NovelToon NovelToon
Suamiku Seorang Berondong

Suamiku Seorang Berondong

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Elis Hasibuan

'Apa - apaan ini?'

Aira Tanisa terkejut saat melihat lelaki yang baru saja menikahinya.

Lelaki itu adalah salah satu juniornya di kampus! Disaat Aira sudah menginjak semester 7, lelaki itu baru menjadi maba di kampus mereka!

Brian Santoso.

Lelaki yang dulu adalah mahasiswa dengan sikap dinginnya.

Dan sekarang Lelaki dingin itu telah resmi menikahinya!

Aira sangat lemas memikirkan semua ini. Bagaimana ia menghabiskan setiap harinya dengan lelaki berondong yang dingin itu?

Terlebih saat mereka menikah karena dijodohkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elis Hasibuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7. Masih Flashback

"Aira itu maba yang mengatakan suka padamu." Riana mencolek lengan Aira yang sedang mengantri bersamanya.

Kedua wanita itu sedang berada di kantin dan mereka berniat makan siang di kantin ini. Keduanya baru saja disibukkan dengan kegiatan mereka yang penuh.

"Ria pelase!" Aira menatap Riana dengan tatapan memelas.

Sudah hampir dua bulan ini Riana selalu menjahilinya dengan kejadian itu. Aira semakin kesal setiap kali Riana menyinggung maba yang bernama Brian.

Terlebih jika mereka berpapasan dengan Brian dan juga teman - temannya. Aira juga bahkan di senyumi para juniornya dengan tatapan jahil. Mereka juga pasti tahu sola kejadian itu.

Hal ini membuat Aira semakin muak. Ia merasa jadi bahan gosip para teman - temannya. Mereka mengatakan jika AIra yang tak tersentuh akhirnya bisa luluh dengan lelaki dingin berwajah tampan.

"Aku tidak bohong." Riana memutar tubuh Aira hingga menghadap Brian.

Aira seketika melotot mendapati juniornya itu. Sepertinya lelaki itu juga terkejut. Namun AIra langsung memasang wajah cemberut melihat kerlingan jahil teman Brian.

Sedangkan Brian terlihat tidak terusik dengan itu semua. Wajah datarnya tidak menampilkan ekspresi apapun itu.

"Aku tidak mood untuk makan lagi."

Aira langsung berkata pada Riana yang tersentak dengan ucapannya. Sepertinya ia sudah keterlaluan mengganggu Aira. Padahal ia senang melihat Aira yang kesal karena semua ucapannya.

"Tapi, Aira...

"Aku pergi dulu."

Aira langsung keluar dari antrian itu. Meninggalkan kantin dan para temannya yang cekikikan. Riana hanya bisa menghela nafa melihat kepergian Aira.

Brian juga bisa melihat itu semua. Ia menatap kepergian Aira yang menghilang di balik lorong. Wanita itu jelas tidak nyaman dengan semua kejadian itu.

"Aku pergi."

Brian langsung pergi tanpa menunggu jawaban dari teman - temannya. Ia melangkah ke tempat dimana ia melihat Aira yang berjalan dengan sedikit cepat. ia memperhatikan Aira dari jauh.

Ia sebenarnya tidak memusingkan kejadian waktu ospek itu. Tapi sepertinya berbeda dengan wanta yang bernama Aira.

Brian melangkah mendekati Aira yang duduk di taman kampus dan memangku laptopnya. Ia tahu jika wanita itu adalah seniornya di kampus ini. Wanita itu mulai menyusun skripsinya. Dan sebentar lagi ia akan wisuda.

'Bruk!'

Seseorang yang duduk di sebelahnya membuat Aira mengangkat wjahnya. Ia terkejut melihat Brian yang duduk di sampingnya.

"Kamu?" Auara bernada ragu itu membuat Brian sedikit tergelitik.

"Aku tidak serius dengan perkataanku waktu itu." Brian akhirnya bersuara.

"Aku tahu itu." Aira menghela nafa dan menutup laptopnya.

"Hanya saja teman - temanku terus meledekku dengan kejadian itu. Dan aku sangat risih dengan itu."

Aira menjelaskan dengan suara perlahan. Ia tidak ingin Brian salah paham padanya.

"Jika kamu terus tersinggung dengan perkataan mereka. Mereka akan semakin sering mengganggumu." Brian memandangi taman itu dan melihat banyak mahasiswa yang melintas dari tempat mereka.

"Lebih baik jika kamu mengabaikan ucapan mereka." Brian kembali menoleh pada Aira.

"Terkecuali jika kamu memang merasakan sesuatu padaku."

Aira melotot melihat kepercayaan diri Brian. Tatapannya menajam melihat lelaki itu dengan emosi yang semakin bangkit.

"Aku tidak tertarik dengan lelaki yang lebih muda." Aira dengan cepat langsung membantah.

"Dan kamu bukan tipeku!" Ia mencibir Brian dengan ketus.

"Banyak para wanita yang lebih suka berpacaran dengan berondong. Mereka lebih exited  dengan berondong." Brian menikmati perubahan emosi di wajah Aira.

Ia sudah menyelidiki siapa Aira. Itu bukanlah hal yang sulit baginya. Saat mendapati tatapan cengo dengan kedipan cepat Aira saat itu. Terlebih dengan senyuman Aira yang membuatnya terpaku. Brian langsung menyuruh para anak buahnya menyelidiki Aira.

