Syifana Khoirunnisa yang biasa di sapa Syifa, harus menelen kekecewaan saat mengetahui rahasia suaminya yang tidak ingin menyentuhnya.
Di usia pernikahan yang menginjak Minggu ke empat, Syifa memutuskan untuk bercerai. Bahkan meninggalkan kota kelahirannya demi melupakan kegagalan rumah tangganya juga mantan suaminya yang sebenarnya sudah ada di hatinya.
Hingga ia harus kembali ke kota itu setelah tujuh tahun berlalu dengan sudah ada banyak perubahan pada kehidupannya.
Apa yang terjadi jika ia kembali bertemu mantan suaminya di saat ia sudah memiliki calon suami. Lalu apa yang akan terjadi saat ada laki-laki yang dengan berani menyatakan cintanya bahkan mengejar cinta Syifa tanpa lelah.
Kemana hati Syifa akan berlabuh? Siapa pemilik hati Syifa?
Happy Reading
IG: sasaalkhansa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PH 7 Cucu Pemilik Yayasan
Pemilik Hati (7)
" Menikah? Tidak aku sangka aku akan kembali menikah" Ucap Syifa tersenyum.
" Ma, ini Bunda mau bicara," Reza memberikan ponselnya kepada Syifa.
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
David menyeringai melihat laporan dari Rangga.
" Mantan suaminya juga ingin kembali padanya?," David menggelengkan kepalanya.
" Ya, menyesal mungkin." jawab Rangga acuh.
Rangga tak peduli pada dua orang yang menjadi Rival cinta sang bos. Yang ia peduli uang bonus sudah masuk ke rekeningnya.
" Sepertinya kamu beruntung, Andra aslinya bukan laki-laki baik. Tapi, image yang ia bangun di hadapan Syifa membuatnya tanpa cela." jelas Rangga yang membuat David manggut-manggut.
" Dasar laki-laki, untuk senang-senang, ia mencari perempuan yang gampang_an. Untuk di jadikan istri, ia mencari yang berkualitas." Rangga menanggapi laporan tentang Andra.
" Dia juga ternyata bekerja sama dengan perusahaan ini. Sebelum kamu memegangnya."
" Soal perempuan yang di manfaatkan Andra...,"
" Ada uang laporan datang." Rangga tersenyum menyebalkan. Benar-benar berfikir selangkah kedepan. Tak ingin terus bekerja lembur untuk mencari informasi.
Bagaimana pun ia harus profesional. Jam kerja, ia gunakan untuk bekerja di perusahaan sesuai jabatannya. Sementara tugas dari David yang tidak ada sangkut pautnya dengan perusahaan, ia kerjakan di luar itu. Kerjaan sampingan yang menguntungkan.
" Asisten matre.." Ucap David sambil mentransfer sejumlah uang.
" Ralat. Realistis," Sambil senyum-senyum karena uang transferan sudah masuk.
" Ini..." Map yang ada di paling bawah dari map-map berisi berkas yang harus di tanda tangani David di letakkan di atas meja.
" Ck...Ck...Ck... Benar-benar..." David tidak menyangka kalau laporan tentang perempuan itu sudah ada di hadapannya. Bahkan di letakkan Rangga di bawah berkas. Berarti semalam ia sudah mempersiapkan semuanya.
Rangga yang tidak peduli segera keluar ruangan untuk mengerjakan pekerjaannya yang lain.
" Tapi, dia memang bisa di andalkan." Gumam David membuka lembar demi lembar laporan tentang perempuan bernama Erika.
...******...
" Bu Syifa apa kabar? Sudah lama tidak bertemu. Tahu-tahu malah mau nikah." seru Zoya yang sudah mengenal Syifa sebelum di berikan tanggung jawab memegang sekolah yang baru di buka.
Gosip mengenai kabar akan menikahnya Syifa memang sudah tersebar di kalangan guru dan staf sekolah. Entah siapa yang menyebarkannya. Syifa sendiri masih bungkam.
Mungkin mereka yang melihat Andra selalu menemui Syifa memiliki pandangannya sendiri. Apalagi saat di luar pulau, Andra memang terang-terangan menunjukkan keinginannya untuk menikahi Syifa. Sehingga guru dan staf tahu jika keduanya bahkan sudah terikat tinggal menunggu hari H.
" Alhamdulillah. Mohon do'anya saja."
"Aamiin"
Sementara di sudut ruangan, di salah satu meja guru, seorang perempuan mengepalkan tangannya. Merasa tidak terima.
"Maaf ya Bu Zoya, mau angkat telpon dulu." izin Syifa mengakhiri pembicaraan.
" Ok. Saya permisi mau mengecek tugas anak-anak." Zoya pergi dari meja Syifa. Ia memang sengaja menghampiri Syifa ke mejanya.
📱"Assalamu'alaikum. "
📲 " Wa'alaikumussalam. Sudah makan siang?,"
📱" Alhamdulillah. Mas sudah makan siang?," Syifa balik bertanya.
📲 " Ini sedang menunggu pesanan." Diam sejenak. Maaf, untuk sore ini, kita tidak jadi fitting baju. Mendadak ada meeting."
