NovelToon NovelToon
FANIA ITU AKU

FANIA ITU AKU

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Teen Angst / Mengubah Takdir / Ibu Tiri / Trauma masa lalu / Tamat
Popularitas:15.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: CloverMint

Setelah ibundanya meninggal, sang ayah pulang membawa istri baru dan tiga orang anak.
Fania yang dulunya putri tunggal kesayangan, kini harus mengalami cobaan hidup yang pahit. Ibu dan kakak tiri yang selalu menyiksanya, membuat sang gadis kecil ketakutan.

Kabur dan bersembunyi di sebuah desa kecil bersama simbok tercinta, dan dukungan orang-orang yang menyayanginya, Fania kecil berusaha tumbuh melawan trauma dan rasa takutnya.

Kecurigaan orang-orang terhadap kematian Ibundanya, menyingkap kebenaran atas kematian Ibundanya.

Terus berguru dengan orang-orang hebat. Fania tumbuh menjadi gadis yang kuat dan berani. Ia bertekad untuk membalaskan kematian Ibundanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CloverMint, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PART 15

"Mama sudah coba tanya ke teman-teman Nia?" tanya Rangga

"Emang Nia punya teman?". 

"Nggak punya ma"  jawab Rangga sambil garuk-garuk kepala yang tidak gatal.

"Kamu ini, kasih solusi yang nggak benar, gimana sih Rangga?" gerutu Laura makin kesal.

"Ma, itu piring-piring dari kemarin belum dicuci ya?" tanya Rangga sambil menunjuk tumpukan piring kotor di tempat cucian piring.

"Nanti kuku mama rusak kalau mencuci piring, Rangga"  jawab Laura sambil menatap jari-jari nya yang baru dipoles di salon langganannya kemarin.

"Kan bau ma!" ucap Rangga sambil mengernyitkan hidungnya.

"Rinnnn! Rina! sini Rin!" teriak Laura.

"Ya ma, iya iya, ada apa kok manggil teriak-teriak!" tanya Rina yang sambil turun dari lantai dua.

"Tuh kamu cepetan cuci semua piring itu!" perintah Laura.

"Loy kok Rina sih maa!" delik Rina.

"Ya kamu, karena mbok sama Nia nggak ada, ya kamu yang harus mencuci semua. Sudah jangan bantah! Cepetan diberesin!" perintah Laura ke anak sulungnya.

"Ahh.. mama kok Rina sih yang kena apesnya." keluh Rina jengkel tapi tetap melakukan perintah sang ibu, kesal.

"Mama sih selalu galak sama Mbok Nah dan Nia. Makanya mereka kabur!"  ucap Rangga yang dari tadi cuma melihat percakapan Mama dan kakaknya.

"Rangga kamu itu masih kecil, kamu nggak tahu apa-apa. Nia memang harus diperlakukan seperti itu supaya kita bisa hidup enak! Sudah sana kamu belajar saja!"

###

"Gimana tadi lancar pendaftaran sekolah baru nya Nia, Ndra?"  tanya Hani yang sudah duduk di sofa bersama Nia dan Indra.

"Lancar Han, semua sudah beres kok"  jawab Indra.

"Tadi kamu ngapain ke gedung itu Han?" Indra balik bertanya. 

"Oh, gedung itu sanggar pencak silat, aku sudah mendaftarkan Nia bergabung untuk latihan disana, supaya Nia belajar mandiri dan sehat, Ndra" .

"Boleh juga tuh, tempat latihannya juga dekat. Sepertinya kedepannya bagus buat Nia." ucap Indra tersenyum.

"Kita pulang Jakarta besok subuh kan Ndra? ".

"Iya, besok subuh-subuh kita balik. Pekerjaanku juga nggak bisa aku tinggal terlalu lama." jawab Indra.

"Nia mau kan ikut latihan pencak silat di gedung besar tadi? " tanya Indra.

"Mau Om! Disana teman-temannya baik! tadi Nia diajak kenalan dan bermain." kata Nia senang.

"Kalau gitu, Nia harus belajar dengan giat ya. Pelajaran yang diberkan oleh Pakde Rojak harus Nia perhatikan dengan baik ya!" saran Hani .

"Baik ma," 

"Ya sudah kalau gitu, aku tidur duluan ya Han. Sudah ngantuk" ucap Indra sambil berjalan masuk kedalam kamarnya.