Brian sangat puas dengan semua laporan yang ia dapatkan.  Wanita ini sangat bersih. Tidak pernah pacaran seperti yang digosipkan para seniornya. Dan ia hanya terobsesi untuk wisuda dengan nilai mengagumkan.

"Bukan wanita ini." Aira menunjuk dirinya sendiri.

"Baguslah. Karena aku juga tidak suka pacaran dengan wanita yang lebih tua."

Perkataan yang kelewat santai itu berhasil membuat Aira semakin kesal. Tanpa sadar ia mencubit lengan Brian.

"Aku tidak tua!" Aira langsung berseru dan menekan cubitannya dengan kuat.

Tidak tahukah Brian, jika kalimat itu sangat sensitif bagi para wanita?

'Akht!"

Brian melenguh kesakitan. Tidak menyangka jika Aira akan bisa mencubit seperih itu. Bahkan cubitan AIra lebih sakit di banding pukulan kuat yang sudah pernah Brian terima dari musuh papanya.

"Rasakan!" Aira mencibir dan melepaskan tangannya. Tidak kasihan melihat Brian yang meringis.

"Pantas kamu tidak pernah pacaran. Ternyata kamu sangat sadis." Brian mengusap lengannya yang dicubit Aira.

"Brian!" Aira berseru semakin kesal.

"Aku memang benar bukan?" Brian menaikkan alisnya menikmati respon Aira.

Baru kali ini ia bertemu dengan wanita yang memiliki banyak ekspresi di wajahnya. Dan terlebih itu semua terlihat natural. Tidak di buat - buat. Karena itu Brian merasa nyaman dengan Aira.

Selama ini ia kerap di dekati oleh wanita yang mencari perhatiannya. Dan ia tidak menyukai itu semua. Karena para wanita itu penuh dengan kepalsuan. Terlebih jika mereka tahu siapa Brian sebenarnya.

Tapi Aira memang beda. Wanita ini bahkan tidak tahu siapa Brian sebenarnya. Seolah semua itu tidak penting bagti Aira. Atau mungkin saja memang seperti itu.

Wanita itu juga bukan dari golongan biasa. Saat menyelidikinya, ia tahu jika AIra adalah putri satu - satunya dari keluarga Tanisa. Ia sudah kaya sejak ia lahir ke dunia ini.

Keluarga Tanisa juga bekerja sama dengan perusahaan keluarganya. Tanisa dan Santoso kerap memiliki kerja sama setiap tahunnya. Dan itu membuat Brian semakin penasaran dengan Aira.

Wanita itu tidak sombong dengan kekayaannya. Bahkan ia berbaur dengan para teman- temannya tanpa melibatkan nama belakangnya. Atau mungkin Aira juga menyembunyikannya seperti Brian.

Karena mereka tidak ingin terlibat dengan orang yang pandai menjilat. Mereka mencari ketulusan dari orang yang dekat dengan mereka.

"Iya. Aku memang sadis. Bahkan aku tidak segan menggantungmu di pohon itu jika kamu masih membuatku marah!" Aira menunjuk pohon yang tidak jauh dari mererka.

"Wow! Sungguh menyeramkan!" Brian terkekeh kecil melihat Aira yang semakin kesal.

"Lagian kenapa kamu banyak bicara begini?" Aira mendelik kesal pada Brian.

"Bukankah saat pertama bicara kamu itu sangat pelit berbicara dengan raut wjahmu yang selalu datar dan dingin itu?" Aira kembali melontarkan ucapan sarkas pada Brian.

"Hahahaha."

Brian tertawa lepas mendengar ucapan AIra. Ini adalah pertama kalinya ia merasa puas berbicara dengan seseorang. Bahkan tanpa perlua melakukan apapun.

"Kamu stress!" Aira bergumam melihat Brian tertawa karena ucapannya yang tajam.

Aira berdiri dan tidak mau berada di dekat Brian lebih lama lagi. Ia takut ketularan stress seperti lelaki itu.

"Jangan bertemu denganku lagi." Aira berkata dan mengenakan tasnya kembali. Ingin pergi jauh dari Brian.

"JIka kita bertemu lagi. Itu artinya kita jodoh." Brian ikut berdiri dan menatap Aira lucu.

"Ogah dengan berondong!" Aira melotot tajam sebelum pergi meninggalkan Brian sendirian.

"Berondong ini tidak akan bisa kamu usir nantinya."

Brian bersuara dengan perlahan dan melihat kepergian Aira dengan tatapan rumitnya. Hilang sudah wajah tertawa lepasnya barusan. Ia kembali berwajah dingij dan tidak berekspresi apapun.

...............................

1
partini
ada batas waktu nya loh suami istri kalau nafkah lahir dan batin salah satu tidak di penuhi
partini
banyak brondong yg dewasa ko,kamu aja yg terlalu lah mentang ga ada cinta di jodohkan tapi sok gayan behhhh
partini
aihhh aneh ga optimis smaa pernikahan di grepek grepek mau
partini
ko bisa ilang ,itu tanda berhari hari loh baru ilang pakai apa ngilangin nya
nabila Nisa
Plot yang rumit, tapi tetap mudah diikuti.
Getoutofmyway
Seru banget thor, penasaran sama kelanjutannya!
SimplyTheBest
Wah thor, chapter sebelumnya seru banget, terus jangan berhenti disini dong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!