📱" Oh soal itu, tidak apa-apa. Aku juga ada rapat mendadak dengan kepala sekolah yang baru. Jadi aku juga tidak bisa kalau fitting baju sore ini."
📲 " Nanti kita bicarakan lagi kapan bisanya. Aku tutup dulu telponnya. Makanannya sudah datang." Jelas Andra
Ia menutup telponnya setelah mengucapkan salam.
" Calon istrimu?," tanya seorang perempuan yang duduk di hadapan Andra.
" Ya."
" Jadi, kamu meninggalkanku karena sudah akan menikah? Dengan orang lain?," kesal perempuan yang menjalin hubungan dengan Andra beberapa bulan ini. Hubungan yang entah di sebut apa. Karena tidak pernah ada kata pacaran.
" Ya. Lagi pula kita cuma senang-senang. Juga tidak terikat hubungan apapun.," jawab Andra tenang sambil memakan makanannya.
" Kamu jahat, Ndra." Air mata mulai menetes dari sudut mata Chika.
" Jangan merasa jadi korban. Kamu sendiri yang menawarkan diri agar kerjasama yang kau tawarkan aku setujui." Andra tak bergeming sekalipun Chika mulai menangis.
Ya, keduanya terlibat hubungan karena adanya kerjasamanya antar dua perusahaan. Ayahnya menjadikan Chika tawaran, seperti yang biasa sang ayah lakukan pada para pengusaha besar agar kerjasamanya berjalan lancar.
" Aku pikir hubungan kita bisa lebih dari ini..." lirih Chika.
Ia awalnya berpikir mungkin ini terakhir kalinya ia melakukan sesuatu yang tidak ia sukai. Berpikir laki-laki di depannya adalah pria baik dari perlakuannya yang lembut berbeda dengan yang lainnya.
Tanpa ia sadari, laki-laki baik tidak mungkin mau melakukan hal lebih pada perempuan yang bukan istrinya.
" Jangan bercanda. Mana mungkin aku mau menikahi perempuan yang bahkan sudah memberikan mahkotanya pada pria lain dan entah dengan siapa saja kamu melakukannya." kata-kata tajam yang melukai hati Chika. Sekalipun tidak ada yang salah dengan ucapannya.
" Jangan pernah berpikir melakukan hal nekad untuk menghancurkan rencana pernikahanku jika ingin kerjasama ini tetap berjalan," ancam Andra.
...******...
Sementara itu, Farhan baru selesai meeting di luar bersama sekretarisnya, Wilona.
" Kita mampir makan siang dulu di rumah." Farhan berbicara sambil menyetir.
" Baik, pak." jawab Hana patuh. Atasannya ini memang selalu menyempatkan waktu makan siang di rumah jika mereka baru selesai melakukan urusan yang lokasinya berada dekat rumah atasannya.
Mereka pun sampai di rumah Bu Laila.
" Makan yang banyak, Hana. Tidak perlu sungkan." Ucap Bu Laila ramah.
Sering berkunjung ke rumah membuatnya cukup tahu siapa dan seperti apa perempuan di depannya ini.
" Terimakasih, Bu."
Bu Laila melihat Hana. Merasa gadis di depannya cukup baik untuk anaknya. Namun, kali ini ia tidak ingin menjodohkan seperti yang telah lalu. Hanya bisa berdoa semoga anaknya sadar bahwa ada perempuan lain yang juga baik dan cocok untuk di jadikan istri.
Bu Laila melihat ke arah Farhan yang nampak acuh akan keberadaan Hana. Ia hanya sibuk memperhatikan anaknya. Sesekali meletakkan lauk pauk ke atas piring sang anak.
...******...
Menjelang sore, ruangan yang akan di jadikan tempat rapat mulai di penuhi para guru.
" Kepala sekolah yang baru belum datang juga?," bisik seorang guru sambil melihat jam di dinding dimana beberapa menit lagi sudah waktunya untuk rapat.
" Sepertinya begitu. Mungkin terlambat. Yang aku dengar dia juga mengurus perusahaan keluarganya. Katanya hanya jadi kepala sekolah sementara sampai menemukan kandidat yang pas." jelas guru di sebelahnya.
" Iya, katanya cucu yang punya yayasan."
Syifa yang ada di depan kedua guru tersebut pun bisa mendengar obrolan keduanya.
" Cucu yang punya yayasan?," gumam Syifa pelan. Sedikit banyak Syifa tahu dan mengenal pemilik yayasan. Namun, ia tidak tahu siapa yang akan mengambil tanggung jawab menjadi kepala sekolah sementara setelah Pak Hasan pensiun.
Tak... Tak .. Tak ..
Terdengar langkah kaki dari luar ruangan yang membuat semua mata menuju ke arah pintu.
Hingga seorang laki-laki yang pernah Syifa temui masuk diikuti laki-laki lain di belakangnya.
Jangan-jangan.... Batin Syifa tak percaya.
"Assalamu'alaikum."
" Wa'alaikumussalam."
" Maaf sedikit terlambat. Kita bisa mulai rapatnya sekarang." Laki-laki yang tidak lain adalah David tersenyum ke arah Syifa.
TBC
👍❤❤❤
favorit
👍❤