Jian Wuyou adalah"Jenius Seribu Tahun"yang dielu-elukan,hingga sebuah pengkhianatan keji dari sekte dan sahabat terdekatnya merenggut segalanya. Dituduh mencuri artefak suci, ia dihina di depan umum, kehilangan lengan kanan andalannya, dan dilempar ke Jurang Pembuangan untuk membusuk.
Namun, di kedalaman jurang, keputusasaan Wuyou mengkristal menjadi dendam yang membara. Dengan satu tangan yang tersisa dan ditemani pedang karatan yang memalukan, ia melakukan hal yang mustahil: memindahkan inti Dantian ke lengan kirinya, terlahir kembali sebagai kultivator di Tahap Penyatuan Roh.
Kini, dengan wajah renta, tekad baja, dan julukan barunya yang mematikan,'Hantu Pedang',Wuyou memulai perjalanan balas dendamnya. Dunia kultivasi akan segera mengetahui bahwa seorang Dewa Pedang tidak membutuhkan kedua tangan untuk menebas langit.
Ikuti kisah Jian Wuyou saat ia mengungkap konspirasi besar di balik pengkhianatannya dan menuntut darah dari setiap orang yang pernah menertawakan kejatuhannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agen one, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8: Kebangkitan di Bawah Langit Tua
Jian Wuyou berjalan tertatih-tatih di dasar jurang yang gelap. Setiap langkahnya pincang, tubuhnya adalah wadah kesakitan. Lengan kanannya yang hilang bukan hanya luka fisik, melainkan sebuah pertanda dan tanda kehilangan segalanya. Ia menyadari bahwa ia tidak lagi dapat menggunakan teknik dan akar spiritual lamanya, karena keseimbangan Dantian (Inti Energi) telah hancur.
Energi Qi dari Dantian, yang seharusnya mengalir lancar ke seluruh meridian, kini terasa seperti bocor deras melalui meridian lengan kanannya yang diamputasi. Aliran Qi menjadi berantakan, sulit dikendalikan, dan hampir sia-sia.
Jian Wuyou berhenti. Ia mengangkat pedang jelek dan berkarat itu dengan tangan kirinya yang gemetar. Bilah tumpul itu memantulkan sedikit cahaya samar, sebuah ejekan dalam kegelapan.
"S-suatu... suatu saat nanti..." bisik Jian Wuyou, suaranya dipenuhi janji yang keji. "Pedang sampah ini jugalah yang akan menebas leher kalian semua, terutama kau, Yu Xin!"
Dendam pahit kini memenuhi jiwanya. Pengkhianatan itu telah mengubahnya, membakar setiap kebaikan yang tersisa. Semua kontribusinya untuk sekte seakan-akan tidak pernah ada artinya.
"AWAS SAJA KALIAN SEMUA, BINATANG HINA!"
Jian Wuyou berteriak, amarahnya meluap-luap. Suaranya menggema, memantul-mantul dari celah-celah tebing tinggi, seolah alam semesta ikut mendengar sumpah serapahnya.
Tidak ada jawaban. Hanya ada kesunyian yang menghakimi. Jian Wuyou menggenggam pedang karatan itu dengan kuat. Ia bersumpah akan membalas dendam, suatu saat nanti.
Jian Wuyou kemudian melanjutkan langkahnya tanpa tujuan, hanya terus maju ke depan tanpa melihat ke belakang.
Semakin lama ia berjalan, semakin ia merasa mendaki. Secara bertahap, cahaya samar di atas mulai membesar dan berubah menjadi terang, menunjukkan jalan keluar dari lubang neraka itu.
"A-akhirnya aku menemukan jalan keluar dari jurang busuk ini!" Jian Wuyou merasa senang dan lega luar biasa karena dapat keluar dari tempat gelap yang menyimbolkan kejatuhannya itu.
Ketika ia berhasil memanjat keluar dari ceruk jurang, sinar matahari yang terang benderang langsung menyilaukan matanya yang sudah terbiasa dengan kegelapan. Ia harus menghalangi pandangan dengan tangan kiri yang memegang pedang, menunggu matanya beradaptasi.
Perlahan ia membuka mata. Di depannya, ia melihat pemandangan indah: hutan primer yang rimbun, pepohonan raksasa berusia ribuan tahun, dan bunga-bunga spiritual yang tersusun rapi secara alami. Udara terasa bersih dan penuh Qi Alam yang tebal.
