Terjebak Gairah Ceo Bastard
Aurora Ayaka adalah gadis mandiri dari pasangan Bimo dan Maya.
Maya meninggal karena kecelakaan ketika umur Aurora menginjak 5th.
Dulu Bimo dan Maya menikah karena di jodohkan. Membuat Bimo terpaksa meninggalkan Dita kekasihnya.
Seminggu setelah kematian Maya, Bimo langsung membawa dua wanita, yang satu seumuran ibunya yang bernama Dena dan yang satu gadis kecil yang berumur 4th bernama Sora.
Ayahnya itu memperkenalkan Dena sebagai ibu tiri dan Sora sebagai Adik tirinya.
Entah ayahnya ini telah lupa atau sengaja, namun tidak pernah ada penjelasan yang masuk akal mengapa tiba-tiba mereka berdua muncul dan mengambil peran dalam kehidupan Aurora.
Aurora yang masih kecil itu hanya bisa bingung melihat sosok Dena yang kini harus dipanggil 'Ibu'. Sementara itu, Sora, meski hanya berbeda setahun, langsung menjadi saingan yang tak diundang dalam perhatian ayahnya.
Setiap hari, Aurora merasakan bagaimana kasih sayang yang dulu ia terima dari Bimo perlahan berpindah tangan. Dena, dengan kelembutan buatan yang dipaksakan, selalu mencoba untuk mendekatkan diri, namun Aurora bisa merasakan ada sesuatu yang palsu dari semua perlakuan itu. Tidak ada kehangatan yang sama seperti yang dulu diberikan oleh Maya.
Di sudut lain, Sora yang ceria dan selalu mendapat pujian dari Bimo, semakin membuat Aurora merasa terpinggirkan. Detik-detik yang dulu ia habiskan bermain dan tertawa bersama ayahnya, kini tergantikan oleh tawa dan sorak Dena dan Sora yang sering menghabiskan waktu bersama Bimo di taman atau di ruang keluarga.
Dalam diam, Aurora sering memandang foto Maya yang tersenyum hangat di dinding ruang tamu. Air matanya sering kali menetes tanpa suara, membasahi pipi yang masih polos. Di usianya yang baru menginjak 5 tahun, ia sudah merasakan luka yang mendalam; kehilangan ibu kandungnya dan perlahan kehilangan tempat di hati ayahnya.
Pada suatu malam yang dingin, ketika Aurora terbangun karena mimpi buruk, ia mencari kehadiran Bimo untuk sekedar mendapatkan pelukan. Namun yang ia temukan hanyalah suara tawa dan canda Dena dan Sora di kamar sebelah. Bimo, yang biasanya akan segera berada di sisi Aurora saat ia terbangun tengah malam, kini terlalu sibuk tertawa bersama 'keluarga barunya'.
Aurora, dengan langkah kecil dan hati yang hancur, kembali ke kamarnya, memeluk erat boneka beruang yang pernah diberikan Maya.
Di bawah sinar bulan yang menyelinap melalui jendela, Aurora berbisik pada boneka itu, "Aku rindu Ibu, kenapa semuanya harus berubah?" Saat itulah, ia menyadari bahwa dunianya, yang dulu penuh warna, kini berubah menjadi serupa lukisan yang pudar.
Dena dan Sora selalu memperlakukan Aurora dengan begitu buruk, dari kecil Aurora selalu di suruh mengerjakan pekerjaan Rumah, dari ngepel, masak, dan sebagainya. Bimo tahu namun dia tidak peduli.
Setelah sekian tahun berlalu. Tiba-tiba perusahaan milik Ayah nya mengalami pailit.
Ayahnya itu selalu memanjakan Istrinya dengan barang barang mewah. Dena juga sering berkumpul dengan para sosialita. Sedangkan Sora tidak jauh berbeda dengan Ibunya, dia selalu tampil dengan barang barang mewah, supaya terlihat berkelas di depan teman temannya.
Bimo sudah menggadaikan semua Aset namun belum cukup untuk menutupi kerugian perusahaan.
Dia sudah mencari bantuan ke beberapa teman dan relasinya namun tidak ada yang mau membantunya.
Hanya satu perusahaan yang mau membantu dirinya, dan tentunya tidak gratis.
Kevin Alexander adalah CEO tampan yang berumur 28th, hampir setiap malam dia selalu bergonta ganti perempuan hanya untuk memuaskan nafsu birahinya.
Kevin putra tunggal dari pasangan Hito dan Lisa itu selalu menganggap semua wanita sama. Hanya mementingkan uang dan kedudukan.
Kevin dulu tidak seperti itu. Dia berubah semenjak dikhianati oleh mantan kekasihnya, yang selingkuh dengan rekan bisnisnya.
( Orang jahat berasal dari Orang baik yang tersakiti)
Kevin memiliki dua teman yang sama-sama bastardnya, mereka adalah Marcel dan Felix. keduanya sama sama menjabat sebagai CEO di perusahaan keluarganya masing-masing.
Mereka bertiga selalu menghabiskan malamnya disebuah klub malam bersama wanita bayarannya. Kevin tidak mau terikat dengan satu wanita. Entah trauma atau karena belum menemukan yang cocok, yang jelas Kevin belum mau menjalin hubungan yang serius dengan satu wanita.
*
*
Demi mengembalikan perusahaanya, Bimo rela mendatangi Kevin yang terkenal Arogan dan kejam tersebut.
Bimo kini sudah berada diruang kerja Kevin. duduk berhadapan dengannya.
