Semenjak kematian 'DIA' Aqila makin brutal dan makin bringas. Ia tak segan-segan untuk membunuh mereka yang sudah mengusik ketenangannya. Dia tak akan pernah menyerah dan berhenti untuk mencari seseorang yang sudah membunuh 'DIA.
"Darah dibalas dengan darah."
"nyawa dibalas dengan nyawa."
"penghianat tetaplah penghianat, mereka hanya sampah masyarakat yang hanya bisa membuat meresahkan. Jika hidupnya tak guna kenapa tidak mati saja?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuniar Febriyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 7
"Sekarang apa yang bakalan kita lakuin?" tanya Arga kepada yang lainnya.
Semua anggota inti dan anggota lainnya geng TENGKORAK sedang berkumpul di markasnya yang letaknya di kantin belakang sekolah SMA Jaya Sakti.
"Entah," ucap Wili yang bingung harus gimana.
"Kalian enggak usah risau, geng TENGKORAK bakalan tetap ada. Dan suatu saat nanti geng TENGKORAK bakalan dibutuhkan, jadi kalian siap-siap aja," ucap Gibran yang tiba-tiba nongol di WARBAH, warung Abah.
"Maksudnya gimana?" tanya Wili yang masih tak paham dengan ucapan Gibran.
"Ck, jadi kalian bakalan dibutuhkan suatu saat nanti. Kalian hanya perlu berlatih dengan anggota geng TIGER," ucap Gibran dan yang lainnya pun menganggukan kepalanya paham.
"Apa bakalan ada musuh terbesar dari kita semua? sampai-sampai kita harus berlatih," tanya Baron kepada Gibran.
"Iya lo bener banget, orangnya adalah orang yang udah membunuh Rimba. Jadi kalian siap-siap aja ya, pembalasan Rimba sebentar lagi bakalan dimulai," ucap Gibran tersenyum miring membuat yang lainnya bergidik ngeri.
"Heh! bisa gak sih lo buat gak senyum ke gitu? ngeri anjir," ucap Arga dan Gibran pun menetralkan kembali raut wajahnya agar aura di sekitarnya menjadi biasa lagi.
"Nih udah," ucap Gibran dan duduk di samping Arjuna dan memakan gorengan yang ada.
"Kenapa muka lo datar terus sih Jun? senyum dikit napa biar ganteng," ucap Gibran menggoda Arjuna. Dan Arjuna hanya menatap datar ke arah Gibran.
"Eh Gib, lo beneran udah nikah sama Aqila?" tanya Wili kepada Gibran.
Yang semulanya mereka semua sibuk dengan kegiatannya masing-masing termasuk Aland dan Arjuna, mereka semua menoleh ke arah Gibran yang membutuhkan penjelasannya karena mereka masih penasaran.
"Iya gua sama Aqila udah nikah," jawab Gibran dengan santainya membuat semua orang terkejut.
"Hah serius lo? udah berapa lama lo nikah sama Aqila?" tanya Arga.
"Iya gua serius udah nikah sama Aqila, kalo gak salah 1 bulan yang lalu. Pas gua sama Aqila gak masuk ke sekolah," jawab Gibran.
"Oh pantesan, itu lo nikahnya di mana? kok gak ngabarin kita?" tanya Wili beruntun, ia penasaran kenapa Aqila sama Gibran bisa nikah.
"Gua nikahnya di London, dan maaf gua gak ngabarin kalian. Soalnya itu pernikahannya juga gak terlalu mewah, tapi nanti gua bakalan undang kalian semua ke pernikahan terhebat sepanjang masa," ucap Gibranmembuat yang lain melongo.
"Wah gila lu, lu mau nikah 2 kali?" tanya Arga.
"Iya lah gua mau nikah lagi sama Aqila, tapi dengan pesta yang meriah dan banyak mengundang orang, biar pada tahu kalo Aqila itu punya Gibran yang tampan dan tidak sombong ini," ucap Gibran dengan senangnya.
"Mau semeriah apa sih lo nikah sama Aqila?" tanya Aland.
"40 hari 40 malem dah acaranya kalo gua sama Aqila nikah lagi," ucap Gibran dengan polosnya.
"Si anjir, lo mau nikah apa gimana? 40 hari 40 malem. Nikah sehari semalem aja biayanya gede, apalagi ini 40 hari 40 malem mau bangkrut lo?" tanya Wili yang memang benar adanya dan sedikit heran dengan omongan Gibran yang memang beneran akan terjadi apa hanya omongan semata.
"Iya juga sih, ya udah gua kurangin aja jadi 7 hari 7 malem aja," ucap Gibran sambil memakan gorengan yang ada.
"Bisa gak kalian gak usah bahas pernikahan Aqila sama Gibran? kan udah jelas mereka udah nikah," ucap Arjuna dengan dinginnya.
"Kenapa emangnya? lo nyesel udah ninggalin Aqila," sinis Aland kepada Arjuna.
Brak!
Arjuna menggebrak meja dan pergi meninggalkan mereka semua.
"Lo sih Land, jadi kaburkan dia," ucap Wili kepada Aland, dan Aland pun hanya mengangkat bahunya acuh.
"Eh tapi Bang, berarti Aqila bukan Bu Bos kita lagi dong?" tanya Ucup kepada Gibran.
"Enggak gitu, meski pun Aqila sama Arjuna itu gak bersama. Bukan berarti Aqila bukan Bu Bos, Aqila pasti mau kok jadi Bu Bos kalian semua," ucap Gibran memberikan perhatian kepada mereka semua.
"Yang bener Bang?" tanya yang lainnya.
"Iya beneran, Aqila sayang sama kalian semuanya kok. Makanya tadi dia ngebela dan gak setuju kalo geng TENGKORAK dibubarin," ucap Gibran sambil tersenyum tipis
"Iya juga sih, tapikan ya kenapa lo bisa tahu kalo Aqila gak setuju sedangkan lo sendiri gak ada di sana?" tanya Soleh yang penasaran kenapa Gibran bisa tahu.
"Ya kan gua tau dari kakek-kakek tadi yang datang ke sekolah," alibi Gibran.
"Masa?" tanya yang lainnya yang tak percaya dengan ucapan Gibran.
"Ya serius lah, gak liat apa nih muka gua yang tampang ganteng terus serius gini," ucap Gibran yang serius raut wajahnya agar kawan-kawannya percaya.
"Iya sih tampang lo serius juga," ucap Arga dan yang lainnya pun menganggukan kepalanya bertanda mereka setuju dengan ucapan Arga.
"Nah gitu dong, gua mau nyamperin Arjuna dulu ya," ucap Gibran kepada yang lainnya.
Anggota geng TENGKORAK pun mengacungkan jempolnya. Gibran pun bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan mereka. Tujuan Gibran sekarang adalah taman belakang sekolah, karena ia yakin Arjuna ada di sana.