NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Gasekil (Gadis Seratus Kilo)

Mengejar Cinta Gasekil (Gadis Seratus Kilo)

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Karena Taruhan / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Idola sekolah / Cintapertama
Popularitas:20.9k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Raska adalah siswa paling tampan sekaligus pangeran sekolah yang disukai banyak gadis. Tapi bagi Elvara, gadis gendut yang cuek dan hanya fokus belajar, Raska bukan siapa-siapa. Justru karena sikap Elvara itu, teman-teman Raska meledek bahwa “gelar pangeran sekolah” miliknya tidak berarti apa-apa jika masih ada satu siswi yang tidak mengaguminya. Raska terjebak taruhan: ia harus membuat Elvara jatuh hati.

Awalnya semua terasa hanya permainan, sampai perhatian Raska pada Elvara berubah menjadi nyata. Saat Elvara diledek sebagai “putri kodok”, Raska berdiri membelanya.

Namun di malam kelulusan, sebuah insiden yang dipicu adik tiri Raska mengubah segalanya. Raska dan Elvara kehilangan kendali, dan hubungan itu meninggalkan luka yang tidak pernah mereka inginkan.

Bagaimana hubungan mereka setelah malam itu?

Yuk, ikuti ceritanya! Happy reading! 🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6. "Oh" yang Kedua

Detik berikutnya.

“WHAT?! PANGERAN KAMPUS NGASIH MINUMAN KE GASEKIL?!”

Suara seorang siswi memecah langit.

Sementara itu, Bella yang kebetulan lewat langsung memelototkan mata waktu lihat momen itu.

"Apa-apaan ini? Gimana bisa Raska ngasih minuman sama karung beras?" batinnya berteriak, tangannya terkepal erat, rahangnya mengeras.

Satu lorong menatap.

Raska langsung mati gaya.

Bella menghampiri, dagu terangkat penuh percaya diri.

“Raska… itu minuman harusnya buat aku, 'kan? Buat cewek yang setara sama kamu.”

Elvara masih baca seolah Bella itu hologram.

Raska menarik napas, berusaha tetap sopan.

“Bella, gue cuma… nanyain tugas ke Elvara.”

Elvara angkat kepala sebentar.

“Nggak kok. Dia ngasih minuman.”

Lalu lanjut baca lagi.

Raska menatap tak percaya. Dalam hati berteriak. “KENAPA JUJURNYA BEGINI BANGET SIH KAMU?!”

Bella membara.

“Hah?! Lo PDKT sama dia? SERIUS?! Raska! Itu karung—”

Belum selesai.

Raska menatap Bella dengan tatapan lelah, jenuh, dan entah kenapa… marah.

“Jaga omongan. Sekali lagi lo hina dia, gue benar-benar gak segan masukin lo ke BK.”

Bella membeku.

Koridor hening.

Asep spontan menutup mulutnya dengan kedua tangan.

“Bro… itu tadi kayak adegan drama Korea abis marah ke mantan.”

Vicky mencubit batang hidungnya sendiri, stres.

“Ini… mode PDKT apa… Raska jatuh cinta beneran? Gak mungkin 'kan dia suka sama Gasekil?”

Gayus yang paling zen hanya mengangguk bijak.

“Masalah hati tuh… gak bisa diprediksi. Kadang suka sama yang bikin hidup tenang.”

Asep menatap kedua temannya bergantian.

“Selama ini Raska gak pernah suka sama satu cewek pun. Selalu dingin, selalu cuek. Ini beneran suka apa sandiwara??”

Sementara itu, Elvara baru sadar semua orang diam total.

Ia menoleh sedikit. Tatapannya datar. Suaranya datar. Gestur seperlunya, kayak robot hemat baterai.

“…bisa geser dikit? Gue mau lewat.”

Hanya itu.

Tanpa drama. Tanpa peduli. Tanpa sadar dia baru saja bikin Raska meleleh macam es krim di siang bolong.

Raska dan Bella langsung minggir barengan, kayak pintu otomatis di mall.

