disaat semua orang berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik dan yang terkuat
hanya Kim Yoon seo yang sama sekali tidak tertarik terhadap hal itu.
yang dia inginkan hanya jawaban untuk setiap pertanyaan di kepalanya.
namun, setiap kali dia mencoba mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu, yang dia temui Hanya kebingungan dan kebuntuan.
Semakin lama dia mencari, semakin kabur pula antara apa yang dia anggap kenyataan dan ilusi.
Jadi... akankah dia dapat menemukan cara untuk kembali ke dunianya yang dia anggap asli?
Atau....
Akankah dia menerima kenyataan bahwa dunia yang di tempatinya sekarang ini bukanlah ilusi melainkan kenyataan yang ada?
update setiap hari rabu & jum'at ☆(ノ◕ヮ◕)ノ*
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nayla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22
Chapter 22: like the calm before the storm
Yoon Seo menatap layar ponselnya dengan ekspresi ragu. Ia bisa membayangkan wajah Naya yang penuh semangat sambil mengetik pesan itu. Bahkan emotikon yang digunakan terasa seperti ejekan halus.
“Teman lama, ya?” gumamnya pelan.
'Aku tidak menyangka, orang seperti dirinya mempunyai seorang teman lama. Tapi apa dia selalu seperti ini?? Setiap mengirim pesan selalu menggunakan emoji yang membuat nya terkesan sok imut.' Batin Yoon Seo.
Eunwoo yang sudah selesai menyusun bahan makanan di dapur berjalan mendekat dan duduk di sebelahnya di sofa. “Kenapa ekspresimu begitu aneh? Kau seperti baru saja mendapat undangan ke pesta yang tidak ingin kau hadiri.”
Yoon Seo meliriknya sekilas sebelum melemparkan ponselnya ke meja. “Karena aku memang merasa begitu.”
Eunwoo tertawa kecil. “Santai saja. Siapa pun orang yang dibawa Naya, paling tidak, kita tahu dia bukan orang sembarangan.”
Yoon Seo mendesah pelan. “Justru itu yang membuatku khawatir.”
"Sudahlah, jangan pikirkan lagi, itu hanya akan membebani pikiranmu. Aku tidak ingin wujud vampir ku muncul hanya karena kau memuntahkan darahmu atau hanya sekedar mimisan. "Ucap eunwoo yang membuat Yoon Seo mendesah pelan.
Eunwoo menepuk pelan pundaknya dan tersenyum. “Daripada memikirkan hal yang belum pasti, bagaimana kalau kita memasak sesuatu? Aku bisa membuat pasta, dan kau bisa membantuku menyiapkan bahannya.”
Yoon Seo menatapnya malas. “Aku tidak tertarik.”
“Tapi kau tetap akan membantu, kan?” Eunwoo bangkit dari sofa dan menarik pergelangan tangannya, memaksanya ikut berdiri.
Yoon Seo mendengus, tapi akhirnya menyerah. “Baiklah, tapi aku hanya memotong bahan, bukan memasak.”
“Setuju.” Eunwoo tertawa kecil sebelum berjalan menuju dapur, diikuti Yoon Seo yang masih tampak enggan.
2 jam kemudian~
Yoon Seo duduk santai di sofa sambil memakan beberapa snack yang telah dibeli tadi. Disebelahnya ada cha eunwoo yang sedang mencari film untuk di tonton bersama.
Di tengah semua hal itu, Pesan dari Naya yang disertai emot yang terlihat menyebalkan, tiba-tiba muncul di jendela notifikasi handphonenya Yoon Seo.
[Naya: Aku di depan. Bukakan pintunya, wahai babu ku (ノ◕ヮ◕)ノ*:・゚✧]
Melihat pesan itu kim Yoon Seo memijat pelipisnya. “Kenapa dia seperti ini…”
Dia kemudian menatap cha eunwoo.
Eunwoo yang sadar tengah ditatap, balik menatap nya. "Ada apa? " Tanyanya dengan bingung.
Yoon Seo tidak langsung menjawab. Ia malah kembali mengunyah camilannya dengan malas sebelum melirik ke arah pintu dan menjawab, “naya sudah ada di depan. Sana kau bukakan pintu untuk nya.” katanya sambil menunjuk pintu dengan dagunya.
"Kenapa aku?"
"Karena aku yang bilang," jawab Yoon Seo santai, lalu kembali fokus ke snack-nya.
Eunwoo menatap Yoon Seo dengan ekspresi tidak percaya. “Jadi aku hanya pesuruh di sini?”
Yoon Seo mengangkat bahu tanpa dosa. “Anggap saja begitu.”
Eunwoo mendesah, lalu bangkit dengan malas. Namun, baru beberapa langkah menuju pintu, ia tiba-tiba berhenti dan menoleh ke belakang. “Tunggu, kenapa aku harus menuruti perintahmu?”
Yoon Seo meliriknya sebentar sebelum kembali fokus pada snack-nya. “Karena aku yang lebih dulu menyuruhmu.”
Eunwoo mendecak kesal. “Menakjubkan. Aku benar-benar tidak mengerti kenapa aku masih di sini.”
Namun, bukannya melangkah lagi, ia justru kembali ke sofa dan duduk dengan santai. “Kau yang lebih dekat dengan pintu, kau saja yang membukanya.”
Yoon Seo menoleh dengan tajam. “mana bisa begitu!”
“bisa saja, karena Aku menggunakan logikaku.” Eunwoo menyilangkan tangan di dada, menatapnya penuh kemenangan.
Yoon Seo menatapnya beberapa detik sebelum akhirnya menghela napas panjang. Ia tahu jika dibiarkan, Eunwoo bisa bersikeras sampai subuh.
