Ye Chen, sang "Kaisar Pedang Langit", pernah berdiri di puncak dunia kultivasi. Pedangnya ditakuti oleh Iblis dan Dewa di Sembilan Langit. Namun, di saat ia mencoba menembus ranah terakhir menuju keabadian, ia dikhianati dan dibunuh oleh saudara angkat serta kekasihnya sendiri demi merebut Kitab Pedang Samsara.
Namun, takdir belum berakhir baginya.
Ye Chen tersentak bangun dan mendapati dirinya kembali ke masa lalu. Ia kembali ke tubuhnya saat masih berusia 16 tahun—masa di mana ia dikenal sebagai murid sampah yang tidak berguna di Sekte Pedang Patah.
Sekte Pedang Patah hanyalah sekte kelas tiga yang sedang di ambang kehancuran. Pusaka mereka hilang, teknik mereka tidak lengkap, dan murid-muridnya sering menjadi bulan-bulanan sekte lain.
Tapi kali ini, ada yang berbeda. Di dalam tubuh pemuda 16 tahun itu, bersemayam jiwa seorang Kaisar yang telah hidup ribuan tahun.
Dengan ingatan tentang teknik kultivasi tingkat Dewa yang hilang, lokasi harta karun yang belum ditemukan...........
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rikistory33, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
penyergapan
Rombongan Sekte Pedang Patah bergerak melintasi hutan belantara menggunakan kereta kuda yang ditarik oleh Kuda Angin, binatang spiritual tingkat rendah yang mampu berlari secepat angin.
Dua hari perjalanan telah berlalu dengan tenang. Terlalu tenang.
Jalur yang mereka lewati kini menyempit, diapit oleh dua tebing batu kapur yang tinggi menjulang. Tempat ini dikenal sebagai Ngarai Ratapan Hantu. Sinar matahari sulit menembus ke dasar ngarai, membuat suasana menjadi remang-remang dan lembap bahkan di siang hari bolong.
Di dalam kereta murid, Zhang Long dan yang lainnya sedang bermeditasi, dan menjaga kondisi puncak mereka. Namun, Ye Chen duduk di dekat jendela, matanya terpejam, jari-jarinya mengetuk-ngetuk gagang pedang patah di pinggangnya.
Tuk. Tuk. Tuk.
Iramanya teratur, tapi perlahan berubah menjadi semakin cepat.
Tiba-tiba, mata Ye Chen terbuka. Pupil ungunya berkilat dalam kegelapan kereta.
"Berhenti," perintah Ye Chen pelan.
Kusir kereta bingung, tapi aura Ye Chen membuatnya refleks menarik tali kekang. "Tuan Muda Ye? Ada apa?"
Master Sekte Lin Feng yang berada di kereta depan juga menghentikan keretanya. "Ye Chen? Kenapa berhenti?"
Sebelum Ye Chen sempat menjawab, sebuah siulan tajam terdengar dari atas tebing.
Siuuuut.....BOOM!
Batu-batu besar yang diselimuti mantra peledak digulingkan dari atas tebing, menghantam jalanan tepat di depan dan di belakang rombongan, mengunci mereka di tengah ngarai.
Debu mengepul. Kuda-kuda meringkik panik.
"Penyergapan!" teriak Lin Feng. Dia melompat keluar kereta, pedangnya terhunus. "Semua murid, keluar dan bentuk formasi bertahan!"
Dari balik bebatuan dan semak-semak di atas tebing, puluhan sosok berbaju merah darah melompat turun seperti belalang. Mereka mengenakan topeng hantu yang menyeringai. Aura mereka amis dan jahat.
Sekte Iblis Darah.
"Hahaha! Lin Feng! Lama tidak bertemu!"
Seorang pria bertopeng merah dengan jubah yang lebih mewah mendarat di atas batu besar. Tekanan spiritual yang dia pancarkan setara dengan Lin Feng yaitu Pembentukan Pondasi Tingkat Menengah.
Wajah Lin Feng menjadi gelap. "Tetua Iblis Merah... Kau berani menyerang rombongan resmi yang menuju Kompetisi Tiga Sekte? Apakah kau ingin memicu perang dengan Aliansi Kultivasi?"
"Perang?" Tetua Iblis Merah tertawa serak. "Siapa yang akan tahu? Di sini hanya ada mayat. Kami akan membunuh kalian semua, lalu menyalahkan bandit gunung."
Di belakang barisan, Tetua Guo Huai berpura-pura panik. "Master Sekte! Mereka terlalu banyak! Saya akan menahan sisi belakang, Anda urus pemimpin mereka!"
