Zian jatuh cinta pada pandangan pertama pada gadis berwajah manis yang kemudian hari dia ketahui gadis itu bernama Alula. Kisah cinta nan manis pun terajut. Namun, sisi kelam kehidupannya Alula membuat Alula akhirnya memilih pergi tanpa alasan.
Lima tahun kemudian mereka dipertemukan kembali sebagai komandan Zian Wibisana dan Dokter Alula Putri Tanoe.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bisikan
Terbiasa sendirian dan tidak memiliki teman, membuat Alula melangkah bebas menuju ke perpustakaan dengan headset nirkabel di telinga. Lagu melankolis, romantis, dan melodramatis, bukanlah lagu yang dia sukai sebenarnya. Dia lebih menyukai lagu-lagu berirama beat seperti lagu It's My Life, The Weekend, atau Young Blood. Namun, entah kenapa saat ini dia memutar lagu yang kemarin dinyanyikan oleh Zian. Dan anehnya lagi, lagu yang kemarin Zian nyanyikan berhasil membuat Alula lebih bersemangat.
Alula merogoh tas selempang yang dia sampirkan di pundak kiri untuk mengambil bakpao. Gadis manis berambut pendek dan berponi itu memakan bakpao yang seharusnya menjadi menu sarapannya pagi ini, tapi karena dia tergesa-gesa masuk kelas dan berlanjut praktikum, dia belum sempat menjamah bakpao itu sampai di jam dua siang. Alula melemparkan plastik bakpao ke tong sampah dan menjentikkan jarinya dengan senyuman saat plastik bakpao itu masuk ke tong sampah dengan tepat.
Sepertinya aku bisa jadi atlit basket karena bisa memasukkan benda ke keranjang dengan tepat. Alula mendengus geli.
Alula langsung menuju ke lantai tiga tempat favoritnya, karena di sanalah buku-buku incarannya selalu menunggu kedatangannya.
Alula melongok tas selempangnya lalu menepuk jidatnya sendiri saat dia merasa haus sekaligus ingat kalau botol air mineral sudah dia habiskan pagi tadi.
Alula menghela napas panjang dan terpaksa menahan rasa hausnya sambil mencari-cari buku favoritnya sambil melepas headset nirkabel lalu melemparkan headset nirkabel itu begitu saja ke tas selempangnya.
Alula mematung saat pundaknya ditepuk dsn ada bisikan di telinganya, "Kalau kamu melaporkan apa yang aku lakukan semalam ke ortu kita, aku akan sebarkan berita bunuh dirinya Papa kamu di kampus ini"
Alula sontak menghadap ke orang yang menepuk pundaknya dan berbisik di telinganya. "Leo?" Alula menepis tangan Leo yang hampir menyentuh poni di dahinya sambil mundur dengan cepat beberapa langkah, lalu Alula segera berbalik badan dan berlari sekencang-kencangnya.
Bruk! Alula menubruk sesuatu yang hangat dan empuk. Gadis manis itu segera menarik wajahnya dari sesuatu yang hangat dan empuk itu dan sontak mundur beberapa langkah untuk melihat wajah orang yang dia tubruk, "Zian?"
Zian mendengus geli lalu berkata, "Sok-sokan pergi nggak pamit, padahal merindukan aku, kan?"
Alula refleks melompat maju dan membekap mulut Zian, "Si....siapa yang merindukan kamu?" Gadis manis itu melihat ke kanan lalu ke kiri.
"Sampai kapan kamu mau menempelkan tangan kamu di mulutku?" Ucap Zian.
"Ma....maaf" Alula segera menarik tangannya dari mulut Zian lalu melangkah mundur untuk memberi jarak.
"Apa yang kamu cari?" Tanya Zian sambil menoleh ke kanan dan ke kiri.
"Ti....tidak. Aku tidak mencari apapun" Alula melangkah melewati Zian.
Zian menahan pundak Alula dan terkejut dengan reaksinya Alula. Pundak Alula terangkat sangat tinggi dan bergetar hebat.
Zian dengan cepat menarik tangannya dari pundak Alula sembari bertanya, "Kenapa kamu seterkejut itu? Ada yang menakutimu barusan?" Zian menoleh ke kanan lalu ke kiri.
Alula diam membisu dan melanjutkan langkahnya.
Zian berlari kecil lalu mensejajarkan langkahnya dengan langkah kaki Alula sambil mengulurkan paper bag.
