Legenda Penguasa Dewa Tertinggi

Erlang Shen mengeluarkan kristal jiwa abadi yang sebelumnya ia ambil dari Erlang Xiang. Ia lalu terbang tepat di atas pertarungan. Dari atas, ia bisa melihat Yun Feng kewalahan. Pasalnya setiap kali ia membunuh satu orang, akan muncul 2 orang lagi.

Erlang Shen dengan sengaja menjatuhkan kristal jiwa abadi ke tanah. Sesaat sebelum seorang prajurit menangkap kristal itu, sebuah pola formasi muncul di sekeliling kristal tersebut.

Boooommmmmm

Detik berikutnya, kristal tersebut meledak. Jiwa yang ada di dalamnya ikut meledak. Hal itu menyebabkan pasukan Erlang Xiang menghilang satu persatu.

"Benar-benar pasukan yang merepotkan," ujar Yun Feng.

 Jedaaaaarrrr

Petir tiba-tiba saja menyambar di langit. Di waktu yang bersamaan, seorang pria muncul di langit. Orang itu tersenyum lalu hanya dengan satu kedipan mata, ia sudah muncul di hadapan Erlang Shen.

Wuuuussss

Pria itu tiba-tiba saja menyerang, tapi kecepatannya tak bisa memandangi kecepatan Erlang Shen. Serangannya itu dipantulkan oleh gelombang angin yang diciptakan oleh Erlang Shen sebelum menghilang.

Boooommmmmm

Satu serangan menyebabkan pria itu jatuh tersungkur ke tanah. Ia sama sekali tak percaya kalau kecepatan Erlang Shen mampu menghancurkan perisai tak kasat mata yang melindunginya.

"Datang-datang langsung menyerang. Memangnya kau punya masalah apa?" tanya Erlang Shen.

"Akan kuhancurkan keturunan Erlang di alam atas ini," jelasnya.

Pria itu mengeluarkan pedangnya. Pedang yang dikeluarkan oleh pria itu merupakan pedang pembelah langit. Pedang yang sama dengan pedang milik Bai Gong.

"Pedang itu …. " Erlang Shen tak melanjutkan ucapannya. Ia langsung melompat dan menghindari tebasan pedang pembelah langit.

"Karena aku bukan pengguna tombak, makanya aku tidak punya pedang," gumamnya.

Erlang Shen memadatkan 10 elemen dan membentuk bayangan pedang raksasa. Bayangan pedang itu melesat kearah pria tersebut.

Boooommmmmm

Ledakan dahsyat terdengar saat pedang pembelah langit berbenturan dengan bayangan pedang yang diciptakan oleh Erlang Shen. Ledakan itu menyebabkan keduanya terpental hingga menabrak pohon besar.

"Kau punya kekuatan besar, tapi pedang ini tak akan bisa kau kalahkan," ujar pria itu.

"Menyerah atau mati!" Pria itu mengancam Erlang Shen dengan pedang yang memancarkan sinar biru dan hitam.

Swuuuussss

Dhuaaarrrrrr

Ledakan kembali terdengar. Ledakan itu menciptakan retakan yang disertai dengan gempa. Ledakan itu juga menyebabkan debu beterbangan dan menghalangi pandangan.

"Tebasan penghancur cakrawala." Pria itu kembali menyerang. Kali ini, serangannya ditepis oleh Erlang Shen menggunakan tombak langit.

Wuuuussss

Erlang Shen menapak udara lalu ia menyerang pria teras dengan serangan mendadak yang sangat cepat. Kecepatan Erlang Shen membuat pria itu tidak sempat menghindar.

Boooommmmmm

Ledakan kembali terdengar. Pria itu terpental dan memuntahkan darah segar. Ia berdiri dengan bantuan pedangnya. Meski begitu, darah terus menyembur dari mulutnya.

"Sialan! Serangannya lebih kuat dari perkiraanku," ujarnya.

"Kalau hanya aku seorang aku bisa kalah." Pria itu menciptakan lingkaran qi menggunakan pedangnya. Lingkaran yang awalnya kecil berubah menjadi lingkaran raksasa.

Wuuuussss

Wuuuussss

Beberapa orang keluar dari lingkaran itu. semuanya memiliki tingkat kultivasi ranah abadi tahap 7. Pria itu tersenyum puas melihat rekan-rekannya.

"Habisi mereka semua!" pintanya. Tanpa mengatakan apapun, orang-orang yang keluar dari lingkaran qi langsung menyerang.

