mengambilnya memicu runtuhnya reruntuhan. Dia harus kabur sambil dikejar oleh Elder Sekte (tingkat tinggi) yang menunggu di luar karena sinyal bahaya dari Ling Yao/Mo Sha.
zhu
Zhau
dan Zhao
ini kadang saya lari lgi keatas ,untk mencari nama kepala klan🤣🤣🤣