Lily merupakan anak kedua dari tiga bersaudara di rumahnya. Kehidupannya berjalan lancar sebelum adiknya dilahirkan. Namun, setelah kehadiran adiknya, Lily terasa menjadi orang asing di rumahnya sendiri. Semakin lama, Lily semakin merasa dirinya tak terlihat seperti makhluk gaib yang berkeliaran.
Diam-diam Lily merencanakan untuk kabur dari rumahnya. Ia memutuskan mengasingkan diri pergi negeri orang tanpa ada yang tahu rencananya bahkan sahabatnya sendiri.
Bagaimana kelanjutannya? Apakah Lily akan menemukan rumah lain di sana? Ataukah ia akan kembali pulang? mari kita simak lanjutan ceritanya >>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MellaMar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Restu
Hari ini, beberapa bulan setelah pemberian restu dua keluarga, Lily membawa Yu-Seok dan Ju-Anh ke kampung halamannya. Tentu saja untuk meminta restu.
Dan benar saja, setelah perjuangannya keras di episode sebelumnya, Yu-Seok harus berusaha lebih ekstra dari sebelumnya. Keluarga Lily tidak menerimanya begitu saja, setelah tahu status Yu-Seok.
"Ju-Anh harus do'ain papa, biar berhasil jadiin mama Lily sebagai mamanya Ju-Anh". Ucap Yu-Seok.
Ju-Anh menatap ayahnya dengan mata yang besar. "mama mana?". Tanyanya.
"Mama sedang ada urusan sebentar". Jawabnya.
Sedangkan Lily tengah berdebat dengan keluarganya diruangan lain. Karena perbedaan bahasa, membuat Yu-Seok hanya terdiam mendengarkan meskipun tak faham.
"Lily, apa niat kamu membawa mereka?". Tanya Bu Tina ibunya Lily.
"Bu, Lily udah bilangkan sama ibu di telfon bulan lalu. Kalau ada yang suka sama Lily, tapi dia duda anak satu". Jelas Lily.
"Tapi ly, semua orang beranggapan kalau itu anakmu". Seru kakak Lily.
"Aku bisa membuktikan kepada mereka, kalau Ju-Anh bukan anak kandungku. Dia anak dari mendiang istri lamanya". Jelas Lily lagi.
"Apa mereka akan percaya begitu saja? Lihat usia Ju-Anh yang hampir sama dengan usia lamanya kamu tinggal disana". Timpal Bu Tina.
"Bu, aku disana baru dua tahun, sedangkan Ju-Anh usianya dua tahun dua bulan". Ucap Lily. "Masa iya aku download tuh anak. Gak mungkin!".
"Tapi Ly....".
"Lily udah jelasin dari jauh hari, ya bu. Lily capek kalau harus gini. Ibu jujur aja, ngasih restu atau engga?". Ucap Lily.
"Tapi gimana masa depan kamu?". Tanya Bu Tina.
"Ya jalani hidup, bu". Jawab Lily enteng.
"Aku takut kalau dia akan menyakitimu, Ly". Ucap kakak Lily.
Lily merasa kesal dan frustrasi dengan percakapan yang tidak berakhir-akhir. Ia merasa bahwa keluarganya tidak mempercayainya dan tidak mendukungnya.
Lily merasa bahwa keluarganya tidak mengerti situasinya. "Aku sudah dewasa, bu," kata Lily dengan suara yang sabar. "Aku bisa mengambil keputusan sendiri. Dan aku yakin bahwa Yu-Seok adalah orang yang baik."
Kakak Lily masih skeptis. "Tapi bagaimana dengan perbedaan kalian? Bagaimana kamu bisa menghadapi keluarganya yang berharta itu?"
Lily merasa kesal dengan pertanyaan itu. "Aku sudah bilang, aku bekerja sebelumnya, aku mendapat rezeki dari orang lain. Aku punya apartement cukup mewah disana. Dan aku sudah mempersiapkan itu dari jauh-jauh hari. Jika seandainya dia menyakitiku, aku akan menjauhinya dan pulang sendiri"
Bu Tina masih ragu-ragu. "Aku tidak tahu, Ly. Aku hanya ingin yang terbaik untukmu."
Lily merasa bahwa percakapan ini tidak akan pernah berakhir. Ia berdiri dan berkata, "Aku sudah cukup berbicara tentang ini. Aku akan melakukan apa yang aku pikir adalah yang terbaik untukku."
Lily keluar dari ruangan, meninggalkan keluarganya yang masih berdebat tentang keputusannya. Ia merasa bahwa ia harus mengambil keputusan sendiri dan tidak membiarkan orang lain mempengaruhi keputusannya.
"Mama...". Seru Ju-Anh berlari kepelukan Lily.
"Maaf kalian lama menunggu". Ucap Lily.
"Gimana?". Tanya Yu-Seok tak sabar menanti jawaban.
Lily menghela nafas berat. Lily memandang Ju-Anh dengan mata yang penuh kasih sayang. "Aku sudah berbicara dengan mereka, Ju-Anh,"
Ju-Anh memandang Lily dengan mata yang besar. "Apa yang mereka katakan, Mama?"