Tetapi tidak lama kemudian, Indra keluar dari kamarnya membawa sebuah amplop dan menghampiri mbok Nah di dapur. 

"Mbok,, coba duduk sini bentar"  ajak Indra.

"Kenapa Mas?"  jawab mbok Nah yang ikut duduk. 

"Ini, mbok simpan baik-baik ya uangnya. Untuk jaga-jaga kalau ada keperluan mendadak. Karena disini gak ada ATM, jadi aku kasih uang tunai. Nanti setiap aku datang akan aku bawakan uang untuk keperluan Mbok Nah dan Nia. Tapi yang ini mbok pegang dan simpan baik-baik!" ujar Indra.

Mbok membuka amplop coklat tersebut.

"Kok banyak sekali Mas?"

"Itu nggak seberapa mbok. Kalau disini ada keperluan mendesak, nanti Mbok repot karena aku dan Hani jauh."

"Ya sudah.. Kalau begitu uang ini Mbok simpan ya Mas"  jawab Mbok Nah sambil berjalan menuju kamarnya untuk menyimpan pemberian Indra. 

Indra kembali memasuki kamar untuk segera tidur. Besok subuh Ia harus kembali ke Jakarta dan mengurus masalah Nia.

###

Di depan TV, Hani dan Nia bercanda sambil tertawa riang, Mbok Nah datang menghampiri mereka. 

"Non Hani, tadi Indra membelikan Mbok HP, gimana ya cara memakainya?"  tanya mbok sambil ikut duduk bersama. 

Hani pelan pelan menjelaskan pada Mbok Nah cara menggunakan ponsel tersebut. Hani juga memasukan nomor pribadinya, nomor Anton, nomor ibu Hani dan juga nomor kantor kerja Hani.

"Mbok, tadi Hani mendaftarkan Nia ke sanggar pencak silat, pemiliknya bernama pak Rojak. latihannya setiap hari Rabu dan Minggu pukul 5 subuh. Hani mendaftarkan Nia disana supaya kelak Nia bisa menjaga diri dari bahaya, juga supaya Nia kuat." Hani menjelaskan mbok Nah. 

"Ya bagus juga itu non Hani"

"Nanti biar Mbok yang antar Nia kalau jam latihan. Mbok juga ingin buka usaha Han. Kalau Mbok nggak ada kerjaan, bingung juga sepertinya".

"Sabar ya mbok,, disini kita lihat dulu keadaan gimana dan usaha apa yang bisa mbok kerjakan nantinya" saran Hani .

"Ya sudah kalau gitu, mbok ikut saja. Kamu buruan tidur Han, besok subuh kan harus balik Jakarta".

"Ya mbok, tolong titip Nia ya"

"Nia kita bobo yuk, sudah malam sayang"  ajak Hani sambil menggandeng Nia yang menurut saja ke Hani.

Mbok Nah sendiri mulai mengunci jendela dan pintu, lalu menuju kamarnya untuk tidur.

Pagi hari di desa nan asri, memang sangat berbeda dengan Jakarta. Hawa yang sejuk yang tidak terkontaminasi oleh polusi, membuat orang enggan untuk bangun dr tidurnya.

Tapi di rumah mungil berpagarkan bambu, Mbok Nah dan Nia tetap bangun seperti biasa untuk menunaikan sholat.

Setelah melaksanakan kegiatan rutinnya, Mbok Nah dan Nia berjalan menuju dapur. Mbok Nah mencuci beras untuk memasak, sedangkan Nia memilih pakaian kotor untuk dimasukan dalam ember untuk dicuci.

Setelah selesai merendam pakaian, Nia mendekati mbok Nah. 

"Mbok, nanti kita sarapan apa?"  tanya Nia semangat.

"Nia mau sarapan apa?" tanya mbok sambil menatap sayang nona kecilnyam Rasanya bahagia sekali Mbok Nah bisa memberikan makanan apapun untuk nona kecilnya. 

"Telur mata sapi boleh, Mbok?"  girang Nia boleh memilih sarapannya.

"Boleh, sayang. ananti mbok siapkan telur mata sapi untuk Nia ya. Sekarang Nia mandi sendiri dulu, ya. Mbok mau masak untuk Om Indra dan Mama Hani, soalnya mereka mau pulang ke jakarta" ucap mbok Nah. 