Dengan penuh keberanian, dia menyodorkan proposal kehadapan Kevin.
Kevin menerimanya dan membacanya sesaat.
"Bagaimana tuan? apa anda bisa membantu perusahaan saya" tanya Bimo
"Apa kau sedang bercanda pak tua? 30 miliar bukanlah uang yang sedikit, tuan Bimo" ucap Kevin menatap tajam Bimo.
"Saya mohon tuan, tolong bantu saya supaya Perusahaan saya bisa beroprasi kembali" ucap Bimo memohon dengan penuh harap. Dia sebenarnya takut, namun demi perusaahannya dia mencoba memberanikan diri meminta bantuan kepada pria itu.
Kevin menyunggingkan senyum tipisnya.
"Apa jaminannya?" tanya Kevin datar.
"Saya sudah tidak punya apa apa lagi tuan. Semua aset sudah saya jaminkan ke bank" ucap Bimo takut.
"Terus, kamu pikir perusahaanku Dinas Sosial. Yang dapat membantu orang lain dengan cuma-cuma" bentak Kevin marah.
Kevin adalah pembisnis yang handal, jadi dia akan memikirkan untung dan rugi.
Bimo terperanjak karena mendengar bentakan dari Kevin. Dia memejamkan matanya sejenak sebelum mengambil keputusan.
"Saya mempunyai dua orang putri Tuan, anda bisa memilihnya salah satu dari mereka" ucap Bimo yang tiba tiba mempunyai rencana untuk menjual salah satu putrinya.
"Ha ha ha... Bahkan dengan uang segitu aku bisa membeli 5 wanita sekaligus, tuan Bimo. bahkan lebih." ucap Kevin meremehkan.
"Anda lihat dulu tuan, anda pasti menyukainya. dia cantik dna tentunya masih murni" ucap Bimo sambil menyodorkan ponselnya untuk memperlihatkan foto kedua putrinya.
Kevin melihat foto keduanya. Dia mengamati foto tersebut, dia cukup tertarik dengan salah satu putri Bimo tersebut.
"Besok bawa puterimu yang ini untuk menemuiku, nanti tempatnya saya kabari" ucap Kevin sambil memperlihatkan foto Aurora yang sedang tersenyum manis di kamera.
"Baik tuan" ucap Bimo tersenyum cerah.
Bimo merasa lega, dia mendapatkan peluang bantuan dari Kevin.
"Pergilah" usir Kevin.
"Terima kasih tuan" ucap Bimo pamit, lalu keluar dari perusahaan Axel dengan perasaan lega.
Kevin menghubungi seseorang.
"Masuk keruanganku, aku ada tugas untukmu" ucap Kevin setelah telponnya tersambung.
"Baik Tuan" jawab orang di sebrang sana, Kevin langsung mematikan ponselnya.
tak lama pintu Ruangan Kevin terbuka.
Ceklek
"Kau selidiki puteri Bimo, Kal" titah Kevin.
"Yang mana tuan" tanya Haikal, karena Bimo mempunyai dua puteri.
"Selidiki keduanya, aku juga tidak tau nama puterinya" ucap Kevin santai.
"Baik tuan" ucap Haikal.
"Aku mau satu jam sudah ada di meja kerjaku Kal" perintah Kevin.
Setelah beberapa saat Marcel dan Felix tiba di perusahaan Kevin, dia langsung masuk kedalam ruangan Kevin dan di susul Haikal di belakang nya.
"Ngapain kalian kesini" tanya Kevin ketika melihat temanya datang ke kantornya.
"Cabut yuk Vin, bosen gue kerja mulu" keluh Marcel
"Lagi banyak kerjaan gue, nanti malam aja ketemu di tempat biasa" ucap Kevin yang masih fokus sama berkasnya.
"Gak asik lo Vin" ucap Felix.
"Lo ngapain kesini Kal" tanya Nathan yang baru menyadari keberadaan Kevin.
"Mau ngasih laporan ini ke Tuan Axel" jawab Haikal.
Akhirnya Kevin menghentikan pekerjaannya dan menghampiri mereka yang sudah terlebih dahulu duduk di sofa.
"Mana Kal" pinta Kevin sambil mendudukan bokongnya di sebelah Felix.
Kevin membuka map yang di berikan oleh Haikal.Dia membaca dengan begitu serius semua tentang Aurora, bahkan tentang siksaan yang di dapat oleh wanita itu. Semua tercantum dalam berkas tersebut.
"Hmmm... Cukup menarik" gumam Kevin sambil tersenyum menyeringai.
"Apaan Vin" tanya Marcel dan Felix ingin tahu.
"Mainan baru" jawab Kevin cuek.
"Coba kita lihat" pinta Felix.
Kevin pun memberikan berkas tersebut.Felix dan Marcel langsung membaca penyelidikan tentang Aurora dan Sora.
"Yang ini buat gue bro" pinta Felix sambil menunjuk foto Aurora.
"No, She is mine" ucap Kevin tegas.
"Pelit kau Vin" ucap Felix kesal.
"Masih ada yang satunya Lix, kamu bisa ambil yang itu, terserah mau kamu apakan" ucap Kevin menaikan bahunya.
"Ogah, kelihatan banget tuh betina pencinta uang" tolak Felix mentah-mentah
"Itu saja, setelah lo bosan, lo bisa lempar dia ke kita, ya gak Lix"ucap Marcel dengan ide gilanya. di angguki sama Felix.
"Tidak akan pernah!!" ucap Kevin tegas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Dewi Anggya
mampiiiir....
2025-03-12
0