Pernikahan Impian. Itulah yang di harapkan oleh Kirana Amanda akan rumah tangganya bersama Rasya Adilla Ibrahimi. Namun nyatanya, Pernikahan yang dia Impikan tak sesuai dengan yang ia harapkan. Pria yang sejak awal menjadi penguatnya justru menjadi suami yang selalu membuatnya makan hati hampir setiap waktu.
Akankah Kirana mampu bersabar dengan sang suami yang belum selesai dengan masa lalunya itu? Atau Kirana akan mengambil sikap atas pernikahan Impiannya?
•••••
"Tolong beri aku satu kesempatan sekali lagi. Kali ini aku berjanji akan memperbaiki pernikahan yang kamu impikan selama ini." Rasya Adilla Ibrahimi
"Andai kamu ingkar janji, Tolong izinkan aku membangun pernikahan Impian bersama pria lain.." Kirana Amanda
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dia Istri Orang
"Nduk mau kemana?" Bu Sia bertanya begitu melihat Kirana yang keluar dari kamarnya dengan pakaian yang sudah rapi.
"Mau ke rumah Vera Bu.. Di undang makan malam.. " Ucapnya dengan senyum tipis.
"Gak makan malam dulu?" Kirana menggelengkan kepalanya.
"Ini di undang makan malam Bu.. Kalau makan dulu disini nyampe sana kenyang.." Bu Sia tersenyum.
"Ya udah, Non hati-hati ya..
"Iya, Lagian ini lagi nungguin di jemput dulu.." Tak lama, Suara Vera terdengar. Kirana menoleh ke arah pintu, Dan benar saja temannya itu sudah datang dengan penampilan yang memukau.
"Udah siap kan?" Vera bertanya.
"Udah kok..Yuk.." Vera mengangguk, Kirana pamit dulu sebelum pergi malam itu.
"Nduk pulangnya malam?" Kirana melirik Vera yang berada di sampingnya.
"Kalau nanti sekiranya malam, Biar Kirana menginap di rumah aja Bu.. " Jawab Vera agar Bu Sia tidak khawatir.
"Oh, Baiklah.. Hati-hati ya di jalan..
"Siap Bu.." Dua wanita cantik itu masuk ke dalam mobil. Kendaraan roda empat itu mulai melaju dengan kecepatan sedang.
Sekitar dua puluh menitan,Mereka telah sampai di rumah Vera. Rumah minimalis yang cukup sederhana.
"Ayo masuk..
"Kirana akhirnya ikut masuk. Dari luar, Suara suara perbincangan dan candaan tawa dapat Kirana dengar.
"Assalamualaikum...
"Waalaikum salam..
Jawab semua yang berada di sana. Kirana menampilkan senyum manisnya. Dengan sopan Kirana bersalaman pada semua yang ada di sana. Kirana juga mengulurkan tangannya kepada seorang pria tampan yang entah itu siapa.
"Oh ini yang namanya Kirana.." Tanya Tante Ririn Tante Vera. Kirana tersenyum tipis.
"Cantik ya.. Boleh lah kalau buat putra Tante.." Ucap Tante Ririn melirik putranya yang tersenyum malu. Pria yang biasa di sapa Erland itu diam-diam memerhatikan Kirana sejak tadi.
Wajah wanita itu sangat cantik, Hidung mancung, Mata bulat dengan bulu mata yang lentik. Bibir merah alami seperti cerry. Ah, Siapa yang tidak terpesona dengan maha karya Tuhan yang hampir mendekati sempurna itu.
"Ini Kirana dulu yang sering bantu Vera pas si kampus kan?" Tanya Bunda Vera. Wanita paruh baya itu sering mendengar tentang Kirana dulu dari putrinya. Bahkan orang Tuan Kirana lah yang telah membantu memulihkan usaha orang tua Vera dulu.
Sayangnya mereka tidak tahu seperti apa keluarga itu. Karena semua memang melalui Vera. Di saat mereka ingin bertemu, Keluarga Kirana sudah pergi ke luar negeri.
"Iya Tante..
"Panggil Bunda saja.. Semua orang yang disini manggilnya Bunda kok.." Kirana tersenyum. Jadi inilah keluarga Vera yang sesungguhnya. Mereka adalah orang yang sangat sederhana.
"Iya Bunda..
"Terima kasih ya nak Kirana.. Kamu itu udah baik banget loh. Berkat kamu, Usaha kami kembali lancar.. Dan perusahaan kecil yang di kelola kini semakin berkembang. Apalagi Vera sangat giat banget.
"Tidak usah berlebihan Tan, Eh Bunda.. Vera itu temen yang baik. Cuma Vera yang kayaknya tulus temenan sama Kirana tanpa ada maunya.."Jawab Kirana sambil tersenyum.
"Tapi kami sangat berterima kasih nak. Berkat bantuan itu, Kami bisa kembali bangkit lagi.." Ucap Ayah Vera. Lagi lagi Kirana hanya tersenyum. Semua itu sudah sangat lama. Bahkan Kirana pun sudah lupa..
Erland pun merasa semakin kagum. Ah, Sudah cantik baik hati lagi.. Cocok nih untuk di jadiin istri, Batinnya.
Setelah berbincang cukup lama, Bunda Nirma mengajak semua yang ada disana makan malam bersama.