"Lokasiku ada di mana ini? Ini bukan hutan di belakang sekte." Jian Wuyou telah berjalan tanpa arah selama semalaman tanpa berhenti, melintasi batas-batas teritorial sekte hingga ke wilayah yang tidak terjamah.
Prioritas utamanya adalah memulihkan kondisi dan mencari cara agar ia dapat berkultivasi kembali.
Jian Wuyou berjalan ke arah pohon rindang raksasa. Ia kemudian duduk dan bersandar pada batangnya yang kokoh, membiarkan tubuhnya beristirahat.
Tanpa ia sadari, energi Qi yang bocor dari Dantiannya justru mengundang banyak roh alam dan hewan spiritual di sekitar hutan.
Mereka berkumpul di dekat tubuh Jian Wuyou yang terlelap. Mereka mengelilinginya, merasakan pancaran Qi yang kacau namun murni, dan tampak nyaman dengan kehadiran jenius yang terluka ini.
Roh-roh alam itu kemudian melihat ke arah bahu kanan Jian Wuyou yang sudah diamputasi. Mereka seolah-olah 'menangis'—mengeluarkan partikel cahaya—karena merasakan penderitaan Jian Wuyou. Mereka mengorbankan esensi jiwa mereka sendiri untuk menyembuhkan luka di bahu Jian Wuyou dan memperbaiki sedikit aliran Qi yang kacau.
Setelah beberapa jam tertidur, Jian Wuyou terbangun. Hal pertama yang ia rasakan adalah bahu kanannya sudah sembuh total dan tidak sakit lagi, hanya menyisakan bekas luka yang rapi.
"Dasar roh-roh bodoh! Kenapa juga mereka mengorbankan diri untuk menyembuhkan lukaku? Tapi... terima kasih." Jian Wuyou tersenyum getir.
Walaupun manusia mengkhianatinya, setidaknya masih ada kebaikan dari alam. Jian Wuyou kemudian mengambil pedang karatan itu.
Ia harus berjuang melawan cacatnya. Ia mencoba kuda-kuda Teknik Pedang Giok yang sudah ia kuasai. Tetapi ketika ia baru saja akan melakukan gerakan pertama, tubuhnya langsung jatuh karena tidak seimbang. Dantiannya bereaksi kacau; alih-alih mengalirkan energi dengan benar, itu justru membuat tangan kiri Jian Wuyou kaku.
"Sial! Sial! Sial!"
Jian Wuyou mengumpat. Dia tahu bahwa kemungkinan besar untuk dapat menjadi kultivator pedang dan membalas dendam sangat kecil, tetapi ia tidak akan menyerah.
Ia bangkit, mencoba lagi, dan lagi, dan lagi.
Lima Tahun berlalu. Tangan kirinya sudah menjadi jauh lebih kuat dan kekar. Fisiknya menjadi lebih dewasa dan kuat, tetapi ia masih gagal.
Tiga Puluh Tahun berlalu. Keriput mulai terlihat tipis di wajahnya. Ia masih gagal menguasai Qi. Pedang karatan itu semakin tumpul.
Delapan Puluh Tahun berlalu. Jian Wuyou, yang kini terlihat renta dengan usia sembilan puluh dua tahun, akhirnya melepaskan cengkeraman tangannya. Pedangnya yang sudah rapuh dan patah jatuh ke tanah.
Tatapan Jian Wuyou kosong. Ia telah menghabiskan sebagian besar umurnya di hutan ini, berlatih tanpa hasil.
Ia bersimpuh dan berlutut. Dia memukul tanah dengan lengannya yang penuh akan luka dan sayatan.
"Sial..."
Air matanya keluar dari mata tuanya dan mengalir ke bawah, membasahi wajahnya. Harapan untuk kembali menjadi ahli pedang telah tumpul dan sirna.
Tangisannya segera berubah menjadi tawa pahit.
"Hahahaha!" Tertawa adalah puncak dari kesedihan yang tak tertahankan.
"Hahaha! Aku gagal! Hahaha!" Dia menghadap ke atas langit, tertawa seolah menertawakan kehidupannya yang menyedihkan. "Sungguh menyedihkan hidupku ini!"
Dia kemudian mengambil pedangnya yang sudah patah dan melemparkannya jauh ke dalam hutan. "Ini semua salahmu, sialan! Kenapa aku harus menjadi jenius pedang?! Gara-gara kau aku kehilangan segalanya!"
Hutan yang awalnya selalu ceria dan tenang berubah menjadi mencekam. Awan menjadi gelap, menyambar petir dan kilat. Suara gemuruh petir membuat suasana semakin menakutkan, seolah langit ikut merasakan penderitaannya.
