Aurora, merupakan gadis cantik yang berusia 21th, dia dijual oleh Ayah kandungnya sendiri untuk menutupi kerugian perusahaanya, akibat hasutan dari ibu dan anak tirinya.
Kevin Alexander, Ceo tampan dan kaya raya, rela membayar Mahal Aurora dari Ayahnya karena ingin memilikinya.
Kevin mengikat Aurora dengan pernikahan tanpa cinta dan sebagai pelampiasan nafsunya saja.
Akankah Aurora bisa lepas dari jerat Ceo bastard itu atau justru mencintainya?
Yuk simak kelanjutan ceritanya......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22
Usai memberikan obat, pembantu yang melayani Sora menawarkan makanan. karena sejak tadi malam gadis itu belum makan.
"Non Sora makan dulu ya, bibi buatkan bubur dulu sebentar" ucap Bi Tini.
"Tidak bi, Sora ingin mangga muda saja bi" pinta Sora.
"Tapi non Sora belum sarapan, nanti perutnya tambah sakit" kata Bi Tini.
"Tapi Sora mual kalau makan nasi bi, Sora mau mangga muda saja sama sambal" kekeuh Sora.
Bi Tini mengeryitkan keningnya, dia merasa ada yang aneh dengan anak majikannya itu, "Tidak mungkin non Sora hamil. Semoga saja ini hanya perasaan ku saja" batin bi Tini.
Akhirnya mau tak mau bi Tini pun keluar dari kamar Sora, ia menuju ke dapur, membuatkan rujak mangga muda untuk gadis itu.
Dena yang merasa penasaran pun menghampiri pelayan tersebut, lalu berkata "Buat siapa mangga muda itu,bi?" tanya Dena, karena menurutnya ini masih terlalu pagi untuk makan rujak.
"Buat non Sora nyonya, tadi dia memintanya soalnya mual kalau makan nasi" kata bi Tini.
"Bukankah asam lambungnya sedang kumat bi, nanti kalau tambah parah bagaimana?" tanya Dena.
Bi Tini menghela nafas lelah, dia tahu kalau anak manjikannya itu sedang sakit. Tapi dia yang seorang pelayan hanya kemauan Sora saja, takutnya nanti kalau tidak di buatkan yang ada marah, seperti yang sudah-sudah.
"Bawa sini mangganya, biar aku yang mengantarnya. Anak itu seperti orang hamil saja pagi-pagi minta mangga muda" ucap Sora.
"Ternyata bukan perasaanku saja, nyonya Dena juga merasakan hal yang sama" lirih bi Tini yang hanya dapat di dengar oleh dirinya sendiri.
Dena membawakan rujak mangga yang di buat oleh bi Tini kedalam kamar Sora. Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu Dena masuk kedalam kamar putrinya yang tidak terkunci.
Dena melihat Sora yang terbaring lemah dia atas ranjang, dan dia melangkah maju mendekati putrinya.
"Kamu minta rujak mangga di pagi hari seperti ini, Sora" ucap Dena.
Sora menoleh, "Iya ma, mama yang membawanya? kemana bi Tini?" tanya Sora.
"Bi Tini sedang sibuk" jawab Dena sekenanya sambil memberikan rujak tersebut kepada putrinya.
Rosa langsung bangkit, dan mendudukkan tubuhnya sambil bersandar di sandaran ranjang. Dia memakan mangga muda itu dengan sangat lahap, seperti tidak merasakan asam sama sekali.
Dena yang melihatnya sampai merinding sambil menelan ludahnya. "Tidak asam, Sora" tanya Dena.
"Tidak ma, mama mau?" tawar Sora
"Tidak! untukmu saja" tolak Dena.
Sora kembali memakan rujak mangga itu hingga habis, ia tidak memperdulikan keberadaannya ibunya yang menelan liurnya terua menerus.
"Keluarlah ma, Sora ngantuk mau tidur" usir Sora setelah menghabiskan rujak mangganya.
Sora merebahkan tubuhnya di atas rajang empuk miliknya. Tak butuh waktu lama Sora langsung terlelap dengan posisi meringkuk sambil memeluk bantal gulingnya.
Dena menyelimuti Sora, kemudian keluar meninggalkan kamar putrinya dengan berbagai pertanyaan.
................
Suasana di ruang makan Kevin tampak sunyi, yang ada hanya suara dentingan sendok dan garpu yang saling bersahutan. Kevin tampak menikmati makanan yang di masak oleh Aurora.