Lily menghela nafas berat lagi. "Mereka masih ragu-ragu tentang kita,"
Yu-Seok memandang Lily dengan mata yang penasaran. "Apa yang mereka katakan tentang aku?".
Lily memandang Yu-Seok dengan mata yang sabar. "Mereka khawatir tentang perbedaan kasta dan budaya kita,"
Ju-Anh memandang Yu-Seok dengan mata yang besar. "Apa itu mama?" serunya dengan suara yang bersemangat.
Lily memandang Ju-Anh dengan mata yang penuh kasih sayang. "Perbedaan itu adalah ketika keadaan suatu hal diantara kita tidak sama, seperti Ju-Anh laki-laki dan mama perempuan".
Ju-Anh mengangguk seolah faham semuanya.
"Apa yang akan terjadi sekarang?". Tanya Yu-Seok penasaran
Lily menghela nafas berat lagi. "Aku tidak tahu," katanya dengan suara yang sedih. "Tapi aku yakin bahwa kita akan menemukan caranya".
"Bisakah kamu menjelaskan semuanya pada mereka, bahwa sebagian besar hartaku sudah atas namamu?". Ucap Yu-Seok.
"Maksudmu?". Lily terkejut mendengarnya.
"Kamu tidak salah dengar, Lily".
"Kenapa kamu melakukan itu?". Lily geram dibuatnya.
"Karena aku mencintaimu".
"Kau membuat kepalaku bertambah sakit". Ucap Lily.
"Aku tahu, mereka takut kalau aku akan mencampakkanmu karena kita berbeda kasta?". Tanya Yu-Seok.
"Tepat sekali". Jawab Lily.
"Ini lebih berat dari yang aku duga". Keluh Yu-Seok.
...
Keesokan harinya, Yu-Seok mencoba berinteraksi dengan keluarga Lily, dengan bantuan translator pada ponselnya.
Yu-Seok menjelaskan semuanya dari awal sampai sekarang, kejadian pertemuannya dengan Lily. Sampai dimana Yu-Seok mencantumkan Lily sebagai pemilik sebagian asetnya.
Keluarga Lily terkejut mendengar penjelasan Yu-Seok tentang hubungan mereka dengan Lily dan bagaimana Ju-Anh memanggil Lily dengan sebutan 'mama'. Yu-Seok menjelaskan bahwa dia ingin melindungi Lily dan Ju-Anh dari apapun sekuat tenaga
Kakak Lily, yang sebelumnya skeptis tentang hubungan Lily dengan Yu-Seok, sekarang mulai memahami situasi mereka. "Aku minta maaf jika kami tidak mendukung kalian sebelumnya,"
"Aku tahu kalian khawatir tentang kami, tapi aku ingin kalian tahu bahwa aku bahagia dengan Yu-Seok dan Ju-Anh."
Keluarga Lily mulai memahami dan menerima hubungan Lily dengan Yu-Seok.
Setelah percakapan yang panjang, keluarga Lily akhirnya menerima Yu-Seok dan Ju-Anh sebagai bagian dari keluarga mereka. Mereka bahkan mulai merencanakan pertemuan keluarga besar untuk memperkenalkan Yu-Seok dan Ju-Anh kepada seluruh keluarga.
Lily memandang Yu-Seok dengan mata yang bahagia. "Aku senang kami bisa menemukan titik tengah hal ini,"
"Aku juga, Lily. Aku ingin kami bisa hidup bahagia bersama.". Jawab Yu-Seok.
"mama..". Panggil Ju-Anh.
"Ju-Anh, mama ingin memperkenalkanmu dengan mereka". Ucap Lily mengajak Ju-Anh bersalaman satu-persatu keluarganya.
...
"Setelah ini, kita hanya tinggal mempertemukan keluarga Park, Lim dan keluargamu". Ucap Yu-Seok.
"Apa kamu yakin mereka akan menerima keluargaku?". Lirih Lily.
"Hei, yang menjalani hubungan itu kita. Bukan mereka. Jangan pedulikan hal itu, yang terpenting restu sudah bersama kita dari segala sisi". Jelas Yu-Seok menenangkan.
Lily tanpa sadar meneteskan air matanya.
"Ada apa?". Yu-Seok khawatir.
"Haruskah kita sejauh ini?". Ucap Lily.
"Apa sekarang kamu mau mengusirku dan Ju-Anhdari sini, Lily?". Ucap Yu-Seok bercanda.
"Kau yang gila!".
Lalu mereka tertawa bersama. "Zack, apa kau bisa melampauiku?". Ucap Yu-Seok tiba-tiba.
...
kisah cerita nya bagus banget,dan jalan ceritanya juga bagus.tapi penyusunan peristiwa nya tidak terlalu jelas🙏
tapi saya suka kok🥰
buat Yu Seok belum ya😁
karna saya TKW sama dgn Lily..
innsyaa Allah lama2 kita akan menjalin ikatan emosional dan jalinan kasih dgn Sang anak.
saya mampir nih..
cerita TKW.sama Lily saya pun TKW.