Leo mengintip dari balik rak buku dan menggeram di sana melihat Alula ada yang menjaga. "Zian? Dia siapanya Lula?" Gumam Leo sambil mengepalkan kedua tangannya.
Alula menghentikan langkahnya lalu menghadap Zian. "Kenapa kamu kasih aku paper bag itu?" Alula mengulurkan dagu ke paper bag yang masih digenggam oleh tangan kanannya Zian.
Zian mengulurkan paper bag sambil berkata, "Aku bawa roti panggang dan telur mata sapi, lalu aku tadi mampir ke kantin sebelum ke sini. Aku beli susu kotak aneka rasa kemasan sedang, karena aku tidak tahu rasa favoritmu, lalu aku juga beli bento nasi ayam katsu. Kamu pasti belum sarapan dan belum makan siang"
Alula mematung dan menelisik kedua bola mata cokelatnya Zian.
Zian berdeham ditatap seperti itu oleh Alula, "Ehem! Kenapa menatapku seperti itu? Bola mataku aneh, ya?"
Alula mengerjap lalu bergegas berkata, "Maaf"
"Kita duduk di bangku favorit kamu, yuk! Kita makan bareng. Aku juga belum makan siang dan nggak enak kalau makan sendirian" Zian tersenyum lebar ke Alula.
Alula menganggukkan kepala.
Keduanya lalu duduk berhadapan. Alula melihat Zian mengambil wadah makanan dan kotak bento lalu mendorongnya ke Alula, "Ini untuk kamu"
"Terima kasih" Alula tersenyum.
Zian ikut tersenyum. Lalu, cowok tampan itu berkata, "Ambil susu kotak di paper bag. Ambil rasa yang kamu suka"
Alula tersenyum lalu melongok ke paper bag. Gadis manis itu memilih rasa strawberry. "Aku suka susu dengan rasa buah"
"Baiklah. Kalau begitu yang cokelat almond akan aku minum" Ucap Zian sembari membungkuk untuk mengambil kotak bento dari tas ranselnya yang dia letakkan di lantai, di sisi kanan kursinya.
"Terima kasih" Alula tersenyum.
Zian mendengus geli sambil mengunyah makanan yang sudah masuk di mulutnya.
"Senyumku aneh, ya?" Tanya Alula sambil menggigit ayam katsu.
"Senyum kamu manis, sangat manis" Ucap Zian dengan mulut penuh nasi goreng.
Deg! Alula sontak menunduk karena mendadak dia merasa wajahnya memanas mendapatkan pujian dari Zian.
"Aku senang kamu sudah bisa berterima kasih dengan benar" Zian kembali mendengus geli.
Alula yang masih menunduk, mendengus geli.
"Kamu ada acara nanti sore?" Tanya Zian.
Alula mendongak kaget, "Kenapa kamu nanya begitu?"
Zian tersedak, "Uhuk-uhuk!" Dan buru-buru mencari sedotan susu cokelat almond. Lalu, cowok tampan itu menatap tajam Alula, "Kenapa kamu kagetan? Aku nggak ada maksud jelek. Aku cuma ingin ajak kamu ke toko buku, Zena nanti sore minta diajak ke toko buku. Aku lihat kamu suka buku, karena kamu sering ke perpus. Jadi, aku ingin ajak kamu sebagai tetangga yang baik"
"Aku suka buku, tapi aku tidak punya uang untuk membeli buku" Sahut Alula.
Zian terkejut dengan ucapannya Alula dan dia memilih menunduk, karena dia tidak ingin salah bicara lagi. Namun, dia sangat ingin mengajak Alula jalan-jalan. Lalu, cowok tampan itu mengangkat wajahnya dan langsung berkata dengan penuh semangat, "Aku punya voucher diskon 50%, karena keluargaku member di toko buku itu. Kamu bisa memakainya"
"Benarkah?" Tanya Alula.
"Hmm" Zian menganggukkan kepalanya sambil menulis pesan text ke Bimo, Nanti pulang kuliah aku ke rumah kamu. Aku minta voucher diskon toko buku yang Lo kasih tunjuk ke Gue kemarin. Nanti aku ganti dengan headset nirkabel incaran kamu.
Bimo langsung mengirim balasan, ok, karena headset nirkabel incarannya harganya lima ratus ribu rupiah dan ditukar dengan voucher diskon 50% yang bagi Bimo tidak begitu bernilai harganya.
ck ck ck