Elvara lewat begitu saja sambil kembali membuka bukunya, seolah mereka semua cuma figuran background.

Bella tertegun. Tidak tahu harus marah, shock, atau banting meja.

Raska memejamkan mata pelan. Napasnya berat… tapi entah kenapa ada rasa hangat yang lama hilang.

Dalam hati bergumam,

“Gila… hidup gue capek banget. Tapi dia? Damai banget. Kayak dunia gak pernah nyakitin dia.

Gue… iri.

Dan mungkin… suka.”

Cowok yang terkenal dingin, tak pernah senyum itu… pelan-pelan bibirnya melengkung. Senyum tipis. Hampir tidak terlihat. Tapi nyata.

Asep dan Vicky langsung gelagapan.

“BRO, DIA SENYUM! RASKA SENYUM! BUKAN FILTER TIKTOK!”

Gayus refleks pegang dada.

“Aku… bangga. Sahabatku akhirnya tumbuh jadi pria jatuh cinta…”

Sementara itu, Bella mengepalkan tangan begitu keras sampai buku jarinya memutih.

“Raska gak pernah perhatian sama siapa pun…” desisnya penuh api cemburu.

“Kenapa sama dia? Gak mungkin. Gak masuk akal.”

Tapi Raska masih menatap arah Elvara menghilang… Dengan mata paling lembut yang pernah ia punya. Dan untuk pertama kalinya… terlihat hidup.

***

Kantin siang itu ramai tapi langsung sunyi… begitu Raska Wijanata, pangeran sekolah yang biasanya tak mau satu meja dengan siapa pun selain tiga sahabatnya, tiba-tiba belok arah.

Asep, Vicky, dan Gayus otomatis ikut belok, kebiasaan bodyguard kelas ekonomi.

“Eh, bro… meja kita BUKAN ke situ,” bisik Vicky.

Tapi Raska tidak berhenti. Ia berjalan lurus menuju meja kosong di sudut, tempat Elvara, si gadis seratus kilo yang sedang menyendok baksonya pelan sambil baca buku.

Tidak ada make-up. Tidak ada usaha menarik perhatian.

Cuek. Damai. Zen.

Dan Raska duduk. Duduk di depannya.

Tanpa permisi.

Semua anak kantin:

“??????”

Gelas-gelas hampir jatuh. Sendok nyangkut di mulut.

Yang ngunyah roti sampai salah telan.

Zahra, teman Elvara, yang biasanya makan bareng Elvara sampai kebekap sendiri.

Bella yang baru masuk kantin nyaris melempar tray makanan.

“APA APAAN ITU?” sentaknya nyaring.

Roy yang duduk tak jauh mengangkat alis dan tersenyum geli.

“Wah… jackpot. Mulai nih dramanya.”

Sementara itu, di meja…

Elvara menoleh pelan, hanya sedetik, lalu kembali makan.

“…Lo ngapain duduk di sini? Gak salah tempat duduk?” tanyanya datar. Biasa. Seperti bertanya jam berapa waktu istirahat selesai.

“Gak. Gue mau temenin lo makan,” jawab Raska pendek.

Elvara berhenti sesendok. Mengangkat wajah. Tatapannya kosong, flat, seperti AI yang baterainya 2%.

“…Kenapa?” tanyanya jujur. Tanpa curiga berlebihan. Tanpa harapan. Tanpa ekspresi.

Raska menghela napas. Gengsinya berteriak. Tapi dia tetap menjawab,

“Hm… karena… gue lihat lo sendirian.”

Zahra dari kejauhan hampir teriak: “YAAAA ALLAAAH DIA NGOMONG APA ITU!”

Elvara mengangguk seperti itu hal paling biasa sedunia.

“Oh.”

OH.

Kemudian dia balik makan lagi.

Raska:

“….”

Asep menepuk bahu Gayus.

“Bro… itu ‘oh’ yang kedua minggu ini.”