Boooommmmmm

Boooommmmmm

Boooommmmmm

Ledakan kembali terdengar saat serangan mereka saling berbenturan. Dalam sekejap, tempat pertarungan berubah menjadi kawah raksasa.

"Naga langit mengguncang surga," ucap Erlang Shen pelan. Tak sampai semenit, naga raksasa muncul di langit. Raungan naga itu mengguncang alam atas. Saking kuatnya guncangan tersebut, orang-orang mengira alam atas akan hancur.

Swuuuussss

Boooommmmmm

Detik berikutnya ledakan terdengar. Ledakan itu menyisakan pusaran elemen yang terus mengecil hingga menghilang. Meski demikian, pria itu selamat berkat pedang pembelah langit. Kekuatan jiwa Shu Huang dan Shu Hao yang ada di dalam pedang mampu menetralkan serangan Erlang Shen.

"Sialan! Serangan itu membuatku terluka parah." Pria itu mengeluarkan sebutir pil hitam. Sebelum ia menelan pil tersebut, Erlang Shen muncul dihadapannya dan menghancurkan pil hitam itu.

"Ingin menggunakan pil iblis di depanku?" tanya Erlang Shen.

Pria itu menggerakkan giginya karena marah. Pil hitam atau pil iblis itu adalah pil darurat yang jumlahnya hanya satu butir. Mau tidak mau, ia harus menggunakan pil lainnya, yaitu pil darah suci.

"Kali ini, aku akan membunuhmu!" Pria itu mengeluarkan sebutir pil keemasan. Kali ini, pil itu direbut oleh Erlang Shen.

"Baj*ngan sialan!" Pria yang sudah terbakar api amarah langsung menyerang Erlang Shen. Cahaya kekuningan menyelimutinya tanda kalau garis darahnya bangkit secara tiba-tiba.

"Keturunan dewa kuno! Pantas saja kau punya pil iblis dan pil darah suci," ucap Erlang Shen sembari menghindari serangan yang diarahkan padanya.

Swuuuussss

Traaaanngggg

Dentingan logam terdengar saat tebasan pria itu ditahan oleh Erlang Shen menggunakan tombak. Benturan kedua senjata berbeda itu menciptakan percikan api yang membakar apapun dalam sekejap.

Erlang Shen tersenyum kecil lalu tombak langit memancarkan sinar biru keemasan. Sebelum pria itu bereaksi, sinar biru keemasan itu meledak sehingga pria itu terpental dan memuntahkan darah beberapa kali.

"Sialan! Bagaimana mungkin serangannya mengenaiku?" tanyanya.

"Tentu saja bisa," jawab Erlang Shen dengan santai. Pedang pembelah langit yang menancap diatas batu menunjukan reaksi saat Erlang Shen mendekatinya.

"Pedang pembelah langit tidak boleh di sentuh olehnya." Pria itu mengabaikan lukanya lalu dengan cepat ia menghampiri pedang pembelah langit. Pria itu terkejut saat pedang pembelah langit menolaknya. Pedang itu seakan berubah menjadi batu saat hendak dicabut olehnya.

"Kesalahanmu adalah membiarkan pedang itu menancap diatas batu langit." Pria itu semakin terkejut saat mendengar ucapan Erlang Shen. Ia memperhatikan batu tempat pedang pembelah langit menancap.

"Sialan! Kenapa di sini ada batu langit?" tanyanya.

"Apa yang harus kukatakan kepada ayah?" Pria itu bergumam. Berkali-kali ia mencoba mencabut pedang itu, tapi tetap saja tidak bisa.

"Sialan! Pedang ini tidak boleh jatuh ke tangannya. Kalau itu terjadi, pedang ini akan menjadi maut bagi penciptanya." Pria itu mulai gusar. Erlang Shen yang melihatnya pura-pura tidak melihat. Dengan santainya, ia mencabut pedang pembelah langit tanpa ada kesulitan sama sekali.

"Sialan, aku benar-benar ceroboh." Pria itu berusahalah merebut pedang pembelah langit, tapi tidak bisa. Pedang itu kembali mengeluarkan sinar biru keemasan lalu melayang di udara.

Swuuuussss

Cahaya yang sangat menyilaukan dikeluarkan oleh pedang itu. Erlang Shen dan yang lainnya menutup mata karena tidak sanggup menahan silaunya cahaya tersebut.

Boooommmmmm

Ledakan teredam terdengar. Saat semua orang membuka mata, pedang itu sudah tidak ada. Yang ada di sana justru dua orang pria. Erlang Shen melihat disekelilingnya dan hanya Yun Feng dan dia saja yang bisa bergerak.

"Ada apa ini?" tanya Yun Feng.