"Ver tunggu.." Vera yang hendak menuju ruang makan di cegah oleh Erland.
"Apaan sih, Lepas!" Vera menepis tangan sepupunya yang sangat menyebalkan itu.
"Ih, Tunggu..
"Mau apa sih??
"Sssstt.. Itu temen kamu yang katanya jadi asisten kamu itu ya..
"Kamu nanyeak?? Kamu bertanya-tanya?
"Ini lagi.. Udah gak jaman kayak gitu. Orang lagi serius juga.." Erland mendengus kesal, Selalu saja ada perdebatan diantara keduanya kalau berdua.
"Lagian kalau udah tahu ngapain masih Tanya sih..
"Jadi bener? Dia kerja jadi asisten kamu?" Tanya Erland sekali lagi demi memastikan saja.
"Iyaaaa! Udah kan Tanya nya.." Vera melengos pergi begitu saja tanpa peduli dengan Erland lagi.
.
.
.
Makan malam kali ini sungguh sangat menggugah selera. Kirana sampai nambah dua kali saking enaknya masakan Bunda Nirma.
Bunda dan Ayah Vera senang karena Kirana suka dengan masakannya. Lebih senang lagi karena Kirana menambah. Bunda Nirma sangat merasa di hargai karena ternyata meskipun anak orang berada Kirana tidak pilih-pilih makanan.
"Kirana beneran mau pulang? Gak mau menginap disini saja.." Kirana menggelengkan kepalanya. Tadinya dia memang berencana ingin menginap tapi setelah tahu kalau sepupu Vera juga menginap, Entah kenapa Kirana jadi ragu. Mungkin kalau dirinya masih lajang Kirana masih bisa, Tapi sekarang dia adalah istri orang. Meski tidak ada sang suami, sebagai seorang istri Kirana masih bisa menghargai pernikahan mereka.
"Enggak usah Bunda.. Kirana mau pulang aja.." Kekeuh Kirana tanpa memberikan alasannya.
"Yaudah kalau kamu maksa.. Tapi biar Erland ya, yang anterin kamu pulang.." Kirana hendak menolak akan tetapi sudah keduluan oleh Tante Ririn.
"Jangan nolak ya.. Ini sudah malam. Kalaupun kamu pesen taksi, Tetep gak aman apalagi kamu perempuan.." Erland mengulum senyum. Yes akhirnya ia bisa berdekatan dengan Kirana.
"Ya udah deh .."Akhirnya Kirana pasrah saja. Mau tak mau ia akan di antar pulang oleh sepupu Vera. Kirana bersalaman dan pamit pulang..
"Eh, Tunggu.." Vera menarik kemeja Erland dari belakang membuat langkah pria itu terhenti.
"Apalagi lagi..
"Cuma sekedar nganterin ya! Gak usah macam-macam..
"Iya... Tenang saja.."Jawab Erland dengan menaik turunkan alisnya.
"Dan satu lagi.." Erland memutar bola matanya malas.
"Gak usah ngarep apapun ngerti.." Dahi Erland mengkerut.
"Maksudnya?
"Udah, Nanti juga tahu sendiri...
"Ck, Nyebelin.." Erland akhirnya pergi untuk mengantarkan Kirana pulang ke rumahnya.
Di sepanjang perjalanan, Tak ada yang mereka bicarakan. Erland melirik Kirana yang hanya diam saja. Sebenarnya pria itu ingin membicarakan sesuatu tapi bingung mau bicara apa.
"Bisa di percepat gak laju mobilnya? Biar cepet sampai. Aku mau cepat istirahat..." Erland tersadar. Ia baru sadar kalau sejak tadi ia terlalu pelan mengendarai mobilnya.
Pria itupun segera menambah kecepatan mobilnya. Hingga tak terasa kendaraan roda empat itu sudah sampai di rumah Kirana.
"Ya udah aku turun.. Terima kasih.." Kirana hendak membuka pintu namun Erland segera mencegahnya.
"Kenapa?
"E, Kamu kan kerja di perusahaan Vera ya?
"Lalu?" Erland mengusap tengkuknya. Ia merasa salah tingkah berhadapan dengan wanita di hadapannya ini.
"Boleh gak? Kalau yang antar jemput kamu setiap hari aku?" Kirana menghela nafas panjang. Dari sini Kirana sudah paham apa maksud pria ini.
"Aku tahu niat kamu baik.. Tapi maaf, Aku gak bisa.. Aku gak mau orang mikir yang enggak-enggak tentang kita dan berakhir salah paham nantinya.." Kata Kirana berusaha menolak halus niat baik Erland. Bukan tanpa alasan, Dia sudah menikah dan tidak ingin menambah masalah.
"Kenapa? Apa kamu udah punya pacar ya? Makanya kamu nolak.." Kirana menggelengkan kepalanya.
"Lalu?
"Aku udah punya suami.." Erland tertegun mendengar jawaban tersebut. Setelah mengatakan itu, Tanpa menunggu Erland bicara lagi Kirana turun dari mobil Erland. Kirana mengucap sekali lagi kata terima kasih sebelum akhirnya Erland kembali tersadar.
"Apa katanya tadi? Kirana usah punya suami? Jadi? Dia istri orang??
.
.
.
TBC
syukurin, nyesel kan km sekarang