Liliana, gadis biasa yang sebelumnya hidup sederhana, dalam semalam hidupnya berubah drastis. Ayahnya jatuh sakit, hutang yang ia kira sudah selesai itu tiba-tiba menggunung. Hingga ia terpaksa menikah i Lucien Dravenhart , seorang CEO yang terkenal dingin, dan misterius—pria yang bahkan belum pernah ia temui sebelumnya.
Pernikahan ini hanyalah kontrak selama satu tahun. Tidak ada cinta. Hanya perjanjian bisnis.
Namun, saat Liliana mulai memasuki dunia Lucien, ia perlahan menyadari bahwa pria itu menyimpan rahasia besar. Dan lebih mengejutkan lagi, Liliana ternyata bukan satu-satunya "pengantin kontrak" yang pernah dimilikinya…
Akankah cinta tumbuh di antara mereka, atau justru luka lama kembali menghancurkan segalanya?
Cerita ini hanyalah karya fiksi dari author, bijaklah dalam memilih kalimat dan bacaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon boospie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7 : Kejelasan
"Lucien!" teriak seorang wanita yang baru tiba diambang pintu, semua mata tertuju padanya.
Penampilan wanita itu selayaknya seorang perempuan yang pergi ke undangan pernikahan, dia Jessica Michelle Dravenhart. Ibu dari Lucien Dravenhart. Raut wajahnya penuh dengan amarah yang sudah ia pendam selama berjam jam.
Sebelum mendekati putranya, ia terlebih dahulu meminta para pengawal berserta WO untuk memberitahukan kepada para tamu jika pernikahannya telah selesai dan dipersilahkan untuk pergi sekarang, terutama para wartawan.
Dalam hitungan menit semua orang mengosongkan tempat itu, menyisakan keluarga besar Dravenhart.
"Apa maksud kamu? Mama masih berada di LA, lalu kamu mengabarkan berita sebesar ini dengan mendadak?" Amarahnya benar benar memuncak.
Tunjukkan dengan nada kasar pada Liliana, "Lalu siapa dia?"
Liliana tersenyum lembut saat wanita itu menatap tajam kearahnya, "Perkenalkan saya Liliana Montclaire, nyonya."
"Ma, ini keputusan Lux—" Mendengar kata 'Lux' Lilian melirik kearah Lucien sebentar. "Sudah lama Lux ingin menikahi Liliana, dia anak dari James Montclaire. Ayah tahu hal ini, itu sebabnya dia mau menjadi wali Lux."
Kalimat 'sudah lama Lux ingin menikahi Liliana' itu cukup membuat gadis itu bertanya-tanya dan sedikit lucu, rasanya tawa itu hampir saja kelepasan.
Semua orang sedikit kaget dengan pernyataan Lucien. Pagi ini disaat mereka semua sibuk dengan kerjaan masing masing, secara tiba-tiba saja sebuah undangan datang atas nama Lucien. Tanpa penjelasan apapun hingga membuat mereka harus buru-buru menyiapkan diri untuk datang ke acara.
Siapapun sudah menanyakan kebenaran ini melalui panggilan pada Lucien, tapi ia sama sekali tidak merespon. Dan pilihan terakhir menghubungi Grack, satu satunya orang yang mengetahui hal tersebut.
Jacob merasa bangga dengan keberanian Lucien yang menikah dengan tiba-tiba seperti ini , ia menepuk bahu Lucien dan berkata santai, "Tante tenang, Lagipula Lucien enggak mati dia hanya menikah tanpa kabar."
Jessica melipat kedua tangannya didepan dada, emosi semakin meluap mendengar ocehan Jacob, anak dari kakaknya yang selalu ia benci, "Diem Jacob, bukan urusanmu untuk ikut campur keluarga kami. Seingatku kamu juga sudah bukan keluarga Dravenhart, jadi tutup mulut kotormu itu dan pergilah!"
Merasa terhina dengan ucapan anaknya sendiri sang nenek pun angkat suara, "Jessica! Hentikan! Jangan sembarangan bicara kamu!"
Liliana terdiam melihat perseteruan antar keluarga yang semakin memanas, tetapi ia tak bisa berbuat apapun selain diam dan berharap Lucien berbuat sesuatu untuk menyelesaikan ini. Lili cukup lelah untuk hari ini.
"Baiklah semua salah Lux, sekarang Lux minta kita berkumpul di rumah eyang. Lux akan jelas semuanya, dan untuk mama sama papa kalian ikut Lux," jelas Lux yang kemudian mengajak kedua orangtuanya untuk pergi dari sana terlebih dahulu.
Suasana menjadi sedikit lebih tenang, meskipun masih dengan perasaan yang mungkin terbilang kesal. Liliana memperhatikan satu persatu keluarga Lucien pergi dari sana, tanpa mengatakan hal apapun padanya. Pernikahan yang terjadi tiba-tiba tanpa perkenalan terhadap keluarga, mungkin mereka merasa asing dan masih belum menerima keberadaan nya.
...~• suddenly become a bride •~...
Lucien berada di ruang tata rias saat ini bersama kedua orangtuanya, dan Liliana tentunya. Atmosfer ketegangan mulai dirasakan oleh Liliana memenuhi ruangan luas ini, gadis itu memilih duduk dan akan berbicara jika Lucien membiarkan ataupun menyuruhku berbicara. Situasi yang menyulitkan baginya, hadir ditengah-tengah perselisihan keluarga asing katakanlah.
