.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhy-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 26
Setelah masuk ke dalam kamar, aku di buat terkejut oleh suamiku.
"Kamu dasternya terbalik, Dik" kata suamiku melihat ke arah dasterku.
"Bagaimana kamu ini, Dik," ujar suamiku tanpa rasa curiga sedikit pun.
"Eh iya, kok aku enggak sadar ya, Mas" ujarku sedikit panik.
Suamiku hanya tersenyum melihat dasterku yang terpasang terbalik. Belum selesai keterkejutan ku karena daster, suamiku bertanya tempat tidur yang berantakan karena ulahku dan ayah.
"Kamu tidur bagaimana, Dik, sampai tempat tidur berantakan begini?" tanya suamiku heran.
"Aku sakit perut tadi, Mas," jawabku sambil mengelus perutku
"Sudah berapa bulan, Dik?" tanya suamiku sambil memegang perutku.
"Tujuh bulan, Mas," jawabku.
Dari sibuknya bekerja, suamiku sampai tidak tahu usia kandunganku.
"Tapi kamu rutin periksa kan, Dik?" tanya suamiku.
"Iya, Mas, semua normal," jawabku.
"Syukurlah, Dik," ujar suamiku.
Setelah berganti baju, suamiku memintaku untuk membuatkan teh hangat.
"Buatkan teh hangat ya, Dik, aku mau mandi dulu" kata suamiku seraya dia pergi ke kamar mandi.
"Iya, mas," sahutku.
Aku pun pergi ke dapur untuk membuatkan teh untuk suamiku. Setelah membuat teh hangat untuk suamiku, aku menghidangkannya di meja ruang tamu, saat itu suamiku duduk bersama ayah dan ibu di ruang tamu.
"Duduk sini, Dik," ujar suamiku menyuruhku untuk duduk.
"Ayah enggak di bikinkan juga, Dik?" tanya suamiku.
"Tidak usah, Nak," ujar ayah seraya menatapku.
Kami pun mengobrol melepas kangen dengan suami ku, pada saat itu jam 22.00 malam.
"Kamu katanya pulang dua bulan lagi, Mas?" tanyaku kepada suamiku.
"Pabrik sudah menemukan penggantiku, Dik, jadi aku bisa pulang lebih cepat," jawab suamiku.
"Tuti sudah kangen sama kamu, Nak," ujar ibuku.
Suamiku hanya tersenyum.
"Kapan balik lagi, Geng?" tanya ayah mertuaku melihat ke arah suamiku.
"Belum tau, Yah, kalau di butuhkan lagi sama perusahaan, Sugeng balik lagi," jelas suamiku kepada ayah.
"Jadi kerja lagi di pabrik lama ya, Mas?" tanyaku.
"Iya, Dik," jawab suamiku.
"Syukurlah, Mas," sahutku.
"Kalau bisa sampai Tuti lahiran kerja di sini, Nak," kata ibu mertuaku.
"Iya, Bu, makanya Sugeng bersyukur sekali, Sugeng boleh pulang, Sugeng kepikiran terus sama kandungan Tuti," ujar suamiku.
"Terus kapan mulai masuk kerja disini, Geng?" tanya ayah.
"Mulai Senin depan, Yah," jawab suamiku.
Kami berempat mengobrol sampai larut malam, sampai ibu mertuaku menyuruh kami untuk istirahat.
Saat itu jam menunjukkan pukul 23.00 Malam.
"Ya sudah, ayo tidur, Sugeng pasti capek," kata ibu mertuaku mengajak kami beristirahat.
Saat di kamar, aku memandangi suami ku yang tertidur pulas. Betapa banyak nya dosa dan kesalahan yang telah aku lakukan. Betapa jauh diriku dari ciri-ciri istri yang baik. Betapa banyak kewajiban yang telah aku lalaikan. Betapa banyak perintah yang aku langgar.
Suamiku....
Maafkan aku tidak bisa membahagiakanmu. Maafkan aku tidak bisa menghadirkan tawa dalam hidupmu.
Maafkan aku suamiku.
Setelah hampir empat bulan berpisah, akhirnya aku dapat berkumpul kembali dengan suamiku. Untuk menyambut suami tercinta, tentunya aku ingin memberikan sesuatu yang spesial. Aku mencoba menjadi istri yang baik, mencoba untuk tidak melakukan kesalahan lagi bersama ayah mertuaku.
...🍄🍄🍄...
Pada malam hari, jam menunjukkan pukul 21.30 WIB.
Hampir empat bulan berpisah, tentunya suamiku merasakan kerinduan yang cukup dalam akan belaianku. Dengan mengenakan baju tidur seksi, aku mencoba menggoda suamiku. Tidak lupa aku juga menambah parfum supaya suamiku semakin terpikat.