"Kamu suka makananya" tanya Aurora ketika melihat makanan di piring suaminya sudah habis. Suaminya itu juga sudah beberapa lagi nambah nasi.
"Sangat, aku sampai ingin nambah lagi dan lagi, tapi sayangnya perutku sudah sangat kenyang" ucap Kevin.
Aurora merasa senang melihat suaminya menikmati masakannya.
"Baby, hari ini jadwalmu kemana?" tanya Kevin sambil menatap istrinya yang baru selesai. menghabiskan makanannya.
"Aku di rumah aja, menyelesaikan tugas kuliah yang belum selesai" jawab Aurora seraya mengelap mulutnya.
"Kamu tidak ingin ikut aku ke kantor? kamu bisa mengerjakan tugasmu di sana" tawar Kevin.
"Tidak mau, nanti yang ada kamu tidak bekerja dengan benar" sindir Aurora.
Kevin tertawa kecil mendengar penolakan istrinya, dia tahu yang di maksud sang istri. Memang dirinya suka malas kalau berada di samping Aurora. Daripada mengerjakan pekerjaaannya dia lebih suka mengerjai tubuh istrinya.
"Aku janji akan bekerja baby, tapi kamu harus tetap ikut aku ke kantor" ucap Kevin memaksa.
"Aku tidak percaya dengan ucapanmu" ujar Aurora yang tidak mau tertipu oleh suaminya.
"Hais.... Kau ini tidak percayaan, memangnya kenapa kalau kita membuat anak. Bukannya sangat lucu jika dia tumbuh di perutmu" ucap Kevin.
"Bagaimana bisa hamil, orang aku aja masih memakai KB" ceplos Aurora sambil menutup mulutnya.
Mata Kevin langsung melotot sempurna, jadi selama ini dia sudah membuang buang bibit premiumnya.
"Kenapa kamu tidak bilang? Itu sama saja aku membuang bibit berkualitasku secara percuma" sentak Kevin tanpa sadar di hadapan Aurora.
Aurora memejamkan matanya karena kaget sekaligus takut.
"Tapi waktu itu kamu sendiri yang menyuruhnya" cicit Aurora sambil menundukkan kepalanya.
Kevin yang melihat wajah ketakutan istrinya langsung minta maaf.
"Maaf baby aku tidak sengaja berteriak di hadapanmu." ucap Kevin menyesal, dari awal memang dia yang menyuruh istrinya untuk memakai KB, karena tadinya dia tidak ingin memiliki anak dari istrinya itu.
Tetapi seiring berjalannya waktu Kevin berubah, Setelah dia mencintai istinya dia ingin juga memiliki keturunan dari wanita yang di cintainya itu.
"Besok kita ke rumah sakit untuk program hamil, aku ingin membuat mansion ini rame dengan suara anak-anak." ucap Kevin dan menciumi pipi istrinya yang tengah merajuk.
"Terserah kau saja tuan muda" pasrah Aurora.
"Maaf Honey, aku tidak akan mengulanginya lagi" Kevin tidak berhenti meminta maaf, wajahnya terlihat sendu menatap istrinya.
Vio melengoskan wajahnya ke arah lain, ia sengaja mengerjai suaminya itu, supaya tidak menjadi kebiasaan.
Kevin yang sudah pasrah pun akhirnya menawarkan sebuah hadiah untuk meluluhkan hati istrinya.
"Ok, sekarang kamu mau minta apa? Aku akan membelikannya untukmu" tanya Kevin yang tidak tahu cara meluluhkan hati perempuan.
"Serius, kamu akan membelikannya" tanya Aurora dengan wajah berbinar.
"Iya" jawab Kevin singkat, dia tahu kalu istrinya itu tengah mengerjainya.
"Ya udah tidak usah, kamu tidak ikhlas" rajuk Aurora.
Membuat Kevin gemas, dan melumat bibir istrinya rakus. Setelah cukup lama akhirnya Kevin melepaskan ciumannyanya.
"Rasakan, siapa suruh pagi-pagi sudah mengerjai suaminya." ucap Kevin sambil tersenyum mengejek.
"Sudah sana berangkat ke kantor, ngajakin punya anak tapi gak mau kerja, terus nanti anaknya mau di kasih makan apa" omel Aurora yang masih sebal.
Kevin tertawa kecil mendengar omelan istrinya, sepertinya istrinya lupa jika suaminya kaya raya. Dia tidak kerja setahun pun tidak akan membuatnya miskin.
sabar dikit lagi ketika Kevin menyadari perasaannya padamu semua akan baik baik saja..