Liliana menatap gerak gerik pria itu, raut wajahnya berubah serius. Tatapan menjadi tajam, rahangnya pun perlahan mengeras, seperti menahan sesuatu yang Liliana sendiri tidak tahu apa itu.
"Berontaklah Mah, ungkapkan semua apa yang mama inginkan!" serunya dengan penuh penekanan. Lucien menatap mamanya bagai binatang buas yang siap mencabik-cabik mangsanya, Liliana berpikir bagaimana bisa pria itu bersikap sedemikian dengan mamanya sendiri.
"Jelaskan pada Mama, Lux!" Sorot wanita itu sama sekali tidak memiliki ketakutan pada putranya.
"Sudah jelas, aku ingin menikahi dia, dan Lux sudah meminta ijin pada Papa," ungkapnya.
"Lalu kenapa tidak memberitahu Mama! Mama perlu tau siapa wanita itu, gimana latar belakangnya, gimana kepribadiannya, Lux!" Amarah wanita tak kunjung reda, ia tidak menginginkan mantu sembarangan, apalagi para media sudah meliput tentang mereka.
Lucien sejenak menghela napas sebelum melanjutkan, "Dia Liliana Montclaire, anak kandung dari James Montclaire, dan dia sangat baik, apalagi yang mau mama ketahui?"
"Montclaire? pemilik Aehara corp yang udah bangkrut dari enam tahun lalu? Lux! APA YANG KAU PIKIRKAN!" Napasnya memburu, kemarahannya sudah benar benar diujung tanduk.
"Oh~" Wanita paruh baya itu menatap tajam kearah Liliana seraya mendekati nya. Bibirnya sedikit terangkat, tatapan meremehkan yang ditujukan pada Liliana, ia berucap, "Atau kau sengaja masuk ke keluarga ini untuk bisa hidup mewah lagi!"
PLAK...
"MOTHER!" Lux, dia sangat marah. Intonasinya meninggi saat melihat wanita yang ia sebut mamanya itu dengan gampang menampar pipi Liliana.
Gadis itu mengusap pipinya yang terasa ngilu akibat tamparan keras tersebut.
"Dia gak ada urusannya dengan semua ini, aku yang memilihnya," bantah Lux yang langsung berdiri menutupi Liliana dari Jessica.
"Pergilah," titah Lux pada Liliana tanpa menatapnya.
Perasaan kaget setelah mendapat tamparan itu cukup berpengaruh dalam respon tubuhnya, ia terdiam sejenak. Namun ternyata hal itu semakin memicu amarah Lux.
"PERGI!" bentak Lux pada Liliana dengan tatapan kemarahan. Liliana yang semakin terkejut pun segera pergi dari ruangan itu.
"Cukup Mama, hentikan sikap mama yang selalu menyalahkan orang yang tidak ada hubungannya, dia disini karena Lux. Lux yang sudah mengatur semuanya."
PLAK...
"Masih bisa kamu berkata seperti itu? Hah!" Jessica sungguh muak dengan tingkah anak satu-satunya kali ini.
Lucien selalu menuruti hal apapun yang menurutnya baik, dari sejak belia hidupnya telah diatur sedemikian rupa. Sangat rapi dan teliti. Jessica selalu memberikan fasilitas penuh untuk mempersiapkan Lucien agar ia bisa menjadi pemilik Zetther selanjutnya, perusahaan milik ayah Jessica yang sudah berpengaruh selama beberapa tahun.
"Apa kamu pikir menikah dengan sembarang orang itu hanya dapat membuat kamu bisa mewarisi Zetther saja? Kamu lihat seberapa banyak media yang meliput pernikahan ini?" Jari telunjuk nya terangkat bergerak menunjuk-nunjuk udara.
Jessica terdiam sejenak membiarkan anak laki-lakinya itu mau mencerna setiap kata yang diungkapkannya.
Salah satu lengannya berkacak pinggang sedangkan yang lain memijat pelipisnya, mulai merasakan pusing, "Dengan latar belakang wanita itu sebagai anak dari Montclaire yang sudah bangkrut, apa yang akan mereka beritakan? Dan itu akan sangat mempengaruhi kebangkitan Zetther!"
"Aku sudah memikirkan konsekuensi untuk hal itu, Mah," jelas Lucien.
Wanita itu tertawa remeh, menatap Lux intens, sambil perlahan mendekat dan memegang kedua pipi Lux dengan sedikit cengkraman kuat, "Kalau kamu memikirkan konsekuensi nya, lantas mengapa memilih wanita rendahan seperti dia!"
"Kau lihat Emric, pasangannya seorang model papan atas, semua orang membicarakan mereka. Dan yang terpenting Emric akan lebih satu langkah terdepan untuk mendapatkan kepemilikan atas Zetther, dibanding kamu!" Jessica melepas cengkraman nya dari wajah Lucien.
Lucien tersenyum, senyuman yang mengartikan ketidakpedulian.
"Terserah, Lux sudah menikah dan ayah menyetujuinya," ucapnya telak mengakhiri perdebatan mereka.