Vicky menyambar, “Cewek normal aja kalau didatengin Raska bisa pingsan. Ini? ‘Oh’. Selesai.”

Gayus melipat tangan.

“Cuek, tapi tidak jahat. Efeknya fatal. Jadi makin bikin penasaran.”

Raska menatap Elvara lama. Bukan romantis. Lebih seperti: “Gimana caranya manusia bisa hidup setenang ini?”

“Bakso lo pedes,” gumam Raska akhirnya.

“Memang. Gue yang kebanyakan nuang sambal,” jawab Elvara tanpa menoleh.

“…Gue ambilin air panas biar nggak pedes?”

“Jangan. Nanti rasanya aneh.”

“….”

Raska berniat bantu, dan langsung ditolak.

PDKT: -1 poin.

Rasa penasaran: +100.

 

Di sisi lain… Bella terbakar hidup-hidup.

“TIDAK MASUK AKAL!” teriak Bella sambil membanting tray makan.

“KENAPA RASKA DUDUK SAMA KARUNG—”

Eva, temannya, langsung mengangkat jari telunjuk.

“Mulut. Jaga. Lo bisa ke-skors.”

Bella menggertak Eva, wajah merah padam.

“Lo gak lihat barusan? Raska dideketin cewek cantik dia cuek! Tapi sama dia—SAMA DIA—dia MILIH duduk??”

Bella mengepalkan tangan sampai buku jarinya memutih.

“Aku nggak terima!”

Eva menghela napas panjang, capek jadi pendengar drama.

“Terus lo mau apa? Mau larang Raska? Siapa lo?”

Bella terdiam. Mendengus.

Kesal, tapi tak bisa berbuat apa-apa…

karena semua orang di kantin juga tahu:

Raska sendiri yang milih datang ke Elvara.

 

Tak jauh dari Bella, Roy justru terlihat paling menikmati tontonan itu.

Ia menyandarkan punggung, menyeruput jus mangga dengan gaya santai seorang villain yang baru menemukan hiburan mahal.

“Taruhan ini… bakal sangat menghibur,” ujarnya, senyum licik mengembang.

Bian, temannya, terkekeh pendek.

“Dia beneran mau naklukin cewek itu? Gasekil?”

Roy mengangkat alis. “Siapa bilang soal naklukin?”

Bian mengernyit. “Lah… emang bukan?”

Roy menepuk-nepuk gelas jusnya, suara es batu beradu terdengar halus namun penuh makna.

“Bukan itu poinnya,” katanya pelan.

“Lihat Raska, si pangeran sekolah, rela duduk bareng cewek yang selama ini gak dilihat siapa pun? Itu aja udah priceless.”

Bian mencondongkan tubuh, ikut masuk ke mode gosip gelap.

“Eh… gimana kalau kita kasih tau Gasekil kalau Raska deketin dia gara-gara taruhan?”

Roy langsung mendengus.

“Otak lo dipakai, Bian.”

Bian otomatis tegak. “Eh, iya, maksud gue…”

“Gasekil itu jujur, polos,” potong Roy.

“Kalau dia tau soal taruhan, dia bakal nolak Raska mentah-mentah. Drama selesai. Taruhan gagal. Di mana serunya?”

Bian menggaruk kepala yang tidak gatal.

“Iya juga sih…” katanya sambil nyengir bodoh.

Roy kembali bersandar, senyum licik itu muncul lagi.

“Biarkan aja… semuanya berjalan natural. Pangeran mengejar karung beras. Ini tontonan emas.”

 

Balik ke meja.

Raska akhirnya bicara lagi, pelan.

“Ra… lo… selalu belajar sendiri?”

Elvara menutup bukunya, menatapnya sebentar.

“Biasa. Gak ada temen belajar.”

“…kenapa?”

Elvara mengangkat bahu.

“Ya gak ada yang ngajak. Udah?”

Raska: heart damage 90%

Mendadak kepalanya terasa berat. Dia belum pernah merasa kayak gini. Pengen bilang: “Mulai sekarang belajar sama gue.”

