Karna obsesinya pada seorang pria tampan, Kimmy nekad menjebak pria itu untuk menjadi suaminya, sampai sang pria tidak memiliki pilihan untuk melarikan diri.
Sipatnya yang bar-bar, ceroboh, dan semaunya, membuatnya merasa terperangkap dengan jebakannya sendiri, ia merasa terpenjara di tempat suci bernama pondok pesantren.
Tempat itu tak lantas langsung merubah diri Kimmy dengan cepat, berbagai tingkah ajaibnya selalu mewarnai orang-orang sekitarnya.
Lantas bagai mana dengan kisah cintanya bersama pria tampan?, yang merupakan seorang anak dari pemilik pondok pesantren. Semua orang memanggilnya Gus Ridwan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indahnya halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mendiamkan
Setelah bertemu dengan Jason, Ridwan mengajak adiknya untuk mengecek pembangunan pabrik yang ada di kota jambi besok pagi, karna hari ini ia sangat lelah dan memilih menginap di salah satu hotel ibu kota.
"Sejak tadi kakak tidak mengabari kakak ipar, apa ada masalah?"
"Tidak ada masalah apapun, aku hanya sedang mengajarinya sedikit." sebenarnya Ridwan juga sedang menunggu istrinya mengabari dirinya, namun naas tidak ada pesan atau panggilan yang berasal dari wanita itu.
.
.
Kimmy benar-benar berbelanja kebutuhan yang menyangkut kecantikan, tak lupa pula Kimmy membelikan parasantri wati hijab dengan warna warna pastel kesukaannya.
"Dek, apa tidak berlebihan kamu berbelanja sebanyak ini."
"Aku hanya ingin berbagi dengan teman-teman baruku di pesantren Mba. Jangan khwatir karna takut adikmu marah kak, aku membeli ini menggunakan uang simpananku"
Kimmy juga membeli beberapa gaun tidur yang menerawang serta sangat seksih bukan hanya kali ini saja ia membeli baju dinas itu, di rumah sudah ada beberapa koleksinya, dan suaminya sangat menyukai warna merah dan hitam yang kontras dengan kulit putihnya.
.
.
.
Dua hari sudah berlalu Ridwanpun sudah sampai di rumah, ia sangat merindukan istrinya namun tetap pada pendiriannya untuk mendiamkan Kimmy agar istrinya itu berpikir jika melakukan sesuatu harus seijinnya.
Kimmy yang baru sampai di rumah ia semakin tak tenang saat menyadari jika Ridwan sudah kembali dari luar kota, kesal sekali rasanya karna kedua kakaknya mengingkari janji untuk memberikannya uang, bahkan keduanya kompak sulit untuk di hubungi.
Sebisa mungkin Kimmy bertingkah biasa saja saat bertemu suaminya ia mengucapkan salam serta mencium tangan sebagai ritual penting yang selalu ia lakukan.
Saat Kimmy menanyakan kabar pun Ridwan menjawab seadanya dan tidak bertanya apapun padanya biasanya pria itu akan berbasabasi sedikit meskipun tengah marah, lagi pula ini sudah dua hari berlalu tapi Ridwan masih mendiamkannya. Tak tahan berada dengan pria yang mendiamkannya akhirnya Kimmy pergi keluar kamar.
"Kenapa, Dek? Sepaertinya sedang marahan ya ngaku hayoooo!" Tunjuk Risma dengan wajah menjengkelkan kapan lagi ia bisa menggoda adik iparnya.
"Aku sedang di diamkan si Agus Mbak, dia marah padaku karna sesuatu."
"Marah karna sesuatu apa? Barangkali Mbak bisa bantu."
"Ishh,, Mbak kepoo, pokoknya karna sesuat Mbak ga boleh tah, soalnya ustadz Zaki bilang jangan menceritakan aib rumah tangga pada orang lain sekalipun saudara sendiri." Kimmy mencebik kesal.
Risma merasa gemas dengan adik iparnya, Kimmy bahkan lebih menggemaskan di bandingkan putrinya.
"Haduh pinter sekali adik Mbak. Jika seperti itu Mbak ga bisa bantu."
"Yah ko gitu sih Mbak, ayo dong bantu aku, Kimmy kesal setiap Kimmy yang salah Kimmy yang selalu minta maaf. "
Haaa haaa..
"Tentu saja kau yang salah jadi kau yang harus minta maaf, masa Kimmy yang salah Ridwan yang minta maaf, kamu itu ada-ada saja."
"Tapi novel yang Kimmy buat meskipun cewek yang salah tetap si cowok yang minta maaf."
"Dek ini dunia nyata, bukan dunia halu seperti imajinasimu, semua hal bisa terjadi di luar prediksimu. Ayolah adik Mbakan pandai."
"Yah Mbak ga bisa membantu."
"Ada Dek, satu cara, kau rayu suamimu ajakin dia iya-iya di jamin dia langsung ngajak kamu ngomong dek."
"Mbak seriously."
"Ya."
"Akan ku coba sekarang."
.
Kebetulan malam ini malam jumat, jadi setelah shalat isya semua ustadz dan santri free kelas.
Selesai shalat isya Kimmy berdandan dengan cantik dan menggunakan baju dinas yang baru, yang pastinya warna merah, warna kesukaan suaminya, parfum beraroma mawar serta citrus ia bubuhkan di pergelangan tangan serta pakaiannya, bedak bayi ia taburkan di area leher serta tulang selangka, lagi pula siapa yang tidak menyukai aroma bayi yang lembut.
Ridwan masuk kedalam kamar dan terpaku menatap istrinya yang sangat menggoda, tubuh Ridwan seketika memanas sudah tiga hari ia tidak menyentuh istrinya dan kali ia sungguh tergoda dengan hidangan halal itu, beberapa kali Ridwan beristighfar untuk tetap menjaga kewarasannya.
Meskipun hatinya tengah bergejolak Ridwan menampilkan tatapan datar untuk istrinya.
Nafas yang kian menderu serta dada yang kembang kempis menahan gejolak yang memenuhi jiwanya. Lidahnya kelu ia bahkan lupa apa yang harus ia sampaikan. Tanpa kata lagi Ridwan pergi untuk menemui Riza, meninggalkan kamar yang menampakan istrinya yang berdiri ditempatnya tadi dengan wajah kaku.
"Ridwan sampai semarah itu hanya karna aku belum mengembalikan uangnya, sebenarnya jika aku menjual kembali mobil itu pasti cukup untuk mengembalikan uangnya tapi aku masih sayang sama mobil itu, tapi apa boleh buat semua ini karna kakak-kakakku yang berubah jadi pelit." Kimmy segera meraih ponselnya untuk mentrasfer uang yang ia miliki ke rekening suaminya yang ia pegang, sisanya akan ia lunasi jika ia mendapat pinjaman. Tapi jika tidak dapat juga ia akan menggadaikan mobilnya atau lebih parahnya ia akan menjualnya.