NovelToon NovelToon
HAJ Kesempurnaan Kehampaan

HAJ Kesempurnaan Kehampaan

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Identitas Tersembunyi / Dunia Lain / Kutukan
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Mult Azham

kehampaan dan kesempurnaan, ada seorang siswa SMP yang hidup dengan perlahan menuju masa depan yang tidak diketahui,"hm, dunia lain?hahaha , Hmm bagaimana kalau membangun sebuah organisasi sendiri, sepertinya menarik, namanya... TCG?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mult Azham, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KEMUNGKINAN

Kalender Arcana Tahun 576, Bulan Velmora, Hari ke-4/Aeris

“Azam, kamu tidak ikut bermain dengan mereka?” tanya Valeria sambil duduk di atas bukit padang, kakinya terentang ke depan.

Ia duduk agak jauh dari desa, bersama Azam yang berdiri di sampingnya, menatap anak-anak seusianya bermain di kejauhan, dekat pemukiman.

“Apa aku bisa?” gumam Azam pelan.

Valeria tertawa kecil mendengar itu. Ia mendongak, menatap wajah Azam di sampingnya.

“Haha, pertanyaan macam apa itu? Tentu saja bisa.”

“Lalu... apa gunanya bermain?”

Valeria tersenyum, menjawab dengan ringan, “Tentu saja berguna. Dengan bermain, kita bisa merasakan yang namanya... kebahagiaan.”

“Kebahagiaan? Apa kamu bisa bergembira... di dunia seperti ini?” Azam menatap kosong ke depan. “Kebahagiaan tidak berguna... di dunia di mana semua orang mencarinya.”

Valeria tersenyum kecil, menampakkan deretan giginya. “Lalu... apa yang kamu kejar?”

“Ketenangan,” jawab Azam tanpa ragu.

Valeria terdiam. Ia tidak menyangka jawaban itu. Pandangannya beralih pada anak-anak yang masih tertawa di kejauhan.

“Lalu... bagaimana cara mendapatkannya?”

“Temukan kebenaran.”

Valeria menoleh, menatap Azam sambil sedikit memiringkan kepalanya.

“Temukan kebenaran. Dengan menemukannya… dan membuka hatimu untuk menerima, kamu akan merasakan ketenangan.”

Mungkin... kata-kata itu akan terus bergema di benak Valeria.

...****************...

Kalender Arcana, Tahun 577

“Azam, tolong belikan nenek garam,” ujar Nenek Latifa Zahra dari dapur sambil terus mengaduk masakan.

“Baik, Nek. Uangnya di mana?”

“Ada di lemari. Ambil saja tiga Tirham. Kalau ada lebihnya, beli saja sesuatu yang kamu suka.”

“Siap, Nek.”

......................

Dalam perjalanannya pulang, Azam menatap sosok mencurigakan. Wajahnya tersembunyi dalam bayang jubah, langkahnya pelan, menyusuri gang sempit di sela deretan rumah.

Azam memperhatikannya sejenak, lalu memutuskan untuk mengabaikannya dan melanjutkan langkah, menggenggam garam yang masih ada di tangannya.

Keesokan paginya, terdengar kabar yang mengejutkan. Seorang wanita ditemukan tewas terbunuh—di waktu dan tempat yang berdekatan dengan saat Azam pulang membeli garam.

Azam yang penasaran, berencana pergi ke sana.

Azam memanggil Sistem.

“Sistem.”

Seekor makhluk aneh melesat ke arahnya dengan kecepatan luar biasa. Itulah Sistem—makhluk kecil berbentuk kotak berwarna putih, dengan sayap mungil di punggung yang tampaknya tidak terlalu berguna, serta enam kaki kecil di bawah tubuhnya.

"Ya, ada yang bisa saya bantu?" tanya Sistem dengan suara ceria.

"Berapa poin yang tersisa?" tanya Azam, memandang Sistem yang terbang di depannya.

(Sedang memproses...)

Poin yang tersisa: 14 ST.

“Gunakan satu poin untuk Jasa Angkat.”

(Memproses perintah...)

Menggunakan 1 poin untuk Jasa Angkat Sistem.

Proses selesai.

Memberikan kendali kepada pengguna.

Kaki Azam perlahan terangkat dari tanah, tubuhnya kini melayang ringan beberapa sentimeter di udara.

'Sudah lama aku tidak menggunakan Jasa Angkat. Aku perlu membiasakan diri lagi...' pikir Azam.

Azam melanjutkan “Gunakan juga Jasa Penghilang Keberadaan. Sembunyikan hawa keberadaanku."

(Memproses perintah...)

(Memverifikasi status pengguna...)

Menggunakan 2 poin untuk Jasa Penghilang Keberadaan.

Proses selesai.

Jejak hawa dan keberadaan pengguna kini tidak terdeteksi oleh makhluk biasa maupun mereka yang berada dibawah tingkat Soul Transcender.

...----------------...

Azam tiba di lokasi kejadian. Tidak ada satu pun orang yang bisa melihatnya—keberadaannya sepenuhnya tersembunyi di balik jasa penghilang hawa.

Azam yang sedang terbang menatap lorong gelap di bawahnya, lalu bertanya, "Sistem, bisa kah kamu membuat cahaya?"

“Tentu saja ada, Satu poin" jawab Sistem.

"Bukan itu yang ku maksud." Azam menatap dengan pandangan bosan, lalu kembali bertanya, "Ada alternatif lain?"