Tapi gengsi berkata: “Jangan cupu.”

Jadi yang keluar adalah:

“…Belajar sama gue aja.”

Elvara ngedip… satu kali.

“…Kenapa?”

Raska mendengus pelan.

“…Karena gue mau kita sama-sama rangking satu.”

Elvara memerhatikan Raska lima detik penuh.

Raska hampir kena serangan jantung.

Lalu…

“Oke.”

OKE.

Jawaban paling tidak emosional sedunia.

Tapi hati Raska: BOOM.

Asep langsung tutup mulut pakai tangan.

“BROOOOO DIA DITERIMA BELAJAR BARENG! INI FINAL BOSS PDKT TERLEWATI!”

Vicky menyalakan mode fansclub.

“Legend. Raska Wijanata turun tahta demi Elvara.”

Gayus cuma menghela napas.

“Ini kayak film romance tapi versi meme.”

Raska sedikit tersenyum lemah.

Di dalam hati:

“Dia simpel banget… jujur banget… gak jaim…

…dan damai banget…

Bahaya… gue makin suka.”

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
Puji Hastuti
Lanjut kk
sunshine wings
😢😢😢😢😢🥰🥰🥰🥰🥰
sunshine wings
🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️
Fadillah Ahmad
Lanjutkan Kak Nana... 🙏🙏🙏😁
sunshine wings
Alhamdulillah ya Rabb.. 🤲🏼🤲🏼🤲🏼🤲🏼🤲🏼
sunshine wings
cepetan Raska.. 🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻😢😢😢😢😢
sunshine wings
😢😢😢😢😢
anonim
Ternyata pak Nata memantau Raska terapi pada dokter Wira. Baguslah.

Pak Nata mengenal Asep, Vicky, dan Gayus. Mereka bertiga tidak mengenal pak Nata, papanya Raska.

Ketika pak Nata mendatangi mereka bertiga yang sedang makan cilok di taman belakang sekolah, tak tahu Om itu siapa. Baru setelah pak Nata memperkenalkan diri - menyebut nama, mengatakan - ayahnya Raska, ketiganya langsung kaget.

Ngomong-ngomong Raska-nya kemana ini. Apa sedang duduk berdua dengan Elvara ?

Lisa ini perempuan nggak benar, melihat sejarahnya menikah dengan pak Nata.
Sebagai seorang ibu juga membawa pengaruh negatif bagi Roy, anaknya. Pantaslah Roy kelakuannya nggak benar. Turunan ibunya.
sunshine wings
🤬🤬🤬🤬🤬
mery harwati
Udah enak itu Lisa & Roy dikasih kemewahan oleh Nata meski dibatasi, tapi apakah sepak terjang mereka diawasi oleh Nata? Jangan berpikir karena finansial dibatasi mereka lupa diawasi, hati² Nata, orang licik tetep akan mencari cara untuk sampe tujuan hidupnya 🫣💪
sunshine wings
😢😢😢😢😢😭😭😭😭😭
Tolong kembali Elvara.. 🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Fadillah Ahmad
Betul, Karna dokter punya kode etik profesi yang harus di taati, dan Dokter Wajib menjaga Rahasia pasiennya. 🙏🙏🙏
sunshine wings
😢😢😢😢😢
Fadillah Ahmad
Ya elah, si paling Sibuk 😁😁😁
sunshine wings
lho boleh tenggelam situ.. busuk ati.. 😏😏😏😏😏
Felycia R. Fernandez
kamu anak hasil dari gundik...
ya beda donk hasil dari anak wanita tercinta..
tapi dasar kamu dan emak mu sama sama gak tahu diri...
anak pertama yang seharusnya jadi raja malah terusir dari rumah sendiri...
itu pun kamu gak tahu diri juga
sunshine wings
😡😡😡😡😡
sunshine wings
😮😮😮😮😮😤😤😤😤😤
sunshine wings
🤣🤣🤣🤣🤣
sunshine wings
💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻💃🏻🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!