seorang istri yang bersabar selama dua tahun menunggu suaminya berubah tapi malah berulah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fatimah Afath ( arasimah ), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Draft
Raka selalu menghormati karyawannya dengan baik. Selama karyawannya menghormatinya maka Raka akan menghormatinya.
Raka mengerjakan laporan yang sudah disediakan oleh asistennya diatas meja. Raka tinggal mengecek saja dan menanda tanganinya saja. setelah Raka masuk ke dalam ruangan Assiten Raka yang bernama Moldi adalah seorang laki - laki yang tidak kalah tampan dari Raka. Dengan potongan cepak badan tegap tinggi dan berkulit sawo matang.
Moldi menjelaskan bahwa tumpukan bagian kanan itu tinggal ditanda tangani dan tumpukan bagian kiri masih harus ditinjau ulang.
Raka pun mengerti menyuruh Moldi untuk kembali. Moldi kembali lagi ketempat duduknya. Raka kembali lagi mengambil map yang ingin ditanda tangani dibaca ulang lagi. Barulah ditanda tangani oleh Raka.
Setiap map Raka baca hingga selesai yang harus ditanda tangani sudah ditanda tangani semua. Tinggal map yang harus di tinjau ulang.
Setelah selesai mengerjakan pekerjaanya Raka mengerjakan file - file yang lain. Selama lebih dari empat jam Raka mengerjakan pekerjaannya tanpa istirahat .
Santi di bangunkan oleh Surti untuk makan siang dan minum obat. Santi pun segera bangun memakan makannya lalu melaksanakan sholat barulah minum obat. Pak Parman yang sedang duduk di bangku depan di datangi oleh tetangga untuk bertanya tentang kasusnya pak Parman besok akan diantar oleh siapa.
Maka Parman menjawab jika dirinya akan naik angkot dengan warga yang akan ikut. Tetangga itu meminta maaf karena tidak dapat ikut serta karena hari ini ada undangan pernikahan saudara makanya mau pulang kampung.
Pak Parman pun memakluminya lagi juga kalau semua warga ikut semua maka angkotnya tidak akan muat. Tetangga izin pamit pulang untuk beberes rumahnya. Parman mu mengizinkan untuk meninggalkannya sendiri.
Pak Parman sedang akan berfikir besok akan menghadapi sidang pertamannya. Sedangkan Santi masih sakit, Santi yang mendengar keluhan ayahnya berkata," tidak apa pak saya sudah mendingan dan aka menemani bapak kepengadilan."
Parman bertanya kepada Santi apakah santi sudah baik - baik saja. Jawab Santi masih sama Sudah sehat. Pak Parman pun mengizinkan Santi ikut karena takut meninggalkan Santi sendiran di rumah mala akan kepikiran.
Santi memang sudah merasa enakan sejak pulang dari berobat. Sehingga Santi kini sudah terlihat lebih segar setelah dapat obat dari dokter.
Santi pun izin pamit kebelakang untuk membantu ibu angkatnya beberes rumah. Namun ditolak oleh Surti karena Santi baru pulih dari sakitnya.
Santi hanya merasa meringis saja karena benar adanya ibunya berkata demikian. Santi baru pulih tapi belum sepenuhnya pulih karena badan Santi masih suka terasa lemah. Santi tidak ingin kedua orang tua angkatnya menjadi terlalu memikirkannya.
Santi akhirnya duduk kembali saja karena diperbolehkan membantu bebersih. Mau tak mau Santi kembali kekamarnya untuk beristirahat. Agar tidak lemas kembali setelah sakit.
Surti yang sedang bebersih didapur merasa kasihan terhadap Santi namun lebih kasihan jika Santi sampai sakit lagi. Makannya kedua orang tua angkat Santi tidak ingin lagi Santi sampai sakit lagi. Karena sekarang Santi adalah tanggung jawab mereka.
Santi mencoba memejamkan matanya kembali sambil berbaring di tempat tidur. Namun matanya juga belum terpejam juga. Santi mencoba lagi agar bisa terpejam lagi agar bisa sehat kembali.
Santi akhirnya tertidur juga di kamarnya. Karena Santi hari ini masih tidak bekerja maka Santi lebih baik memilih tidur saja