Tanpa menunggu jawaban, Guo Huai "sengaja" membiarkan celah di pertahanan, membiarkan sepuluh pembunuh elit menerobos masuk menuju kereta murid.
Target mereka jelas: Ye Chen.
"Mati kau, Jenius Pedang!" teriak salah satu pembunuh yang memimpin serangan ke arah murid-murid. Dia berada di Ranah Pembentukan Pondasi Tahap Awal.
Zhang Long dan timnya gemetar. Musuh di depan mereka adalah ahli Pembentukan Pondasi! Bagaimana murid Kondensasi Qi bisa melawan?
"Ka-Kapten..." Zhang Long menoleh ke arah Ye Chen dengan wajah pucat.
Ye Chen melangkah turun dari kereta dengan santai. Dia tidak melihat ke arah musuh, melainkan melirik sekilas ke arah Guo Huai yang sedang "bersandiwara" bertarung di belakang.
Akting yang buruk, Guo Huai, batin Ye Chen.
Ye Chen menoleh ke timnya. "Kenapa kalian gemetar? Bukankah aku sudah merebus kalian di air neraka selama tiga hari?"
"Tapi Kapten, itu ahli Pembentukan Pondasi!" teriak salah satu murid.
"Lalu kenapa?"
Ye Chen memegang gagang pedang patahnya.
"Ingat pelajaran pertama, Musuh tidak melihat level kultivasimu. Mereka hanya melihat lehermu. Jika kalian takut, kalian akan mati."
Pembunuh Pembentukan Pondasi itu sudah berada lima meter di depan mereka, pedangnya yang berlumuran racun hijau menebas ke arah leher Ye Chen. "Bocah sombong! Mati!"
Ye Chen menarik napas pendek.
Sutra Pedang Nirwana. Bilah Iblis Langit.
Dia mencabut gagang pedangnya.
ZING!
Seketika itu juga, bilah energi berwarna merah kehitaman memanjang dari gagang yang patah itu. Bukan api, bukan angin. Itu adalah Niat Pembunuh yang dipadatkan.
Ye Chen tidak menangkis. Dia menerjang maju, menabrak serangan musuh.
Semua orang mengira Ye Chen akan terbelah dua.
Namun, yang terjadi adalah pedang si pembunuh patah saat bersentuhan dengan bilah energi Ye Chen. Dan dalam gerakan yang sama, bilah energi itu menyabet miring dari pinggang ke bahu.
SLAASH!
Waktu seolah berhenti.
Pembunuh Pembentukan Pondasi itu masih berlari dua langkah melewati Ye Chen, sebelum tubuh bagian atasnya perlahan terpisah dan jatuh ke tanah. Darah muncrat seperti air mancur, membasahi wajah Zhang Long yang berdiri di dekatnya.
Hening.
Di tengah kekacauan pertempuran, area di sekitar Ye Chen mendadak sunyi senyap.
Seorang murid Kondensasi Qi... membunuh ahli Pembentukan Pondasi dalam satu tebasan?
Ye Chen mengibaskan pedang energinya, membuang darah yang menempel. Pedang itu berdengung pelan, suara yang terdengar seperti tawa kecil yang mengerikan. Pedang itu menikmati darah.
Ye Chen menatap sembilan pembunuh lainnya yang kini berhenti menyerang karena kaget.
"Giliranmu," tunjuk Ye Chen pada pembunuh terdekat.
"Serang bersama! Dia menggunakan teknik terlarang! Energinya pasti habis!" teriak salah satu pembunuh.
Mereka bersembilan menerjang serentak.
Ye Chen menoleh pada Zhang Long dan timnya yang masih bengong.
"Apa yang kalian tunggu? apakah kalian Penonton bayaran?" bentak Ye Chen. "Aku akan membunuh yang kuat, kalian habisi sisanya! Jangan biarkan satu pun hidup!"
Bentakan itu membangunkan insting membunuh Zhang Long. Darah di wajahnya membuatnya sadar bahwa ini bukan latihan.
"BUNUH!" teriak Zhang Long, memimpin empat rekannya menerjang maju dengan formasi yang sudah dilatih Ye Chen.
Pertempuran berubah menjadi pembantaian sepihak.
Ye Chen menari di tengah medan perang. Setiap ayunan pedang energinya pasti memakan korban. Dia tidak memiliki gerakan yang indah. Dia menusuk mata, menebas lutut, memotong tenggorokan. Efisien. Brutal. Kejam.