"Mbok, kok mama Hani dan Om Indra nggak tinggal disini saja sama kita?" tanya Nia sendu.

"Nggak bisa Nia, kan mama Hani sama Om Indra harus kerja. Kalau mereka nggak kerja nanti yang biayain sekolah, dan makan Nia siapa?"  mbok Nah memberikan penjelasan. 

"Oh gitu ya mbok. Nia mau cepat besar deh, supaya bisa kerja nggak ngerepotin Om Indra sama Mama Hani lagi." jawab Nia semangat. 

"Hahaha, makanya Nia harus makan yang banyak supaya cepat besar. Belajar yang pintar, juga rajin latihan pencak silat." ucap mbok nah. 

"Ya mbok". 

Nia berjalan ke arah kamar mandi untuk segera mandi sesuai perintah Mbok Nah. Sedangkan mbok Nah melanjutkan menyiapkan sarapan untuk mereka.

Beberapa saat kemudian, Indra keluar dari kamarnya.

"Sudah bangun Mas, ngopi ya?" sapa mbok Nah. 

"Ya mbok, Nia sudah bangun?" 

"Sudah, sekarang lagi mandi." Jawab Mbok Nah sambil meletakkan gelas kopi dimeja makan tempat Indra duduk. Mbok Nah juga mengeluarkan roti bakar di meja untuk camilan pendamping kopi.

Terlihat Nia sudah selesai mandi dan ikut duduk disamping Indra.

"Pagi Om!" sapa Nia .

"Hehe pagi Nia sayang, kamu kok bangunnya pagi sekali?"  tanya Indra.

"Nia sama Mbok Nah kan selalu bangun pagi-pagi Om. Habis sholat subuh, kita membersihkan meja makan dan menyiapkan sarapan untuk Mama Laura, Kak Resi, Kak Rangga, dan Kak Rina. Habis itu baru siap-siap berangkat sekolah deh Om!"  jawab Nia polos.

1
Vien Habib
Luar biasa
Aurelia Florenza Evelyn
udah prgi nggak akan kembali pembantu itu
🍡
Yang Jadi walinya Rina nggak mungkin Wirawan kan? soalnya hitungannya Rina anak diluar nikah, yang mana hak wali atau itu (lupa) udah putus jadi nggak bisa, satu satunya yang bisa jadi walinya Rina ya Rangga sebagai adik
🍡
Yang Jadi wali nanti siapa ya? hubungan darah yang paling deket Rangga kan? yang lain malah nggak ada hubungan darah, Wahyu juga udah mati kan
🍡
Nia kayak temenku, kalo bukan karena di sekolah wajib pake rok pasti udah pake celana 🤣🤣
🍡
Nggak cuma Bimo, Nia. Banyak yang suka sama kamu, ada Hans ada Bagas juga 🤭
🍡
good, biar Mbok Nah yang jadi saksi sama kejahatan Laura yang udah nyiksa Nia waktu kecil
🍡
Plis dong, kejahatan mereka selama ini juga dijadiin satu biar hukuman mereka berlipat lipat! enak aja cuma dihukum buat kejahatan pas ini
🍡
Kesel banget sama Undang undangnya, cuman segitu hukumannya? nggak salah?
🍡
bapak ojeknya penyelamat banget 😭😭😭
🍡
Wajik? kayak gimana sih? kayak Salak ijo? atau wajik kletik, tapi kalo wajik kletik di bungkus sih
🍡
ini part ter seru sih 🤣
🍡
aku tuh malah kadang bingung mau ngapain karena kebanyakan baca Novel. jalan dikit, ada narasi yang muncul di kepalaku + kadang apa yang mau aku lakuin tuh malah kepikiran sama beberapa adegan di novel 🤣
🍡
Lagian juga jauh lebih tua 🤣🤣 wawan 17/18 th, mereka kemungkinan 22 naik 🤣
🍡
Lah, dia mah nurun elu
🍡
walaupun Mamanya Nia udah ngga ada, banyak banget yang gantiin Figur Ibu buat Nia 🥺
🍡
pedang lemes gimana sih? pedang yang kayak yang di pake kasim di Nano Mashin?
🍡
katanya 18?
🍡
haha, dia nggak tau aja sama isi surat warisannya Nia 🤣
🍡
Pak Wid itu yang mana sih? aku lupa
yang di padepokan juga namanya Abah Jauhari
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!