“Host dapat menggunakan saya. Saya bisa memancarkan cahaya langsung dari tubuh ini untuk menerangi sekitar.”

“Nah, gunakan itu saja.”

Sistem mulai bersinar dengan lembut, cahayanya putih hangat, cukup untuk menyapu kegelapan tanpa mencolok.

Azam melayang perlahan menuruni gang bersama Sistem. Gang itu lebih luas dari yang ia bayangkan—cukup untuk dilalui beberapa orang sekaligus. Udara di sana terasa lembap dan dingin.

Di antara cahaya samar, Azam melihat bercak darah yang mengering, namun masih cukup jelas, menodai lantai Bebatuan.

"Sistem, bisa coba menganalisis darah ini?"

(Memproses permintaan...)

(Menganalisis senyawa biologis...)

Identitas ditemukan.

Nama: Laila Zafira

Umur: 7 tahun

Ranah: Mortal

...

Azam menyipitkan mata. “Hm?”

Sistem tiba-tiba terdiam, tubuhnya membeku di udara.

(Terjadi kesalahan dalam proses identifikasi.).

Memasuki mode pemeliharaan darurat.

Sistem akan beristirahat sementara waktu.

Tolong jaga tubuh sistem.

“...A-apa-apaan ini?” Azam refleks mengulurkan tangan, menangkap tubuh kecil Sistem yang terjatuh.

Cahayanya perlahan meredup. Suasana gang kembali gelap.

“Oooi” Azam menggoyangkan tubuh kecil Sistem dengan ekspresi datar.

Tiba-tiba, suara seorang perempuan terdengar di belakangnya.“Hai, apa yang kamu lakukan di sini?” tanyanya, sambil menepuk pundak Azam dengan ringan.

“DIAM” Azam reflex melontarkan kata itu. Baru setelahnya dia sadar.

"Ah, maaf atas ketidaksopananku," Azam berkata dengan cepat, menoleh ke belakang.

Perempuan itu tetap diam.

Dia tampak seumuran dengannya. 'Kenapa ada anak kecil di gang ini?' pikir Azam, merasa bingung.

Azam mencoba menyapanya lagi. "Halo...? Maaf kalau sudah mengagetkanmu." Ia sedikit menundukkan kepalanya.

Azam tidak mengerti kenapa perempuan itu tiba-tiba diam, padahal sebelumnya suara dan gerakannya terdengar cukup bahagia. Namun, keheningan yang datang setelahnya terasa tidak biasa.

Perempuan itu hanya menggerakkan tubuhnya, membuat isyarat yang tidak begitu jelas. Dia menunjuk bibirnya, lalu pipinya.

Azam memiringkan kepalanya, bingung. "Apa... kamu bisu?" tanyanya, mencoba mengerti.

Perempuan itu menggelengkan kepalanya.

"Kalau tidak, kenapa kamu tidak berbicara?" Azam bertanya lagi, mengamati gerak-gerik perempuan itu.

Azam menatap tubuh Sistem di tangannya. Meski tak terlalu jelas karena gelapnya gang, ia bertanya dalam hati, 'Kapan sistem ini akan bangun?'

entah kenapa Azam merasa ini berhubungan dengan ingatannya yang hilang. Sejak dulu, Azam merasa kalau sebagian ingatannya hilang. Setiap kali ia mencoba mengingat catatan di halaman mimpi ketiga dan keempat, rasa sakit kepala yang luar biasa selalu menyerangnya.

Perempuan itu tiba-tiba mengeluarkan sebatang besi kecil dari sakunya—ujungnya runcing.

Tangan kanannya terangkat dengan cepat, mengayunkan jarum tajam itu, lalu melemparkannya.

Besi itu meleset kearah Azam

Siuw!

Dengan refleks cepat, Azam memiringkan tubuhnya. Jarum itu terbang melewati telinganya, nyaris menyentuh kulitnya.

Gadis itu segera mengeluarkan dua jarum lagi dari lengan bajunya.

Kilatan logam memantul dalam gelap, keduanya meluncur cepat, menembus udara, langsung mengarah ke tubuh Azam.

Siuw!

Sebelum jarum mengenai Azam, langit mendadak gelap dan dunia bergetar. Bencana terjadi di mana-mana. Tangisan bayi tiba-tiba berhenti, sementara anak-anak yang sebelumnya tertawa kini Menangis. Mereka yang tadinya bermain tiba-tiba bertengkar, percakapan yang semula riuh berubah menjadi sunyi, orang yang sedang tidur terbangun, sementara yang bangun tertidur. Jarum yang tadinya keras dan padat kini berubah menjadi besi cair.

Dalam sepersekian detik, sebuah cahaya turun tiba-tiba. Cahaya itu memancar kuat, menciptakan sebuah domain di antara Azam dan gadis itu, membekukan waktu di antara mereka. Suara bergema terdengar dari segala arah, "Ei ei ei, chil chil..."

1
Ryuu Ryugem
lanjut thor seru cerita nya
anaa
numpang singgah💐
🍁🅐🅝🅖💃🆂🅾🅿🅰🅴⓪③❣️
mampir
Daisuke Jigen
Senang banget bisa menemukan karya bagus kayak gini, semangat terus thor 🌟
Paola Uchiha 🩸🔥✨
Ngakak guling-guling 😂
Gái đảm
Waw, nggak bisa berhenti baca!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!