Seorang pembunuh mencoba menyerang Ye Chen dari belakang. Ye Chen bahkan tidak menoleh. Dia memutar pedangnya ke belakang punggung.
Cras!
Jantung si pembunuh tertembus.
Sementara itu, di sisi lain, Lin Feng sedang bertarung sengit melawan Tetua Iblis Merah. Namun, Tetua Iblis Merah tiba-tiba menyadari sesuatu yang aneh. Aura anak buahnya menghilang satu per satu dengan cepat.
Dia melirik ke bawah dan matanya terbelalak.
Anak buah elitnya... dibantai oleh seorang bocah?!
"Siapa anak itu?!" teriak Iblis Merah kaget.
"Dia adalah harapan sekteku!" Lin Feng memanfaatkan kelengahan musuh. Dia mengeluarkan jurus pamungkasnya, Pedang Angin Puyuh.
Iblis Merah terdesak. Rencananya gagal total. Anak buahnya habis, dan dia kini terluka oleh Lin Feng.
"Mundur! Mundur!" teriak Iblis Merah panik. Dia meledakkan bom asap dan melarikan diri ke dalam hutan.
Guo Huai yang melihat ini dari kejauhan menggertakkan giginya. Tidak berguna! Sekumpulan sampah!
Di medan pertempuran, Ye Chen berdiri di tengah tumpukan mayat. Jubah ungunya kini berwarna merah tua karena darah musuh. Bilah energi di pedangnya perlahan memudar dan menghilang, menyisakan gagang hitam yang kembali terlihat rongsok.
Zhang Long dan timnya berdiri di sekelilingnya, napas mereka memburu, tubuh mereka penuh luka, tapi mata mereka berbinar liar. Mereka berhasil membunuh musuh! Mereka selamat!
Ye Chen berjalan mendekati mayat ahli Pembentukan Pondasi yang dia belah tadi. Dia mengambil kantong penyimpanannya dan melemparnya ke arah Zhang Long.
"Bagi isinya secara rata. Itu hadiah kalian karena tidak mati."
Zhang Long menangkap kantong itu. Tangannya gemetar, bukan karena takut, tapi karena kekaguman. Dia menatap Ye Chen, lalu berlutut dengan satu kaki.
"Terima kasih, Kapten!"
Empat lainnya ikut berlutut. Kali ini, bukan karena paksaan. Mereka benar-benar takluk. Di dunia ini, mengikuti orang kuat adalah jalan satu-satunya untuk bertahan hidup. Dan Ye Chen... adalah monster yang sangat kuat.
Master Sekte Lin Feng mendarat di dekat mereka, membersihkan pedangnya. Dia menatap mayat-mayat di sekitar Ye Chen dengan pandangan rumit.
"Kau membunuh ahli Pembentukan Pondasi..." gumam Lin Feng tak percaya.
"Dia meremehkanku, Master Sekte," jawab Ye Chen datar. "Kesombongan membunuh lebih cepat daripada pedang."
Guo Huai berlari mendekat dengan wajah "khawatir" yang palsu. "Kalian selamat?! Syukurlah! Saya tertahan oleh tiga musuh tadi, jadi tidak bisa membantu..."
Ye Chen menatap Guo Huai. Dia tersenyum. Senyum yang membuat darah Guo Huai membeku.
Ye Chen berjalan mendekati Guo Huai, lalu menepuk bahu Tetua itu pelan.
"Tidak apa-apa, Tetua Guo. Kami mengerti. Orang tua memang gerakannya lambat," bisik Ye Chen. "Tapi hati-hati... jika kau terlalu lambat, lain kali pedang musuh mungkin akan 'nyasar' ke lehermu sendiri."
Wajah Guo Huai berkedut. Ancaman secara terang terangan lagi!
"Ayo jalan," perintah Ye Chen pada timnya, mengabaikan Tetua Guo yang mematung. "Kita bersihkan darah ini, lalu lanjut. Jangan biarkan sampah-sampah ini menghambat jadwal kita."
Rombongan kembali bergerak. Tapi kali ini, suasananya berbeda. Tidak ada lagi keraguan di mata para murid. Mereka menatap punggung Ye Chen seperti menatap dewa perang.
Dan di dalam hati Ye Chen, Pedang Iblis Langit bergetar puas. Darah ahli Pembentukan Pondasi telah membangkitkan 1% dari kekuatan aslinya.
Selanjutnya... Lembah Awan Terbelah. Saatnya menunjukkan pada dunia siapa penguasa sebenarnya.