Tiba-tiba, semua hewan spiritual dan roh-roh hutan yang selalu mengikuti Jian Wuyou datang dengan perasaan sedih yang sama.
Seekor Rusa Bercula Emas yang anggun membawa pedang Jian Wuyou di mulutnya. Rusa itu meletakkan pedang itu di depan Jian Wuyou, seakan-akan mengatakan "Jangan menyerah".
Jian Wuyou menggeleng. "K-kalian semua... Hahaha! Apa kalian juga ingin menertawakan hidupku ini? Tertawalah!"
Tiba-tiba, roh-roh dan hewan-hewan itu mulai bergerak aneh dan membentuk sebuah formasi ganjil.
"Apa yang sedang kalian lakukan?" Dia heran.
Mereka bergerak seperti satu tubuh kultivasi, meniru gerakan pedangnya selama puluhan tahun. Barisan roh yang berada di area perut (melambangkan Dantian) dan yang merekam bentuk seperti bola bulat, bergerak perlahan ke arah lengan kiri Jian Wuyou.
Melihat itu semua, mata Jian Wuyou melotot. Dia mendapatkan pencerahan yang sangat luar biasa.
Mereka menunjukkan padanya bahwa jika Dantian di perutnya tidak bisa menyeimbangkan Qi yang bocor, maka ia harus memindahkan Inti Dantiannya ke bagian tubuh yang masih utuh dan aktif: Lengan Kiri!
"Bukan pedang yang membuatku menjadi seorang yang berbakat, tetapi akulah yang menjadikan Pedang sebagai bakat!"
Jian Wuyou tersenyum. Ia mengambil pedangnya kembali, dan dengan tekad luar biasa, ia mengerahkan semua kekuatannya yang tersisa untuk melakukan hal yang sangat mustahil: Memindahkan Inti Dantian ke lengan kiri.
Rasa sakit yang sangat luar biasa menyelimuti Jian Wuyou. "ARRRGG!" Dia mengerang kesakitan. Darah menyembur dari mulutnya; proses ini hampir membunuhnya.
Roh-roh dan semua hewan hutan mulai mengelilingi Jian Wuyou, membentuk sebuah altar spiritual. Mereka semua menghentakkan kaki serempak, mengorbankan esensi jiwa mereka untuk membantu proses mustahil Jian Wuyou.
Roh-roh itu menjadi partikel-partikel cahaya kecil yang perlahan masuk ke dalam tubuh Jian Wuyou, memusatkan energi di lengan kirinya. Sebagian lainnya masuk ke dalam pedangnya yang sudah patah. Di bawah cahaya yang dahsyat itu, pedang itu perlahan beregenerasi. Bilahnya menjadi tajam, bersih, dan memancarkan aura kuno yang sederhana, bukan lagi pedang sampah.
Energi itu pada akhirnya meledak dan menyebar ke seluruh hutan, tetapi tanpa merusak, hanya menimbulkan cahaya luar biasa yang menyilaukan.
Di Sekte Pedang Giok, Xiao Bu dan keluarganya yang sedang menikmati hidup damai terkejut. "Energi apa itu?" Mereka kebingungan.
BOOM!
Energi itu perlahan menghilang, menyisakan Jian Wuyou yang melayang sedikit di atas permukaan tanah. Tubuhnya sudah tua, namun auranya kini jauh melampaui Jenius Seribu Tahun yang dulu.
Jian Wuyou perlahan membuka matanya. Ia merasakan luapan energi besar di tubuhnya. Ia telah menembus ke Tahap Penyatuan Roh!
Ia berjongkok dan mengambil pedangnya yang kini sudah berbeda. Dengan Dantian yang kini terpusat di lengan kirinya, refleks, naluri, dan kekuatannya meningkat jauh melebihi tahap saat ia masih memiliki tangan kanan. Ia tidak hanya pulih; ia terlahir kembali dengan fondasi yang unik.
"Akhirnya aku kembali! Siap-siaplah kalian semua!" Jian Wuyou bersumpah kembali dengan amarah yang terkontrol. Wajahnya yang tua tersenyum dingin. "Aku akan datang secepatnya!"
Mungkin wajahnya saat ini masihlah tua, tetapi seiring tingkat kultivasinya meningkat, ia akan kembali menjadi muda.
Kisah seorang jenius yang jatuh, lalu bangkit, dan akan mengukir sejarah sebagai Dewa Pedang Tangan Kiri baru saja dimulai!