“Dasar menyebalkan,” gerutunya sambil meletakkan snack-nya di meja dan bangkit dari sofa.
Dengan begitu, Yoon Seo segera bangkit dari sofa dan segera berjalan ke arah pintu, di susul oleh cha eunwoo dibelakangnya.
"Kenapa kau ikut? " Tanya Yoon Seo sambil berbalik untuk menatap eunwoo yang sekarang hanya 2 langkah di belakang nya.
Eunwoo yang ditanyai hanya mengangkat bahunya. "Yah, aku hanya jaga-jaga, jikalau yang datang itu adalah stalker yang tadi di mall dan kau diculik. Aku tidak bisa membendung amarah anggota keluarga mu, jika kau diculik. " Jelasnya.
Mendengar penjelasan yang panjang lebar itu, Yoon Seo memutar matanya. "Terserah kau saja. " Balasnya, sebelum berbalik dan membuka pintu.
Saat pintu terbuka, Yoon Seo berdiri di ambang pintu dengan ekspresi datar, dan sedikit terlihat kesal di tatapan nya karena perdebatan nya tadi. Di belakangnya, Eunwoo bersandar pada dinding dengan tangan terlipat di dada.
"Naya," sapa Yoon Seo, lalu tatapannya beralih ke Hellena. "Dan... kau?"
Hellena tersenyum tipis. "Hellena. Atau aku lebih dikenal sebagai Hellash."
Yoon Seo menegang seketika. Nama itu bukanlah nama yang asing baginya. Hellash—salah satu dari dua orang yang berhasil menyelesaikan Tower of Trials, seseorang yang keberadaannya menjadi misteri selama tiga tahun terakhir.
'Yang benar saja? Ketika orang lain sangat sulit untuk menemukan identitas kedua orang ini, aku dengan mudahnya dapat mengetahui nya... Wahh... '
Eunwoo menatap nya seolah-olah mencari tahu apakah dia berbohong atau tidak. namun ketika dia tidak melihat sedikit pun kebohongan, ia kemudian tersenyum. "Jadi kau Hellash? Aku tidak menyangka bisa bertemu langsung. Sungguh kehormatan bagiku untuk menemui seseorang yang bahkan masuk ke kategori orang yang paling dicari."
"Aku juga tidak menyangka akan datang ke sini. ini semua karena teman lamaku tercinta yang memaksaku," jawab Hellena dengan nada bercanda.
Naya mendengus. "Aku tidak memaksamu. Kau sendiri yang bilang ingin membantuku."
Yoon Seo masih menatap Hellena dengan sedikit ragu, lalu akhirnya memberi jalan. "Masuklah."
Mereka berdua melangkah masuk, dan suasana hening sejenak ketika Hellena mengamati sekeliling ruangan. "Tempat yang nyaman."
"Terima kasih," sahut Yoon Seo singkat.
Naya kemudian duduk di sofa dengan santai. "Ah, akhirnya aku bisa istirahat. Hari ini sungguh melelahkan sekali."
Yoon Seo menaikkan alisnya. "Kau ke mana saja?"
Naya tersenyum misterius. "Ah, hanya sedikit urusan. Tidak penting."
Yoon Seo mendecak, tapi tidak mendesak lebih jauh. Lagipula, ia sudah terbiasa dengan sifat misterius Naya sejak seminggu terakhir ini.
Hellena, yang masih berdiri, akhirnya ikut duduk di kursi seberang mereka. Ia menatap Yoon Seo sejenak, sebelum bertanya, "Jadi, kau tinggal di sini sendirian?"
Yoon Seo mengangguk. "Ya, dan aku juga baru pindah kesini." Kim Yoon Seo kemudian melirik cha eunwoo dan Naya. "Lagian, aku juga tidak akan sering sendirian, karena 2 anomali ini terlihat akan sering mengganggu ku. "
Hellena mengangguk mengerti, sementara Eunwoo tertawa kecil. "tapi kau tidak keberatan, kan?" Ucapnya yang membuat Kim Yoon Seo menghela napas pasrah.
Mereka menghabiskan waktu dengan berbincang santai, membahas berbagai hal ringan seperti makanan, tempat menarik di kota, dan hal-hal sepele lainnya.
Pada awalnya Hellena lebih banyak mendengarkan, sesekali menimpali pembicaraan dengan komentar singkat. Meski baru pertama kali bertemu, Yoon Seo bisa merasakan bahwa Hellena bukan orang yang suka berbicara panjang lebar tanpa alasan.
Dan tebakannya benar. Semakin lama mereka berbicara, hellena semakin sering berbicara hal yang tidak jelas, yang membuat mereka tertawa.
Ketika waktu semakin malam, Yoon Seo mulai menguap. "Aku pergi tidur dulu," katanya sambil meregangkan tubuh.
Naya mengangguk. "Tidurlah. Kami juga sebentar lagi akan masuk kamar."
Eunwoo ikut berdiri. "Aku juga ke kamar. Jangan ribut. aku butuh tidur nyenyak malam ini."
"Dasar, kau ini terdengar seperti kakek-kakek," cibir Naya.
Eunwoo hanya mendengus sebelum pergi ke kamarnya. Yoon Seo juga segera masuk ke kamar dan menutup pintunya.
Begitu keadaan benar-benar sepi, Naya mengubah ekspresinya menjadi lebih serius. Ia menoleh ke Hellena, lalu ke Eunwoo yang diam-diam keluar kembali setelah memastikan Yoon Seo sudah tertidur.
"Baiklah," kata Naya dengan suara lebih rendah. "Sekarang kita bisa bicara tentang yang sebenarnya."
To be continued~